Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak setuju jika pekerja seks komersial (PSK) ditangkap ketika razia.
“Pokoknya saya tidak setuju adanya tangkap-menangkap, terlalu bahaya itu. Akhirnya lari masuk sungai yang lagi tinggi. Nanti malah mati kayak dulu. pernah kejadian kan?” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (4/1/2013).
Ahok mengatakan, langkah penertiban yang selama ini dilakukan oleh Satpol PP dengan cara menangkap ini justru menimbulkan korban. Belum lagi, penertiban anak jalanan dan tuna wisma, apabila berlarian ke jalan justru menjadi korban kecelakaan.
“Masih ada jalan lain, tanpa menimbulkan korban. Pendekatan saja nanti ketahuan kok, nanti kami fungsikan RT/RW, itu lebih baik,” tutur Ahok.[Tribunnews]
Cocok Pak, RT/RW memang perlu diberi atau diperkuat perannya, dalam masalah-masalah sosial seperti itu. Bahkan narkoba, sampah dan PKL pun mungkin bisa dikontrol, paling tidak dilaporkan dan dijaga agar jangan kebablasan. Pak Gub juga sudah mengatakan bahwa hakekatnya tidak ada masalah besar, yang ada masalah kecil yang menumpuk karena dibiarkan. Kalau warga cuek, tidak mungkin lingkungan (sosial) jadi baik.
Pak Ahok,
Anak jalanan jg bnyk yg bisa berkarya lho, hanya saja tidak/belum dpt kesempatan. Kalo memang nantinya Danau Ria Rio akan dijadikan tempat wisata gratis, gmn kalo anak jalanan diberi tempat utk unjuk kebolehan, khusunya pengamen jalanan. Kan bnyk tuh pengamen yg pny alat musik meski sederhana dan mrk bisa koq bawakan lagu2 bagus. Tinggal dipilih aja mana yg bagus. Audisi kalo perlu. Mrk diminta tampil tiap malam Minggu atau Minggu pagi. Syukur2 bisa dibayar Pemprov.
Yece, yg disebut anak jalanan adalah anak2 yg menjadikan jalanan lalu lintas sbg tempat area bermainnya n mengais2 uang sedekah. hal ini seharusnya tdk boleh ditolerir smskli. slain brbahaya utk keselamatan mrka n para pengemudi kendaraan bermotor, juga rentan mjd korban perdagangan manusia & mafia penjualan organ tubuh. anak2 ini harus ditangkap n diambil jadi anak negara atw ortu mereka masukkan ke penjara krna telah melalaikan anak. cara ini bisa menekan angka kelahiran anak krna ortu akan mikir 1000x utk bisa smpai hamil 🙂
setuju sama grace.
“anak terlantar di pelihara negara”. ada undang2xnya.
dan sekarang bisa di terapkan, karena DKI telah memberikan tunjangan sekolah dan kesehatan bagi sang anak. dan jika orang tuanya melalaikan anak itu, maka pemerintah berHAK mengambil anak tersebut.
dulu tidak bisa, karena pemerintah tidak memberikan tunjangan kepada anak kecil.
Wuiiih, makasih masukannya. Yg sy mksd sebenarnya pengamen jalanan. Drpd mrk hrs tiap hari ngamen di bis-bis atau keliling di jln raya mengganggu kendaraan, kan mending dikasih tempat di tempat rekreasi. Secara bergantian mrk tampil utk menghibur pengunjung. Kalo bayar artis kan mahal, knp bukan pengamen jalanan aja yg dikasih kesempatan ? Siapa tau ada produser musik tertarik. Hehehehe, sinetron banget yach. Tapi buktinya ST12 bisa koq
Pak Ahok, khusus utk penanganan para wanita n pria tuna susila (pelacur), sbaiknya satpol pp menangkap mrka lalu diambil foto n sidik jarinya utk di file. bila kedua kalinya ketangkap lagi, maka org tsb dikenakan denda besar. Kalau ketiga kalinya ketangkap lagi oleh satpol pp, maka ia wajib dihukum fisik utk kerja sosial 1 minggu. bila keempat kalinya ketangkap lagi oleh satpol pp, baru penanganannya diserahkan ke polisi utk dipidanakan.
saya juga usul pak, itu sudin kependidikan hrusnya memberikan daftar tempat2 yg menyediakan kursus2 menjahit, tata boga, pertukangan, bengkel, permesinan dg harga2 sangat terjangkau masyarakat diberbagai tempat di jakarta. terlalu byk kursus2 penipuan yg menjamur di jakarta. membuat org merugi. bgmnapun, sudin kependidikan bertanggung jwb utk memberi informasi yg baik n benar ttg tempat2 kursus yg legal n memberantas tempat2 kursus yg menipu n tdk melakukan kewajiban mrka. trima kasih atas perhatiannya.
dr koment disini, kesannye dou JB ini pemimpin rkyt indonesia ajeee……wkwkkw
tapi gapapa….emang duo ini lah tmpt mengadu rkyt yg msh bs dipercaya.
Kalau mau mentertipkan lokasi sy setuju banget melibatkan RT/RW tapi masalahnya RT/RWnya sendiri juga memberi contoh dulu yg baik, baik kebersihan rumahnya, lingkungannya dan yg terpenting jangan mengambil keuntungan dengan dalih menolong tapi ujungnya minta jatah bahkan tempat kosong disewakan untuk kepentingan pribadi, didareah saya Jl.tiang bendera dua (orpa) roa malaka tambora jakarta barat RT 03 bisa dicek sampahnya dan tempat tinggal RTnya yg kumuh dan ngak boleh ada tanah kosong kalau ada tanah kosong diboikot untuk kepentingan pribadi saya usulkan RT nya perlu dicopot ganti yg baru (warga enggan protes karena RT nya udah puluhan taun) terima kasih