Warga Rusun Marunda: Di Sini Lebih Menyenangkan

6
246
Salah seorang warga Penjaringan yang telah mendapat hunian di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Jumat (4/2/2013). Unit 1-18 Blok 8 yang ditempatinya terlihat sudah dilengkapi kulkas, televisi, meja-kursi, dan berbagai perabot lainnya.

Ahok.Org – Warga Penjaringan yang telah berpindah ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda menilai keputusan mereka untuk pindah sebagai pilihan yang tepat. Tidak hanya karena hunian layak yang diperoleh, mereka pun bisa lepas dari momok yang rutin dialami saat masih di berdiam di Penjaringan.

“Di sini jauh lebih menyenangkan. Siapa sih yang ingin kerendam banjir terus?” ujar Parno (66), penghuni Blok 7 lantai 5 No. 02 Rusun Marunda saat ditemui Kompas.com, Selasa (12/2/2013).

Parno menjelaskan, di rumah lamanya yang terletak di kawasan Muara Baru, Penjaringan, rob atau luapan air laut hampir selalu menggenangi rumahnya. Selain itu, lokasi tersebut terhitung padat. Rumah yang didiami tergolong sempit dan kurang sehat bagi perkembangan tiga cucunya.

“Apalagi di sini saya dikasih gerobak dagang untuk buka warung,” ujar Parno.

Alhasil, warga asal Brebes, Jawa Tengah ini mengaku sudah merasa kerasan berdiam di Marunda. Dia membuka dagangan soto di pusat kuliner rusun yang terletak di lantai dasar Blok 7. Usaha kecil itu menjadi kelanjutan usaha dagang serupa yang sebelumnya dibuka di Muara Baru.

Keterangan serupa diberikan Solihin (29), pedagang mi goreng di lokasi yang sama. Keraguan awal ketiga hendak pindah, dalam pengakuan Solihin, adalah masalah pekerjaan. Bapak dua orang putri ini yang sebelumnya berdiam di Muara Baru, mengaku sempat cemas jika harus bolak-balik Marunda-Muara Baru untuk bekerja.

“Alhamdulillah, kami disediakan lahan buat berdagang dan dikasih gerobak ini buat jualan,” kata Solihin.

Meski demikian, masih ada kendala yang dihadapi sejumlah warga rusun lainnya. Persoalan tersebut terkait minimnya angkutan yang mengakses rusun. Tarjinah (78), penghuni unit 5-06 Blok 7 mengaku beberapa cucunya masih bersekolah di Muara Baru. Alhasil, orangtua mereka setiap hari masih harus bolak-balik Marunda-Muara Baru untuk antar-jemput putra-putri mereka.

“Masih banyak yang sekolahnya di sana. Ada dua cucu saya, tiap hari masih diantar bapaknya ke sekolah,” kata Tarjinah.

Solihin menjelaskan, pengelola sebenarnya telah menyediakan beberapa unit bus Blue Bird untuk mengantar jemput warga dengan trayek Marunda-Muara Baru. Ada pula angkot dari Cilincing. “Tapi angkot jarang masuk kemari. Kebanyakan berhenti di Sekolah Pertanian (sekitar 2 km dari rusun),” kata Solihin.

Selain masalah tersebut, layanan kepada warga di Rusun Marunda masih berjalan lancar hingga saat ini. Makanan dan minuman dibagikan tiga kali sehari. Pasokan bantuan berupa peralatan dapur dan rumah tangga pun terus berdatangan. Layanan pendidikan usia dini dan berbagai kursus bagi kaum perempuan sudah mulai dibuka di rusun milik Pemprov DKI itu, antara lain, kursus pendidikan kesetaraan, ketrampilan merangkai bunga, tata rias pengantin, kegiatan PAUD, ketrampilan komputer, dan kursus menjahit. Kegiatan-kegiatan ini terpusat di Blok 8 yang dihuni warga pindahan dari Penjaringan.[Kompas]

