Disebut-sebut Barack Obama dari Indonesia

0
110

Tak perlu ragu untuk melangkah. Demikian motto hidupnya. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur (Beltim), Bangka Belitung, yang cukup membanggakan anak-anak bangsa ini. Pasalnya, ia merupakan bupati pertama dari etnis Tionghoa yang membuat sejarah, karena ia terpilih sebagai pemimpin di daerahnya lewat pemilihan langsung oleh rakyat pada 2005 lalu. Ketika itu, programnya tentang jaminan kesehatan dan pendidikan banyak ditiru oleh daerah lainnya. Ia sukses sebagai pemimpin daerah walau berlatar belakang nonmuslim, dan bersaing di tempat di mana komunitas Islam mencapai 93 persen dari total penduduk.

Karena dedikasinya yang tinggi, tokoh reformasi Indonesia Prof. Amien Rais memuji kiprahnya. Juga kepada Basuki pernah disematkan pin penghargaan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), Menpan (Menteri Aparatur Negara), dan Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informasi) yaitu sebagai “Penyelenggara Negara Anti Korupsi 2006”. Dan oleh majalah terkemuka Tempo, Basuki pernah dianugerahi sebagai figur yang “Mengubah Indonesia”. Itulah bukti keteguhan hati dan komitmen putra asli Bangka Belitung ini terhadap pemberantasan korupsi.

Dalam sebuah seminar nasional, beberapa waktu lalu, di Jakarta, tentang “Kepemimpinan Muda: Integritas Kaum Muda Dalam Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Bangsa,” seorang pembicara, yaitu pengamat politik dari Universitas Paramadina Dr. Bima Arya Sugiarto, menyebut secara terang-terangan bahwa Basuki Tjahaja Purnama itu seperti Obama-nya Indonesia. Hal serupa ditegaskan Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Natalis Situmorang, bahwa Indonesia memiliki seorang Obama bernama Basuki Tjahaja Purnama.

Segudang prestasi yang disandangnya, tentu menyadarkan Basuki akan tanggung jawabnya yang berat. Basuki tak mau besar kepala dan membusungkan dada. Hidupnya ada sekarang, kata dia, justru karena kasih setia Tuhan. Basuki yang biasa disapa Ahok, belajar rendah hati dari pribadi Yesus Kristus. “Anda mau sukses, dekat dengan Tuhan Yesus. Dan jadilah teladan bagi semua orang,” tukasnya kepada NARWASTU Pembaruan.

Kini ia kembali turun gunung ke kancah politik dengan mencalonkan diri sebagai legislator dari Partai Golkar daerah pemilihan (Dapil) Bangka Belitung (Babel) di nomor urut empat. Awalnya ia tidak berminat ketika ditawari menjadi legislator. Tapi apa mau dikata, baginya, amanah adalah kepercayaan yang mesti dipertanggungjawabkan. Jika oleh kehendak Tuhan masyarakat Babel memilih Ahok mewakili daerahnya, maka ia akan melaksanakan kerjasama dengan anggota DPR-RI yang idealis untuk menggagas undang-undang pembuktian terbalik soal harta kekayaan pejabat negara dan pemerintah.

Sekaligus, tambah Ahok, otonomi daerah harus diperluas, serta anggaran proyek di departemen dan di provinsi harus dihilangkan. Menurutnya, anggaran proyek itu mesti dipindahkan ke kabupaten kota. Sementara pihak pusat dan provinsi hanya sebagai koordinator dan pengawas saja.

Dengan track record-nya yang terpuji, masyarakat Babel sudah tidak asing lagi dengan sosok Ahok. Dalam memimpin ia punya prinsip, “Bersih, Transparan, Profesional” atau BTP. Menurutnya, kenapa ia punya konsep BTP dalam memimpin, “Karena pengalaman berpolitik saya, masih banyak oknum elite yang pengecut, munafik menggunakan isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), membodohi rakyat untuk tidak memilih yang berbeda agama dengan mereka. Seandainya semua pejabat negara dan pemerintah harus membuktikan dari mana harta kekayaannya sampai akhir hidupnya, apakah masih ada mantan koruptor yang mencalonkan diri kembali”.

Ia gelisah, karena begitu kompleksnya permasalahan hidup berbangsa dan bernegara dalam satu dekade masa reformasi ini. Juga makin terkikisnya harapan rakyat kecil untuk bisa mengecap kehidupan yang lebih baik. Pusing dan larut dalam kompleksitas tersebut hanya menambah carut-marut keadaan, dan masalahpun tidak pernah selesai. Menurutnya, harus diambil tindakan yang berbeda, wujudkan sumbangsih dan kerja nyata sambil berpikir dan berdiskusi, serta bertindak dalam strategi dan langkah politik yang berorientasi pada aplikasi program mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Katanya, sudah waktunya sekarang masyarakat Babel mengutus wakilnya ke Senayan. “Rakyat tidak butuh jani-janji tapi sumbangsih dan kerja nyata. Di sini kami tantang Anda untuk berani mengatakan, saya telah, selalu dan sedang melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan kesejahteraan sesama. Bergabung dengan Ahok untuk bersama-sama saling bekerja sama mewujudkan kesejahteraan untuk semua,” tandasnya. (majalah Narwastu Pembaruan 13/03/09)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here