BTP – Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok dikenal sebagai sosok yang tegas dan tanpa kompromi. Dengan kepribadiannya itulah, membuat mantan Gubernur DKI Jakarta ini banyak disegani oleh orang.
Namun, di balik sikap tegasnya itu ternyata Ahok juga merupakan sosok yang bersahabat. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu teman dekatnya, Butet Kartaredjasa. Saking akrabnya, Butet bahkan pernah membagikan potret saat ia digendong oleh Ahok.
Tak hanya itu, melalui channel Youtubenya, Butet juga membeberkan mengenai arti nama dari teman dekatnya itu yang dikatakan memiliki makna sangat sakral. Lantas, apa arti nama asli Ahok? Berikut ulasannya:
Butet Teman Dekat Ahok
Sebelumnya, Butet Kertaredjasa sempat membagikan potret dirinya yang tengah digendong oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Butet sendiri diketahui merupakan salah satu teman dekat Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu.
“DIGENDONG KOMISARIS. Dulu semasa dia jadi Wagub, saya digendong. Sekarang, setelah dia sempat jadi pertapa di Mako Brimob dan jadi komisaris Pertamina, dia menggendong saya lagi,” tulis Butet Kertaredjasa dalam akun Instagram @masbutet.
Potret Butet Digendong Ahok
Dalam unggahan tersebut, terlihat potret Ahok saat menggendong Butet Kertaredjasa. Ahok dan Butet tampak tertawa dan menikmati momen kebersamaan mereka.
Butet Ungkap Arti Nama Ahok yang Sakral
Dalam video di kanal Youtube pribadinya, dengan judul ‘BUTET NGGRUNDEL – AWAS, NAMAMU JUGA BERTUAH!!!‘ Butet membahas menganai arti nama dari tokoh-tokoh yang ada di Indonesia, salah satunya ialah Basuki Tjahaja Purnama.
Dalam videonya, ia mengatakan jika nama asli Ahok itu memiliki arti mendalam yang cukup sakral.
“Nah begitupun kalau orang punya nama Basuki Tjahaja Purnama, artinya itu sakral banget. Orang yang sukses dan berani membawa cahaya di dalam kegelapan menerangi dunia seperti sinar bulan purnama,” kata Butet.
Nama Bisa Mencerminkan Diri Seseorang
Seperti sebuah doa yang diharapkan oleh orang tua yang memberikan nama, Butet mengatakan jika nama tersebut juga bisa dijadikan cerminan diri seseorang.
“Jadi akhirnya benar-benar kepercayaan, perilaku, dan prestasi orang-orang itu yang akan menghadirkan makna yang disandangnya. Kuat enggak menyanding nama yang diharapkan yang dihadiahkan oleh orang tua kita,” tutur Butet. [Merdeka.com]