6 COMMENTS

  1. MOTIVATORIUM SOSIAL-POLITIK

    Kami atas nama INISIATIF WARGA NEGARA INDONESIA UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA SALAH URUS NEGARA dan RASA BAHAGIA WARGA KORBAN BANJIR, kami menyampaikan Penghormatan dan Apresiasi yang setinggi-tingginya atas RESPON CEPAT Gubernur DKI Jakarta Periode 2012-2017 (Bapak Joko Widodo) dalam memberikan KEPASTIAN KEPADA WARGA KORBAN BANJIR TENTANG MENDAPATKAN RUSUN MARUNDA dengan cara datang langsung ke lokasi Rusun Marunda (Selasa, 12/02/2013) dan berdialog langsung dengan warga pendaftar Rusun. Sekali lagi : terima kasih. Dan, kepada sekitar 300 hingga 500 orang warga Korban Banjir yang kemarin (Senin, 11/02/2013) sempat kecewa dan marah atas ketidakpastian pelayanan petugas Loket Pendaftaran Rusun Marunda : SELAMAT MENIKMATI DAN MENDAPATKAN SETUMPUK HARAPAN DARI KUALITAS KEPEMIMPINAN DKI JAKARTA PERIODE 2012-2017 ini. Sekali lagi : SELAMAT dan SUKSES BUAT SELURUH WARGA KOTA JAKARTA.

  2. Inilah hasil kerja jB yg tdk akan dilupakan warga,semoga warga dan aparat saling mendukung agarberlanjut trus pembenahan birokrasi hingga mental korup dan aji mumpung hilang dari aparat/warga.selamat bekerja trus pak JB

  3. Buat warga rusun Marunda, akan sangat menyenangkan dan membahagiakan apabila terjadi hujan deras, berbarengan dengan banjir ROB. Anda dapat menonton banjir dari televisi sambil menikmati secangkir kopi panas, tanpa harus merasakan banjir.
    Sementara warga yang tidak mau pindah ke rusun Marunda, selamat berjuang melawan banjir dan resiko penyakit akibat banjir…
    Pemprov sudah memberikan pilihan buat masyarakat sekitar penjaringan.

  4. Yu Youzhen, seorang jutawan dari Kota Wuhan, Cina, telah menjadi berita utama baru-baru ini, setelah dia bekerja sebagai pembersih jalan, dan digaji 1.420 yuan per bulan (sekitar 2 juta rupiah) , untuk memberikan contoh positif bagi kedua anaknya.

    Selama tahun 1980, Yu Youzhen hanya seorang petani sayuran di Hongshan District Donghu Desa Huojiawan. Dia dan sang suami bekerja keras dan menghemat uang. Setelah bertahun-tahun bekerja dari fajar sampai senja, mereka menjadi keluarga pertama di desa untuk memiliki rumah 3 lantai. Sahabat anehdidunia.com pada saat itu, banyak orang yang datang ke Wuhan mencari pekerjaan, dan banyak dari mereka membutuhkan tempat tinggal, sehingga Yu mulai menyewa kamar di rumahnya. Setiap kamar disewakan sekitar 50 yuan setiap bulan. Dan hasil menyewakan kamar, dia mulai membangun rumah lebih banyak lagi. Setelah beberapa tahun, ia memiliki tiga bangunan 5 lantai, sebagian besar yang disewakan.

    Ketika itu peraturan konstruksi sangat yang longgar di Cina, dan semua orang membangun rumah. Ketika kebijakan pemerintah untuk penggantian dan pembangunan kembali lahan, Yu Youzhen mendapatkan dikompensasikan dengan 21 apartemen untuk semua rumah yang mereka dibangun di Huojiawan . Sekejap Yu Youzhen menjadi kaya, namun tidakseperti warga desa lain yang menghamburkan uang dengan berjudi dan minum, Yu Youzhen tetap berhemat dan bekerja keras.

    Kini alih-alih tinggal di rumah dan menghitung kekayaannya, Yu bekerja sebagai pekerja sanitasi, pekerjaan yang ia kerjakan sejak tahun 1998. Dia harus bekerja mulai jam 3 pagi , enam hari dalam seminggu, dan ia menghabiskan 6 jam sehari membersihkan bentangan 3.000 meter jalan, menyapu dan membersihkan tong sampah.

    “Saya ingin memberi contoh untuk putra dan putri saya, seseorang tidak bisa hanya duduk di rumah dan ‘menggerogoti’ kekayaan. ” kata Yo Youzhen menjelaskan. Yo Youzheng bertekad untuk menjaga keluarganya di jalur yang benar. Sahabat anehdidunia.com dia sudah memperingatkan putra-putrinya, ”Jika kalian tidak bekerja, saya akan menyumbangkan apartemen ke negara.” Dan tampaknya contoh diberikan manjur sekali. Sekarang sang anak bekerja sebagai sopir di area Donghu Scenic, menghasilkan lebih dari 2.000 yuan per bulan, dan putrinya adalah seorang pekerja kantor, dengan gaji 3.000 yuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here