Pak Ahok Tak Ingin Warga Jakarta Berutang karena Sakit

9
255
Ahok.Org – Kesehatan menjadi salah satu aspek penting yang akan menjadi program kerja gubernur dan wakil gubernur baru Jakarta. Mengusung kartu Jakarta sehat, Basuki Tjahaja Purnama berharap hal ini dapat menjadi solusi terbaik bagi warga ibu kota.

Sebagai ibu kota negara Indonesia, warga Jakarta belum memiliki jaminan kesehatan yang memadai. Keberadaan kartu Gakin dianggap tak terlalu membantu, apalagi dengan syarat dan ketentuan yang berbelit-belit. Mendapat pengobatan gratis pun hanya bisa dirasakan oleh golongan yang dianggap miskin saja. Sedangkan bagi warga yang menurut standar pemerintah tidak miskin, tak punya jaminan kesehatan yang memadai.

Hal ini yang sedianya perlu dibenahi oleh kepempinan baru Joko Widodo- Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2012-2017.

“Seluruh warga Jakarta yang mau rawat inap di rumah sakit kelas 3 akan ditanggung oleh pemerintah,” tutur pria yang kerap disapa Ahok ini saat di wawancarai di bilangan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Sementara mengenai kriteria warga yang dapat mengakses pelayanan ini, mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan, “Orang yang hidup enak dan punya motor pun bisa bisa bangkrut kalau sakit-sakitan.”

Baginya, biaya pengobatan besar dapat membuat siapa pun kehabisan dana, termasuk mereka yang hidupnya berkecukupan. “Filosofinya, kita tidak mau sampai ada warga Jakarta yang hidupnya susah, kurang modalnya, bangkrut, atau sampai berutang hanya karena sakit,” ucap sulung dari lima bersaudara ini.

“Yang pasti, patokannya (rawap inap) kelas 3. Mengapa demikian? Karena orang kaya pasti tidak mau mendapat layanan rawat inap kelas 3. Sehingga, harapannya program ini akan tepat sasaran,” jelas pria 46 tahun ini.

Konsep ini, lanjut Ahok, merupakan cikal bakal yang akan dilakukan di seluruh Indonesia. “Nantinya, semua orang bisa melihat dan menjadikan Jakarta sebagai contoh,” tutupnya.[Okezone]

9 COMMENTS

  1. setuju! memang ini juga yg saya pikirkan dan pertanyakan, kenapa cuma warga yg dianggap miskin saja yg dapat layanan kesehatan gratis, padahal yg dianggap kaya itu justru yg bayar pajak dan bayarin ongkos kesehatan si miskin, kenapa mereka ga dapat pelayanan gratis juga? terkesan diskriminatif bukan? apalagi jika kita mau bersikap netral/adil.
    Benar spt yg dikatakan ahok, ga peduli kaya/miskin, ga ada yg tau kapan dia tiba2 jato miskin ga punya uang pas kecelakaan/sakit parah. masa mau urus SKTM lagi klo kondisi dah parah gitu? yg bener aja!
    Yg saya tahu, program jaminan kesehatan sudah banyak dilakukan negara2 maju tanpa memandang kaya-miskin, karena semuanya bayar pajak jadi mereka punya hak sama (miskin kan hanya kondisi saat itu, nanti kalau dapet penghasilan baru bisa bayar pajak lagi). cuma yg gretongan gini emang rada sedikit yg mau implemen, kebanyakan hanya program subsidi/diskon (penuh bersyarat), jadi ya ko ahok bole somsom dikit lah banggain program baru ini 🙂
    Memang sudah selayaknya warga yg bayar pajak yg dianggap mampu alias ga miskin juga mendapat perhatian serius pemerentah, bukan cuma yg miskin saja. Saya tertarik mau coba program baru ini, krn sebelumnya ga bisa krn harus miskin dulu (punya SKTM) baru bisa nyoba, ya kapan bisa nyobanya klo masih bisa bayar pajak, lagian ga ada yg mau sengaja miskin cuma buat nyobain layanan jamkesmas.
    Semoga terwujud program baru ini, saya tunggu ini terwujud beneran lo koh!

