Ahok.Org – Video rapat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan sejumlah kepala dinas yang diunggah di jejaring sosial Youtube, menuai banyak reaksi. Ada pujian, namun ada pula yang mencibir gaya kepempinan Ahok.
Beberapa pihak menyebut Ahok tegas, meski sebagian lainnya menuding mantan anggota DPR ini sengaja menebar pencitraan, dengan mempertontonkan gayanya memimpin rapat. Lantas apa tanggapan Ahok?
“Saya kira ini cuma perintah Pak Gubernur (Jokowi), supaya ada transparasi. Jadi agar masyarakat tahu. Ini uang masyarakat bukan uang kita, masyarakat berhak tahu,” ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/11/2012).
Kata Ahok, tujuan disebarnya video tersebut, agar masyarakat mengetahui bagaimana para pejabat di Pemprov DKI Jakarta melakukan rapat.
“Kalau (laporan) tulis kan orang enggak lihat kita rapat. Pasti banyak yang bilang kalau kita pencitraaan. Tapi ini apa adanya,” tegas Ahok.
Saat ditanya, apakah ada pihak yang pernah protes dengan penyebaran video tersebut ke publik, Ahok menyangkal hal itu. “Tidak juga, saya enggak tahu juga, mungkin saya terlalu bodoh juga kalau ada orang yang marah,” pungkasnya.[Okezone]
Orang yang marah cuma orang yang takut korengnya terbuka, pak.
Jangan khawatir 99% warga DKI/Indonesia mendukung bapak.
Keep a good work!
pak..kalo rapat PT. Adhi Karya kok gak direkam pak?…jangan sampai ada sentimen bapak pilih-pilih yang mana mau direkam…kalo semua direkam ya semuanya sekaligus pak…transparan…kalau ngak saya yakin ada alasaanya…tpi mohon dijelaskan pak
se 7 pa, supaya tidak ada yg beranggapan tebang pilih
smua direkam siar biar rkyt yg nilai kinerja aparat
coba lsg tanya ke channel youtube “pemprovdki” karena mereka yg bertanggung jawab untuk upload ke youtube.
itu rapat dgn perusahaan BUMN, kalo dibuka rapatnya bisa dilihat sama perusahan pesaing yg bergerak di bidang yg sama.
Duit yg dikeluarkan Pemprov harus transparan, tapi jangan juga mengecilkan daya saing BUMN.
jadi cukup didokumentasikan sbg arsip jika dibutuhkan baru dikeluarkan.
Udahlaaah, Pak Wagub. Gak usah dipikirin orang-orang yang gak senang itu, pokoknya sebagian besar rakyat Kota Jakarta udah setuju banget cara-cara Pak Wagub. Kalau ada yang masih ngotot gak senang, harap ditujukan kepada jutaan rakyat Kota Jakarta. Kalau Pak Wagub mengubah cara itu dan kembali ke pola “bisik-bisik tetangga” bisa terjadi arus-balik yang besar, gedung Balai Kota bisa roboh tertabrak arus-balik dengan kekuatan besar itu. Hiiiiiii… saya tidak mengharapkan hal itu terjadi…
benar sekaliii kt pak diding. soale rkyt sdh terlaluuu..muak dg tikus2 aparatut
pokoknya bpk hars tranparan konsisten tanpa pandang bulu,,
jangan pilih2 upload nya,,semua hrs di upload,,
dari sekian banyak org aku ikut mengikuti dan senang melihat cara pak ahok memimpin rapat…semoga pak ahok dan pak jokowi teta[ sehat amieen
Ruang kerjanya sudah dikecilin pak? Upload donk, pengen lihat..
Belum pernah kesana ya? kn bisa lihat di intenet. ngapain harus dikecilin itu ruang, nambah biaya dana rehab dong, malah riskan dikorup sama sekda nantinya.
Untuk membuat suatu perubahan perlu pengorbanan, sejauh yg bpk lakukan tulus dan murni, maju terus , pantang mundur, ditangan bpk Jakarta berubah.
SEBENARNYA PERBEDAAN JOKOWI AHOK DG PIMPINAN DAERAH MAUPUN PUSAT YG LAIN CUMA SATU. YG LAIN JIKA MENJABAT BERLAKU SEBAGAI PENGUASA, MEMOSISIKAN DIRINYA SEBAGAI RAJA SEHARI MUMPUNG BERKUASA MENGERUK KEUNTUNGAN SEBESARNYA, JGN KAN PEJABATNYA ANAK ISTRINYA AJA SOMBONGNYA BKN KEPALANG, BERBUAT SEWENANG TERHADAP RAKYATNYA YG DIANGGAP CUMA JADI HAMBANYA AJA. SEDANGKAN JOKOWI AHOK MEMOSISIKAN MEREKA SENDIRI SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT, MEMOSISIKAN DIRINYA SEPERTI SOPIR BUS YG BAIK DG RAKYAT SEBAGAI PENUMPANGNYA, SANG SOPIR BERUSAHA MEMBAWA PENUMPANG KE TUJUAN YG DIKEHENDAKI DG AMAN, NYAMAN DAN CEPAT BISA SAMPAI TUJUAN. MAKA DARI ITU RASANYA KURIKULUM PENDIDIKAN KITA SEHARUSNYA MEMBERIKAN PELAJARAN DAN BUDAYA BAHWA KEPEMIMPINAN ITU ADALAH PELAYANAN BUKAN KEKUASAAN, HAL INI HARUS SEGERA DIWUJUDKAN TERUTAMA DI PENDIDIKAN DINAS….
Betul, Bro… Malah, kalau menurut pendapat saya, bukan cuma kurikulumnya saja yang ditambah atau dirubah, tapi UNDANG-UNDANG DIKNAS dan juga semua produk UNDANG-UNDANG di negeri ini harus diperiksa lagi, dievaluasi lagi — jika ditemukan produk undang-undang yang isinya cemen, lemah, letoy, tembele, gak progresif, stagnan, gak mampu melihat dinamika dan tantangan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di masa kini dan akan datang, maka sebaiknya undang-undang seperti itu buat ngurug kawah lumpur Lapindo aja atau buat bungkus cabe/terasi/ikan asin mbok-mbok pedagang di pasar-pasar tradisional.
Siapa bilang pencitraan? Ini pendidikan politik. Berapa kuliah gratis diberikan Pak Wagub? Kuliah yang biasanya berbiaya 1 juta kalau diselenggarakan businessman seminar. Juga, ini wujud demokrasi partisipatoris. Jenis demokrasi yang diidamkan ada di pemerintahan lokal. Kapan masyarakat bisa tahu pola penyusunan anggaran? Kapan masyarakat bisa tahu anggaran tiba-tiba menggelembung? Kapan masyarakat bisa tahu adanya itikad korupsi oleh birokrasi? Kapan masyarakat bisa belajar trick pejabat selewengkan uang negara? Kapan masyarakat bisa tahu? Kalau bukan karena unggahan rapat anggaran ini. Maju terus Pak Gub dan Pak Wagub. Saya banyak belajar dari Anda berdua. Transparansi adalah basic. Untuk pelayanan publik yang lebih baik.
Mantap nih komennya Bro @vivere coloso… Tapi, kok “vivere coloso” sih… kan harusnya “vivere very coloso”…? Ya, udah deh, gak apa… yang penting asah terus tuh analisa-analisanya, biar makin tajam kayak silet. He…he…he…