BTP Juga Blusukan ke Tempat Lain

19
389

Ahok.Org – Hari ini terlihat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak berkantor. Namun, ketidakhadirannya di Balaikota bukan tanpa alasan.

“Di lain tempat dong, kan bagi-bagi, coba saja telepon,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo saat memantau tanggul jebol di Latuharhari, Jakarta, Kamis malam (17/1/2013).

Pria yang akrab disapa Jokowi ini menginformasikan, bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok ini blusukan di sekitar Jakarta Barat.

“Ada di Jakarta Barat dan tempat lainnya,” ujar mantan Walikota Solo ini. [Tribunnews]

19 COMMENTS

  1. Maju terus pak Jokowi-pak Ahok, kami warga Jakarta mendukung penuh kerja keras nya mengunjungi warga yang sedang kesusahan.
    Hmmm…. Farhat Abbas lagi ngapain yaaa….

  2. tuh mana artis2 yg mau nyapres,lagi kemana dan ngapain aja,apa lagi ngelonin yg muda kali,ngomong mau nyapres bisa nyatuin ummat,warga lagi kesusahan aja ga tanggap,apa yg bisa dia perbuat untuk rakyat kalo dia nyapres

  3. Negara Belanda air laut dibendung. Bayangkan kalau bendungannya jebol. Pertanyaannya, mengapa tanggul di banjir kanal Barat bisa jebol. Kontraktornya harusnya dihukum. Apakah memang sengaja dibuat dalam waktu tertentu akan jebol, dan dibangun lagi shg bisa di korup lagi. Rakyat sengsara karena ulah koruptor. Betul2 jahat itu para koruptor. Tanggul jebol, sekolah ambruk,saya percaya JokowiAhok pasti lebih baik.

    • Sebaiknya setiap kontraktor diminta jaminan thd. tembok/tanggul yg mereka buat shg bs lebih bertanggung jawab ATAU mereka juga yang mengelola pemeliharaan nya shg. proyek nya 1 Paket.
      Kalau jebol mereka tanggung biaya perbaikan nya.

      Scope kerja nya termasuk dr segi estetika nya mis. Selalu di cat dengan bagus n perbaikan segera apabila
      ada kerusakan minor.
      Bagi mereka ada revenue tambahan n bagi pemprov DKI tinggal pegang kontraktor nya.

      Yg. bagus kerjanya bs dpt Proyek lain dari DKI.

      Harusnya kerja kontraktor bs lbh. bertanggung jawab

  4. Saya ikut prihatin dgn banjir yg tak kunjung surut. Kalau daya tampung sungai terbatas, tambahan volume air dari hujan tdk akan tertampung semuanya di sungai, dan melebar kemana-mana. Ada baiknya dipikirkan utk mengurangi volume air permukaan, antara lain dengan menginjeksikan air tsb kedalam bumi. Untuk Pak Ahok, mungkin bisa dicontoh injeksi air yg biasa dilakukan di industri perminyakan dgn tujuan zero discharge & menaikkan tekanan reservoir. Bila bisa dilakukan di daerah-daerah banjir dengan sumur bor kedalaman 500m-600m, maka volume air permukaan bisa dikurangi cukup signifikan, dan sekaligus mencegah penurunan tanah akibat sedotan air tanah oleh gedung-gedung. Biaya tdk terlalu mahal, teknologi & peralatan ada, dan banyak ahli drilling di Indonesia yg pasti bersedia membantu. Sukses utk Pak Jokowi & Pak Ahok !!

    • PROBLEM:
      1. Potensial tinggi mengotori aquifer bebas, yg notabene sumber air bersih warga jakarta (krn dah pasti tembus klo bornya dalem banget kayak mo nyari minyak tanah ajeh).
      2. Potensi bencana spt tragedi Lapindos di Sidoarjo, JaTim. Kita tak tahu kalo ada air+lumpur terkompresi dibawah sana. Dan dengan menginjeksikan air by force spt itu ke dalam tanah, sudah banyak contoh tragedi ini bahkan ada di film yg saya lupa judulnya, tapi persis spt yg anda bilang, perusahaan pengeboran minyak berusaha mencari minyak ‘extra’ dgn cara injeksi air ke bawah tanah, tapi yg terjadi fatal, bencana semburan lumpur dimana2, meluber menuju kota kecil didekatnya shg tenggelam.
      Jiak dilakukan di tempat yg bukan wilayah penduduk spt pertambangan sih fine2 aja.
      Makanya gak ada pertambangan di kota2 besar kan? semuanya jauh diluar wilayah kota2 besar tsb krn terlalu berbahaya/berabe urusannya.

