BTP – Kepergian Sabam Sirait pada 29 September 2021 lalu masih meninggalkan kenangan bagi keluarga dan juga kolega dekat.
Lebih-lebih pada 13 Oktober adalah juga kelahiran politikus kawakan kelahiran tahun 1936 di Tanjung Balai, Sumatera Utara itu.
Karena itu, keluarga dan kolega dekat kembali mendatangi makam Sabam Sirait di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Mereka melakukan ziarah, bersama dengan istri tercinta Sabam Sirait, dr Sondang Sidabutar.
Dalam kesempatan ini, dr Sondang menceritakan kembali awal pertemuan dengan mendiang Sabam, dalam sebuah acara Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Kebetulan, keduanya adalah aktivis GMKI di era Presiden Soekarno itu.
Sondang Sidabutar, yang sebentar lagi menginjak usia ke-80 tahun, berterima kasih kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia yang terus mendoakan Sabam.
“Begitu banyak orang mendoakan kami. Tolong sampaikan terimakasih saya kepada semua rakyat Indonesia yang begitu baik. Mereka datang dan memberikan doa dari jauh untuk suami saya dan keluarga kami,” ucap dr Sondang.
Hadir pula dalam ziarah ini putra-putri dr Sondang.
Ada politikus Maruarar Sirait yang merupakan anak pertama, Batara Sirait, Johan Sirait dan Mira Sirait yang merupakan istri dari politikus Putera Nababan.
Tak ketinggalan semua cucu Ibu Sondang dan Sabam Sirait.
Maruarar Sirait tak banyak bicara, dan terlihat masih dalam kondisi kurang sehat.
Ara, demikian ia disapa, lebih banyak diam menunduk, sementara tangannya selalu berpegangan dengan putrinya, Amaris Sirait.
Pihak keluarga banyak diwakili oleh Batara Sirait dan Johan Sirait.
Dalam kesempatan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan ia sangat mengagumi mendiang Sabam Sirait.
Ia juga lebih mengangumi sosok Ibu Sondang, yang mendampingi terus Sabam Sirait, yang tentu saja dalam kehidupannya mendapat banyak tekanan.
“Tidak mudah lho zaman itu. Menjadi politikus yang berbeda dengan kekuasaan. Saya kagum dengan ibu Sondang,” kata Ahok, demikian Basuki disapa.
Mula-mula, Ahok lebih dulu kenal dengan Maruarar Sirait.
Kemudian ia mengenal mendiang Sabam dan banyak belajar soal politik kepadanya.
Bagi Ahok, Sabam adalah sosok politikus yang mau dan rela berjuang untuk orang-orang miskin yang membutuhkan pertolongan.
“Ia berdiri tegak untuk kebenaran, keadilan, kemanusiaan, tanpa berhitung untung dan rugi. Pak Sabam adalah anugerah Tuhan untuk Indonesia,” ungkap Ahok.
Bagi Ahok, Sabam Sirait adalah seorang tokoh pejuang yang konsisten dan siap berkorban apapun untuk bangsa dan negara ini, dengan berbagai kesulitan dan dengan segala ancaman.
“Beliau sangat dihormati, baik kawan maupun lawan. Dan beliau, betul-betul memiliki hikmat Tuhan untuk paham menimbang perkara dan paham menghadapi persoalan pelik,” ujar Ahok.
Hal senada disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H Laoly yang juga hadir dalam ziarah.
Bagi Laoly, Sabam adalah sahabat, senior sekaligus guru politik. Ia kenal Sabam saat masih mahasiswa di Sumatera Utara, sementara Sabam sudah dikenal sebagai politikus dengan orasi yang memukau.
“Karena Pak Sabam dan Pak Taufiq Kiemas, saya masuk PDI. Selain itu juga karena keyakinan ideologis yang sesuai yang berpihak pada orang-orang miskin,” ungkap Laoly.
Sepulang studi doktoral di Amerika Serikat, dan setelah era Reformasi, Sabam juga yang mendorong dirinya untuk masuk Jakarta dan menjadi anggota DPR RI. Sabam pun ikut membantu dengan memaksimalkan jaringan.
“Bang Sabam adalah sosok yang sangat militan namun sederhana. Berpegang teguh pada prinsip, kokoh namun lentur dalam bersikap,” kenang Yasonna. [Tribunnews.com]