Ahok.Org – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menerapkan sistem e-money pada bus Transjakarta dan semua bus yang terintegrasi masuk ke jalur busway. Hal itu dilakukan untuk mengatasi masalah kebocoran yang menimpa tata kelola tiket di Transjakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, rencana ini akan diluncurkan pada Januari 2013. Diharapkan, semua halte bus Transjakarta yang mencapai 216 buah sudah dilengkapi dengan perangkat pendukung e-money pada Maret 2013.
Dengan e-money, para pengguna krtu dapat menyuntikkan saldo melalui transfer dari masing-masing bank. Dengan begitu, calon penumpang hanya perlu menempelkan kartu saat hendak menaiki bus. Sistem e-money telah lebih dulu dijalankan di Solo dan DI Yogyakarta.
“Pak Gubernur minta 2013 semua transportasi Jakarta telah menggunakan e-money. Jadi kita minta bank untuk membantu tanpa kita keluarkan uang,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (26/12/2012).
Ia menjelaskan, untuk mendukung pengadaan kartu dan layanan e-money di Jakarta diperlukan dukungan lebih dari satu bank. Pasalnya, Bank DKI yang telah lebih dulu menjalankan program serupa dinilai masih belum optimal dari sisi hasil.
“Jadi kalau kita bicara e-money kita berbicara jumlah, jumlah nasabah. Kalau terlalu dikit, kita tekor. Makanya Kita minta libatkan Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BNI,” ujarnya.[Kompas]
Serupa dengan Jakcard (bank DKI)? Sebenarnya praktis, tidak perlu antri di loket. Tapi pengalaman saya dengan menggunakan kartu ini adalah kerusakan pada alat sering sekali!!! Apakah solusinya dengan menggunakan alat pembaca ecard yang baik???
Tiru seperti Singapore.. bisa pake MRT, Bus, Belanja di Minimarket dll.. seperti karu debit card.. ga usah keluarin dari dompet/tas tinggal tempel dompet/tas udah ter detect..isi ulang juga dimana2
Mantabzzz
Selama warga yang beli ga lupa scan kartunya Pak,supaya tidak lupa, atau sengaja lupa scan bagaimana diterapkan sistem denda pada kartu, seandainya untuk naik bus TJ, biaya 5000. Seandainya benar sperti yang di benak saya, sebelum naik, scan kartu. Setelah naik /pada saat turun scan kartu lagi (untuk menghindari orang yang mau gratis). Seandainya mereka lupa, pada saat naik bus berikutnya, waktu di scan mereka akan kehilangan tambahan 5000 lagi sebagai denda. (Jadi mereka sudah bayar 5000 , kerena denda 5000 lagi, jadi 10rb). Ini alternatif utk warga, selain untuk disiplin, juga menghidari warga naik gratis.
Buzz…Kalo scan pintu masuknya kan otomatis terbuka…gimana dia mau lupa scan kecuali dia loncat dari pintu masuk…yang ada cukup ada petugas jaga dipintu masuk…seperti singapore…simple dan praktis…gak berbelit2…Misalnya untuk pengguna non fix (tetap)Si A pengen kedaerah AZ dengan harga tiket Rp.5.000,- maka si A akan dicas 7.000 misalnya…dan sesudah sampai di daerah AZ begitu dia mengembalikan kartu nya itu kemesin makan otomatis jaminan Rp 2.000,- nya akan dikembalikan sehingga biaya perjalanannya tetap Rp 5.000,- dimana Rp 2.000,- tsb merupakan jaminan kartu dimana Jika Si A tidak mengembalikan kartu tsb…kira2 begitu kalo saya liat yg disingapore…
ayo..Jakarta Baru berbenah untuk kebaikan masyarakat Jakarta sendiri…yang penting disiplin dan membayar….kita percaya itu akan terwujud, menjadikan kita sejajar dengan warga kota-kota besar lainnya dinegara sahabat….mari jadikan diri kita, warga kota Jakarta yang bermartabat dan bertanggung jawab dan tidak menjadi bar-bar…
Pak, usul buat transportasi umum jakarta, supaya begitu masuk bis atau metromini, penumpang lgsg bayar tiket dan lgsg terintegrasi dengan jumlah maksimal (daya tampung) bis atau angkot tsb, terus berkurang seiring dengan tiket yg terjual. ketika ppenumpang turun, lgsg menambah kembali kapasitas bus atau angkot tsb. sehingga kita2 yg calon penumpang akan mencari moda berikutnya, sehingga tidak berjubelan di satu kendaraan yg sudah penuh sesak. Saya berharap ada teknologi seperti itu yg dapat sebagai salah satu solusi memberi kenyamanan pada penumpang…..:-)