100 Hari Jokowi-Ahok, Warga: Mereka Pemimpin yang Baik

16
521

Ahok.Org – Genap hampir tiga bulan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengepalai Ibu Kota. Warga menilai, dari tiga bulan kepemimpinan keduanya, mereka merupakan pemimpin yang baik.

Sur seorang warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, mengatakan dirinya sangat terbantu dengan adanya program Kartu Jakarta Sehat (KJS). ”Satu bulan yang lalu, suami saya berobat di puskesmas dan sama sekali tidak dikenakan biaya,” kata Sur, Selasa (22/1). Ibu yang juga bekerja dengan membuka warung ini menjelaskan, selama lima hari suaminya dirawat, ia pun tidak membayar biaya obat.

”Terus ada Kartu Jakarta Pintar juga, walau anak saya belum mendapatkan,” kata dia. Ia juga menilai, sosok Jokowi adalah sosok yang baik.

Selain Sur, Nano, warga Bambu Apus, Jakarta Timur, menyatakan hal yang serupa. Ia yang juga merupakan personel kepolisian ini, mengungkapkan, memang secara pribadi belum merasakan dampak pemerintah mantan Wali Kota Solo itu. ”Tetapi, jelas terlihat, mereka bekerja untuk rakyat,” katanya.

Nano mengatakan, selain itu, keduanya bekerja keras, mau turun ke lapangan. Kerjasama kedua pemimpin ini dengan lembaga instansinya bekerja pun, cukup baik. Dia berharap agar Jokowi-Ahok, terus mempertahankan sikap yang sudah bagus itu.

Tidak hanya Sur dan Nano, Irfan juga menyatakan, Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi-Ahok menunjukkan perubahan. ”Sepertinya sedikit lebih baik ya,” kata dia. Pria yang merupakan warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini menilai, walau belum terlihat secara signifikan, tetapi Jokowi dan Ahok selalu berusaha.
”Saya melihat Jokowi selalu mengupayakan,” ujar pria yang bekerja sebagai petugas SPBU itu.

Irfan menilai, bahkan, kepemimpinan Jokowi sepertinya lebih baik dibanding kepala daerah DKI sebelumnya.

Tidak hanya Nano yang berharap duet Jokowi-Ahok dapat membawa ke arah perubahan. Irfan dan Sur, menyetujui dan mengamini hal tersebut.[Republika]

Terkait:

16 COMMENTS

  1. Kerja keras terus menerus untuk kepentingan orang banyak. Tapi masih ada aja yg mengatakan pencitraan dan tidak ada hasilnya.
    Anneeeeh……
    Apa goblok tuh orang yg menghujat Jokowi Ahok.
    Tapi pak gub dan wagub orang yg tahan hujatan dan sangat sabar :((

    • demi Tuhan (duuh mesti pk sumpah segala, tp gpp biar smua tau klo ini jujur…), sjak reformasi ane slalu pilih P*S tp sjak pilkada DKI kmaren jujur baru nyadar trnyata di P*S byk oportunis2 yg mmg bekerja bukan utk kptgn rakyatnya. lihat saja koment2 tokohnya yg slalu kontra thd kbijakan JB, smua org taulah mana kritik yg ‘mbangun’ dan mana kritik yg dasarnya memang ‘tdk suka’. Maju terus duet JB

  2. Buat JB…. Abaikan semua penilaian yang ditujukan buat anda berdua. Tetaplah pada hati dan tujuan untuk membantu rakyat supaya mendapatkan keadilan dalam kehidupan di NKRI tercinta ini. Selamat berjuang…..

    • @Andi: Cekidawt perumpamaan ini,
      “Kapten yg selalu dipilih/didukung penumpangnya
      adalah kapten yg pernah dan pengalaman menghadapai badai besar di tengah laut atau di angkasa, bukan yg masih hijau. Mereka yg sudah pernah membuktikan skill (dan janji2) mereka sendiri dlm menghadapi segala tantangan yg menghadang yg akan bertahan (di level popularitas/favorit).”
      Anda mengerti sekarang?
      dan mengerti alasan pa Baz saya coblos waktu pilkada lalu?

      .
      .
      .
      .
      .
      .
      .

      Answer: PREVIOUS TRACK RECORD (SKILL, NOT SKIN).

      • Oiya lupa, takut ente (ato yg laennya) masih ga ngerti..