      Yg terbaik menurut ane, sistem “pori2 tanah” (dah perne ane saranin dulu):
      1. sumur2 resapan air: Sumur bor pantek diameter 4-6 inch dgn kedalaman sekitar 7-9 meter (atau sesuai kondisi level air tanah setempat, bisa tanya tukang sumur bor pantek. mereka umunya lebih tau soal ini), jaga jarak dgn aquifer bebas sekitar 1-3 meter sbg filter air alami tanah sisa tsb.
      Jadi masih bisa mengisi aquifer bebas dan tetap bersih sbg sumber air tanah layak pakai. Cukup murah biayanya, bisa pakai jasa sumur bor pantek biasa yg mudah ditemukan di jakarta.
      2. Sumur2 biopori: Sumur kecil diameter sekitar 4″ kedalaman sekitar 1-2 meter, yg bisa dibor warga sendiri scr DIY (Do-It-Yourself) di area taman/kebun mereka. Sangat murah biayanya, krn pakai tenaga sendiri. Bornya kecil en manual, bisa dilihat di tipi2 ato ke organisasinya langsung, ane lupa namanya.
      ———-
      Sbg Catatan Akhir dan buwat semua pemirsa ahok.org disini, terutama penghuni lapasnye yg betah ngendon disini:
      Silakan teruskan usul/saran apa saja lagi di ahok,org sini, tak ada yg bisa larang ente (inget, kebebasan berpendapat [termasuk usulan/saran] dijamin pasal 28 UUD kita). Klo ada yg sok/ngocol bilangin/komen ente: “Klo usul yg bener…, dst” ato semacemnya, abaikan saja, dan terus kasih usul yg baik dan jangan takut. OK?
      Klo ada yg kontra (bukan asbun ascel/asal-cela ya?), ga masalah, itu biasa di negara demokrasi, ga semua harus dukung saran/usul anda kan? apalagi ada alasannya yg jelas diberikan kenapa kontra ato tidak/kurang setuju.
      Jadikan diskusi yg baik, bukan jadi ajang saling ngata2in ala twitteran si abbaz gitu, OK?
      tapi klo ada yg emang suka ngocol begitu (gak pernah kasih saran/usul/solusi tapi demen/hobi mencela usul/saran orang laen, dah gitu langsung kabur lagi kek perusuh aje = noob laler asbun ascel, spt si Istidogol ituh) ya hajar en sikat aja bleh tanpa ampun! 😀

      “Tiada yg lebih hina daripada mencela tanpa solusi. Dan sepayah2nya saran/solusi anda, lebih payah lagi komen tanpa saran/solusi. Setidaknya level anda lebih tinggi daripada sekedar penggembira, dan jauh lebih tinggi dari level si pencela saran/usul tanpa solusi. Jadi, jangan pernah takut utk memberikan usul/saran ya… sepayah apapun itu menurut anda… biyar mereka/pemirsa yg menilai nanti, OK?” – TaZ.SE3

  5. Negara Belanda ..bisa karena memang serius melakukan hal itu ….kita baru sekarang ada gubernur yang mikirin soal banjir sampe detail …
    Dukung program2 JOKOWI AHOK dan mari kita desak DPRD agar cepat menandatangai APBD 2013 …..jangan ada yang menghalangi …mari kita kompak ..kirim komentar yang isinya minta APBD 2013 segera disahkan …itu kuncinya …

    • kan udah disindir ane (dan cuma ane yg brani negor pa JoW soal ini, bukan mo nyombong, bole cek arsip lalu) jauh2 ari lalu… 😉

      masa wagubnya diserang begitu gencar (soal aplod rapat ke yutub yg jadi problem ituh) koq diem2 aja, malah bilang “saya sendiri ngeri”, ya kagetlah ane… koq kek begitu bentuk dukungannya dari sang Gubernur kpd wakilnya, apa gak bisa lebih suportif lagi kata2nya?
      minimal spy gak digosipin lagi soal ‘renggang hubungannya’ spt Foke ame wakilnya dulu.

  6. Gw orang daerah, hanya ikut sedih saja melihat ibukota negara jadi lautan, sambil berpikir lebih dari 10.th jakarta selalu kebanjiran karena APBD dikorupsi.
    Jika anggaran APBD per tahun 40.T, paling tidak yang dikorupsi 10.T, pasti bisa buat mengatasi banjir dan macet.
    Semoga Jokowi dan BTP cepat bisa mewujudkan impian warga Jkt, tentunya warga Jkt harus mendukung beliau.