  2. Persoalannya apakah beds akan cukup tersedia di rumah2 sakit daerah di Jkt? khususnya di kelas 3 atau kelas 2 bila demand melonjak.
    Kebijaksanaan yg bagus n pro rakyat ini mesti diimbangi dgn sarana infrastructure yg juga memadai supaya kelak tidak bikin kecewa rakyat.

  3. iya stuju banget tuh Pak,
    Pengobatan memang sangat diperlukan terutama buat warga miskin yang ga mampu. Kelas 3 ya tdk masalah yg pntg mrk bs mendapat tindakan medis.
    Banyak org miskin yang ga mampu akhirnya harus menunggu ajal karena ga mampu membeli obat / berobat. Hal ini jangan sampe ada kejadian lagi. Walau mereka miskin, nyawa mereka tetap berharga dimata Tuhan.

    walau saat ini saya tergolong mampu, tapi jujur aja biaya pengobatan itu mahal and menguras tabungan. Ditambah lagi suka ada dokter2 yang suka matre,pasien dijadikan sumber pencarian uang. Duit tabungan bisa dipakai buat membeli kepreluan rumah tangga malah jadi buat berobat…

  4. Gimana pada ga sakit ini itu, makanan yang dijual dijalan2 aja pada pake borak dan pewarna tekstil. Gorengan minyaknya dicampur plastik spy garing, bolu kukus dipakein pewarna rambut murahan. Yang membeli makanan dijalan2 kan bnyakan yg menengah ke bawah, mereka ga mampu mbeli breadtalk or dunkin donuts. Jadinya ya sudah miskin, kena penyakit, makin miskin juga deh mereka.

    Nah yang harus diatur juga adalah pedagang makanan yang nakal2 ini. Kalau ga diambil tindakan nanti yang ada malah yang lain pada ikutan dan bs juga nantinya malah makanan ga layak itu masuk ke toko2 kecil dan makin meluas lah wilayah penjualannya dan penyakit makin nambah dan masyarakat yg tdnya masuk golongan “masih mampu” jadinya ikutan sakit dan jatuh miskin.
    Belum lagi kan jaman ini jaman susah, orang berusaha mencari keuntungan tanpa memperdulikan orang lain. Jadi dalam hal ini perlu dibuatkan peraturan yang NYATA dan ada sanksi bagi yang melanggarnya. Dengan bagitu smoga aja dengan konsumsi makanan yang sehat, tidak banyak penyakit jadinya dana pengobatan bs dialokasikan buat pendidikan dan pembangunan.

    Oh ya ada tambahan lagi, rokok juga tuh sumber penyakit. kalo uda tau miskin masih aja doyang ngerokok, itu namanya nyari penyakit sendiri.
    da tau miskin masih aja duitnya dibelikan rokok, da gitu yang hirup asapnya juga kena imbasnya. enak di yg ngerokok dan ga enak di yang hirup asapnya…

    Ayoo dong Pak Jokowi dan Pak Ahok bantu berikan solusi juga unt masalah ini. 🙂

  5. Saya setuju dengan pendapat Pak Ahok dengan kelas 3 di gratiskan akan sangat baik. Tapi jika kelas 3 tidak diperbanyak, saya khawatir ini malah merugikan beberapa golongan. Saya akan mencoba menjelaskan apa yang saya pikirkan. Anggap saja ada 3 jenis golongan dalam masyarakat kita:
    1. Golongan orang kaya
    Golongan ini tidak akan bermasalah karena mereka tidak akan menggunakan kelas 3
    2. Golongan orang yang tidak mampu
    Golongan ini akan sangat merasa terbantu karena pemerintah peduli dengan kesehatan mereka (walau mgkn apabila direalisasikan kelas 3 ini akan sangat ramai)
    3. Golongan orang yang mampu tapi tidak kaya
    Golongan ini pada umumnya apabila sakit, selalu menggunakan kelas 3. Pada saat sakit, golongan ini akan merasa agak dirugikan karena kelas 3 mgkn akan antri atau terlalu penuh sehingga pelayanan dari rumah sakit menjadi menurun.

