BTP – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membeberkan strategi agar perseroan tetap bisa mencetak untung melampaui US$ 1 miliar pada tahun ini. Di antaranya, perusahaan minyak negara akan meningkatkan produksi kilangnya.
“Rokan (Blok Rokan) saat ini bisa terapkan cEOR (chemical enhanced oil recovery) karena harganya minyak mentah sudah di atas US$ 80 per barel. Mungkin praktiknya 2 miliar barel yang bisa diangkat,” ujar Ahok saat dihubungi melalui pesan pendek, Jumat, 1 April 2022.
Selain mendorong peningkatan lifting minyak, perseroan bakal melakukan optimalisasi biaya. Ahok memperkirakan tahun ini ongkos perusahaan dapat ditekan mencapai US$ 600 juta dari hasil berbagai penghematan.
“Tahun lalu (penghematan) sudah mencapai US$ 2,2 miliar. Tahun ini tidak banyak biaya lagi yang bisa dipotong. Itu saran Dewan Komisaris,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Pertamina menghadapi tantangan lantaran eskalasi harga minyak dunia yang melonjak di atas US$ 100 per barel. Per hari ini, Pertamina telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi RON 92 seharga Rp 12.500 atau meningkat Rp 3.500 dari sebelumnya Rp 9.000. Namun harga Pertamax ini masih di bawah harga keekonomian.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 April 2022 berpotensi naik menjadi Rp 16 ribu per. Sedangkan sebelumnya, harga keekonomian sebesar Rp 14.526 per liter.
Penjabat sementara Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan Pertamina mempertimbangkan daya beli masyarakat. “Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat,” ujar Irto dalam keterangannya, Kamis malam.
Irto mengatakan Pertamina Patra Niaga mesti menekan beban keuangan agar komitmen penyediaan dan penyaluran BBM kepada seluruh masyarakat terjaga. Di samping menyesuaikan harga BBM, Pertamina melakukan efisiensi ketat di seluruh lini operasi. [Tempo.co]