  7. mana tuh orang DPRD yg katanya dana cadangan untuk penanggulangan bencana bisa dipakai dulu untuk proyek lain,kalo dah menduo JBadak ada bencana gini tuh gimana,makanya wahai penghunu DPRD jangan suka sembarangan ngomongnya,lihat dulu keperluannya untuk apa,bukan sembarangan buang2 dana untuk dikorupisi,selamat berjuang pak gub dan wagub untuk jakarta lebih maju,dan lebih manusiawi bravo d

  8. Apa perlu dibentuk lagi penggalangan dana sosial spt koin peduli prita/kpk, tapi kali ini dgn judul: KOIN PEDULI JAKARTA BARU (KPJB).
    Daripada cuma kasih cemunghut disini saja tapi tak merubah apapun (spt tak akan membuat malu DPRD dgn tiadanya aksi dukungan dgn sumbangan koin ini bagi proyek darurat JB), kan bisa dialihkan ke bentuk yg lebih suportif spt ‘proyek’ koin peduli JB ini. (btw, membakar/membuldozer gedung DPRD bukan solusi yg baik utk menghilangkan DPRD dari muka bumi ya 🙂 kecuali ente2 semua punya semacam “Dewan/Majelis Warga Jakarta” sbg pengganti DPRD)
    Ada warga Jakarta yg mau mulai gerakan ini?
    Setidaknya klo ga bisa kasih solusi praktis, support ente utk JB bisa disalurkan lewat aksi ini yg lebih real drpd cuma komen disini (yg blon tentu dibaca DPRD kita dgn seksama).
    Utk dukung KPK aja bisa diadain, tapi ane bingung kenapa ukt JB dan keselamatan Jakarta masih belon ade ye?
    Mungkin bro Anthony Setiawan mau memulai dan pimpin gerakan ini? gak usah khawatir, nanti spt halnya koin prita dan kpk, simpatisan pasti mengalir deras spt efek domino, sekali digulirkan akan mengalir terus dukungannya… terutama dari warga jakarta sendiri.

    Tujuannya KPJB ini sbg dana cadangan, bisa dipakai jika sewaktu2 dibutuhkan oleh Gubernur utk keperluan darurat spt maintenance/upgrade/pembangunan minor tapi DPRD menolak/menghambat/memperlama perstujuan keluarnya dana APBD spt saat banjir ini.
    Tidak utk proyek2 besar, proyek2 besar akan dijalankan spt biasa/normal dgn dana APBD.

    Nanti bawa wartawan tipi (upload ke yutub lagi) waktu proses rapat biyar jelas, dan jika DRPD nolak lagi maka Gub. akhirnya memutuskan pakai dana cadangan Koin Peduli JB ini – biyar malu DPRD itu!
    Hal sama bisa dilakukan utk keperluan bayar tanah penghuni bantaran sungai yg resmi punya sertifikat/IMB, bawa wartawan tipi (upload yutub) biyar terang jelas, jadi mereka bakal malu gak brani ‘dagang tanah’ lagi shg menghambat proses normalisasi/tanggulisasi aliran sungai. Klo yg gak resmi (penghuni bangli2) ya paksa pindah. Gubernur harus bisa TEGAS! supaya kagak MOLOR lagi spt kasus BKT/KBT lalu yg sempat tarik ulur makan waktu lama gak selese2 gara masalah akuisisi tanah utk normalisasi (entah penghuninya minta dibayar tinggi ato emang dibayar rendah, ane gak tau benernye).

    Terakhir, sbg saran, kalo bisa semua proyek2 infrastruktur spt KBB dan KBT ini dikuasai oleh pemda DKI semua, jadi tidak ada lagi yg dikuasai pempu, biyar jelas dan tegas, shg gak saling nunggu koordinasi/ijin kalo mau modifikasi atau sambung-bangun spt hal penyambungan kanal baru ke KBB/KBT ini yg makan waktu lama utk urusan ‘tanggap darurat’ ini.
    Pemda DKI bisa gerak cepat krn sudah milik sendiri, gak perlu minta ijin ke pempu lagi yg menurut ane: aneh2/ade2 aje, koq bisa2nya ada di tanah pemda DKI tapi milik pempu shg harus minta ijin dulu sama pempu.
    Dan ini yg juga penting, pempu (pemerintah pusat) harus bekerja sama dgn pemkot dimana kota tsb dijadikan ibukota, jadi jika kota tsb adlh jakarta, maka pempu harus kerja sama dgn pemda DKI dalam hal pembagian dana (50:50 misalnya) utk penataan dan pemeliharaan infrastruktur spt saluran2 air demi mencegah banjir. Yah ,itung2 pempu nyewa kamar kos sama pemilik kos/tempat yaitu pemda DKI, jadi harus bayar sewa kamar dan fasilitas, sbg gantinya pemda DKI yg akan mengurus semua fasilitas kontrakan spt PAM dan listrik, dst – shg pemilik kos gak perlu minta ijin sama yg nyewa kamar kos lagi kalo ada perubahan pada fasilitas kos, spt PAM jadi pompa jet ato listrik dihubungkan dgn panel surya sbg backup, yg penting layanan air dan listrik dasar tetap ada, cuma ada upgrade/modifikasi kecil saja yg tak akan dirasakan penyewa kos. Kalo model skrg kan spt sewa kontrakan, jadi pemilik tempat (pemda) musti konsultasi dulu sama yg nyewa tempat (pempu), krn mereka yg bayar fasilitas listrik dan PAM.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here