    Tapi ini hanya pemikiran saya saja, apa pun hasilnya saya tetap percaya dan dukung sepenuhnya keputusan Pak Jokowi dan Pak Ahok.

    Salam Hangat

    • pemikiran anda benar, karena selama ini cuma ada segmentasi kaya/miskin, padahal Jakarta kota besar, yg ada ya klo ga kaya ya mampu (krn masih bisa bayar pajak meski makan cuma bisa 1x sehari), yg miskin itu kebanyakan ga punya KTP Jakarta (baru urban), cuma bisa ngontrak petakan jd ga bayar PBB, jd ga bayar pajak apapun.
      Jadi klo patokannya warga yg punya KTP Jakarta, maka gol. mampu ini gol. terbesar (bayar pajak, pegawai/karyawan/pengusaha/pedagang kecil-menengah, punya motor/mobil murah, punya rumah/sewa, dst), kemudian disusul gol. miskin (ga bisa bayar pajak, kerja/ngontrak/ngekos di Jakarta dah lama jadi punya KTP DKI tapi pemasukan masih seret), gol. kaya (bayar pajak besar, punya condo/rumah/usaha sendiri, punya mobil mewah, pengusaha besar, dst).
      Ya, sptnya No.3 (mampu tapi ‘miskin’ alias kelas menengah) adalah pengguna terbesar JamKesHok ini :). Setidaknya Jakarta akan punya standar kota besar negara maju dlm melayani kesehatan warganya, bukan standar kelas negara miskin/berkembang lagi (dimana yg diurus cuma yg dianggap ‘miskin’ tidak bayar pajak saja, yg ‘mampu’ bayar pajak malah ditelantarkan) yg rentan penyalahgunaan aturan (jelas2 mampu punya mobil koq bisa punya SKTM? Oh, kroni pak RT to..). Ini yg membuat negara2 maju (yg memperhatikan kesejahteraan/kesehatan warganya tanpa memandang kaya/miskin, pri-nonpri, dst) amat menarik bagi para imigran dari segala penjuru dunia (contoh: Inggris bukan negara ‘murah2 banget’ tapi menarik imigran dari segala ras/negara dunia termasuk dari dunia islam, why? standar hidup tinggi non-discriminative jawabnya).

    • Di debat cagub putaran ke 2, pak Ahok sudah bilang,kalo kelas 3 penuh, kita antar dia ke kelas 2, dan kelas 2 penuh, akan diantar ke kelas yg lebih tinggi lagi.
      Jadi semua tetap akan terlayani.

      Lagipula… siapa sih yang mau sengaja sakit

  6. semoga terwoojood bozz..
    biar kelas 3 aq ga reezeeh koq, yg penting dilayani dgn baik.
    asal jangan sampe nanti ada ketinggalan ban serep di badan abis bedah opnam, ntar ngapung terus aq klo mo brenang trus daifing. bisa refot.

  7. – Hapuskan kelas di atas kelas 3 di RSUD milik pemprov DKI. Pelayanan di fasilitas milik pemprov harus tanpa kelas.
    – Kartu sehat tingkat sekolah menengah tingkat atas hanya untuk SMK agar kurangi pengangguran. JB harus konversi banyak SMAN jadi SMKN atau buat berbagai SMKN yang baru sekaligus dorong pihak swasta buat SMK.
    – Pemprov harus buat politeknik & jangan beri beasiswa S1. Kuliah untuk keterampilan, bukan untuk gelar.
    – Untuk mereka yang sudah tua & putus sekolah, perbanyak BLK.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here