        “Kritik adalah Tantangan. Hadapi klo emang punya nyali! Itu baru pemimpin hebat yg punya skill tinggi!”

        klo masih gak ngerti alasan “knapa ga boleh takut dgn segala kritik”, bener2 keterlaluan deh… (krn ane dah refot2 nurunin level ane ke urusan lowtek gini buwat jelasin)

      • Bro Taz wrote : ‘dan mengerti alasan pa Baz saya coblos waktu pilkada lalu?’

        waaah ini kurang lengkap ini brooo…nanti rakyat atau media atau si blogger ngeyel itu, interpretasikan lain, diplintir nanti bro,
        masa pa Baz ente coblos, mestinya surat suara pa Baz. 😀

        sekedar joke, buat kendorin urat syaraf.. 🙂

        • itu juga joke politix brow… 🙂
          dah lama itu (itu nyindir knapa kita ogah adopsi sistem e-voting yg india yg dikatain negara kere aja juga pake, jadi gak perlu coblos2 orang lagi kek di afrika ajeh, klo kena tuntut gimana? salah coblos kena area sensitip dan pital… :D).

          lagian ane bukan pejabat/milik publik, ga perlu harus perhatiin kejelasan kata2 ane.
          mo plin-tar/tir, ya silakan aje, skrg ane ga feduli (palingan klo emang sempet/pengen aje baru balesin nyante asbun juga, klo gak ya cuekin ajeh, sebowdow teing), toh IDnya pun cuman alias (ngapain refot2 bela2in ID virtual? apalagi terlalu mudah bikinnya, toh Fabbaz aje ga feduli ID aslinye dia coreng sendiri, apalagi ane yg cuman pirtual/samiran) – yg penting skrg kebahagiaan hati ane sendiri, utk mencari kebenaran sejati (“going back to the right track”, ya jadi ikutin saran ane sendiri).

    • baidewei, maap, anda bukan orang2 (suruhan?) yg berusaha membuai JB agar lengah lagi terbuai puja-puji kan? 🙂
      klo yg ini boleh abaikan klo salah.
      krn kita harus ati2, banyak srigala berbulu domba saat ini dgn berbagai ID, dan ane udah mengendus beberapa yg positif..

      “Orang dewasa sudah seharusnya kritis cara berpikirnya, kecuali klo masih anak2 – harus trus nyenengin mamanya biyar trus dapet pasokan uang jajan lagi en ga diomel2in lagi krn berbeda sikap (dikit).” – TaZ.SE3/SEEE

        • yup, setuju! krn ane dah ngerasain sendiri dimana2.

          utk kasus JB, harus ati2 dgn buaian berlebih, krn inilah yg terjadi pada kejatuhan Soeharto th 1998 lalu, sekedar kilas balik politix. Dia sibuk dibuai bawahannya yg korup semua, sudah tidak mau jadi presiden masih dipaksa terus (agar bisa tetep jadi ‘bekingan’ utama yg bisa dicatut namanya), dan ketika dia jatuh, semua ‘pendukung’ yg dekat dgnnya spt menjauh kebakaran jenggot, takut kena efek ‘musibah tabrakan beruntun’.
          sayang Soeharto sudah mennyingkirkan orang2 baik yg dianggap terlalu mengkritiknya shg tak satupun yg bisa nolong dia lagi. Jadi tinggal ‘pendukung yg terlihat setia’ nya saja yg tersisa yg berusaha cari aman.
          Bahkan ‘anak emasnya’ Mr. BJH jadi ‘dimusuhin’ dia sendiri entah kenapa. Jubir dekatnya Mr. H pun ogah belain waktu mo dilengserin. Kita ga tau apa yg terjadi di lingkar istana saat itu, tapi yg jelas lagi kacaw dan pendukung fanatiknyapun terlihat tak mendukung Soeharto lagi.
          Ini pelajaran dan cermin berharga utk direnungkan jika bermain dalam dunia politix yg penuh tipu muslihat.

  3. bro itulah warga DKI yg sudah kebiasaannya maunya minta ga mau kerja,karena waktu jaman foke ada kemungkinan waktunya ada banjir mereka mendapat keuntungan,tapi sekarang lain lagi,karena da ga dapet apa2 jadi kerjanya ngejelekin kinerja orang aja,makanya orang2 yg begini tuh yg harus diwaspadai,yg bisa bikin kacau keadaan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here