Bisnis Group Para oknum PLN? (Reses Hari Ke Lima)

3
109

Ahok.Org (09/11) – Hari kelima reses, Senin, Nov 8, 2010, Pukul 09:30 saya berada di pasar tradisional kecamatan Kelapa Kampit (perjalanan 1 jam an dari rumah di Gantung), pasar yg sangat tidak layak, atap seng yang harus membuat aku merunduk agar tidak terbentur, dari sejak saya jadi Bupati sudah pernah ajukan dana alokasi khusus agar di buatkan pasar tradisonal yg bersih dan rapi, ternyata belum mendpatkan DAK tersebut, setelah berbincang-bincang guna mendapatkan masukan dari para pedagang yang kuatir justru dengan dibangunnya pasar yg bersih , rapi dan modern membuat mereka kehilangan tempat berusaha di pasar yg lama.

Karena itu harus dibangunkan dengan syarat mereka tetap mendapatkan jaminan berusaha dgn harga sewa yg sama, kecuali kalau dgn bersih dan rapinya pasar membuat keuntungan bertambah, mereka bersedia membayar lebih uang sewanya.

Setelah dari pasar tradisional, saya mengunjungi kantor ranting PLN Kelapa Kampit yang menerima pemasangan baru denagn memasang harga resmi , spt untuk: BPUJL (biaya pemasangan dan uang jaminan langganan) utk 6 A Rp.1,151,600,- murni ke PLN.

Faktanya masyarakat membayar rata-rata Rp.3,5 jt dengan diberikan kwitansi tulisan tangan bukan dengan stempel PLN tetapi hanya oleh honorer/org PLN sendiri atas nama perusahaan yg bersertifikat AKLI (asosiasi kontraktor listrik /instalatir indonesia).

Alasannya selain biaya resmi
PLN untuk BPUJL sisanya adalah biaya pihak swasta/kontraktor yang melakukan survei,pasang,penyediaan material jaminan instalasi (semua dikeluarkan oleh AKLI, total pemasangan di belitung ada 6 perusahaan dalam bentuk CV di bawah AKLI (asosiasasi kontraktor dan mekanikal listrik indonesia).

Saya diterima oleh saudara Robert pegawai PLN, dan  saudaar Kamri tenaga honorer PLN, merangkap menjadi perwakilan CV-CV di bawah AKLI untuk mempermudah pemasangan ke rumah warga yg membayar.

Saya mengajukan pertanyaan dari mana dasarnya untuk menetapkan total biaya yg perlu dibayarkan kepada pihak kontraktor? Alasannya sudah ada kesepakatan di Pemkab, bahwa pemasangan akan diseragamkan menjadi Rp.3 jt untuk daya 6 amp, alasannya kalau yang lebih itu permainan oknum yg tidak bisa mereka kontrol, saya katakan sangat tidak masuk akal kalau PLN tedak bisa mnegontrolnya, bukankah semua kontraktor harus menyetorkan uang bayar BPUJL ke PLN?!, PLN bisa pernyataan dari calon pelanggan yg menyatakan bahwa mereka sepakat membayar sejumlah uang kepada cv-cv anggota AKLI dalam memasangnya, bukan seperti saat ini dikasih kwitansi tertulis 3 jt, kenapa tidak buat 2 kwitansi, 1 resmi dari PLN, 1 nya lagi dari CV-CV tersebut?

Tidaklah mengherankan gosip yang beredar di warung kopi, lihat saja semua pegawai PLN rumahnya bagusp-bagus dan Motornya baru dan bagus, karena ada bisnis dalam bisnis PLN itu sendiri, sementara terus meminta dana sunsidi APBN untuk ketidak efisien dan bisnis dalam bisnis mereka yg mengatasnamakan CV-CV anggota AKLI, padahal atas jasa oknum-oknum PLN tersebut masyarakat dipaksa menggunakan jasa cv-cv tersebut tanpa bisa melakukan tawar menawar sebagaimana layaknya usaha jasa secara umumnya, tetapi cv-cv tersebut mendapat hak monopoli pasar bahkan menetapkan harga sepihak menekan masyarakat yang memang membutuhkan listrik di rumahnya, karena itu adalah hak dasar warga negara Indonesia untuk memperoleh listrik dirumahnya.

Sehrsnya pihak PLN bisa mengontrol harga pemasangan oleh cv-cv akli yang mereka awasi, persoalannya cv-cv tersebut adalah bisnisnya pribadi oknum-oknum di PLN yang APBN gaji untuk menolong rakyat memperoleh hak menikmati listrik di rumahnya, inilah contoh betapa buruknya mental para pemangku jabatan di negara kita.

Gantung, 18:13:05

BTP

Catatan:
Setelah dari PLN Kampit, saya sempatkan diri menyerahkan kursi roda warga yang tidak mampu dan membutuhkannya dan sebelumnya sambil makan siang saya berbincang bincang dengan salah satu Ketua Partai di Belitung Timur untuk mendapatkan masukan masukan situasi sosial,ekonomi dan politik, terutama aparat kepolisian.

Setelah itu sore harinya hujan yang begitu besar saya berbincang dengan ketua Barongsai dan pengurus pengusaha warung kopi Manggar, masukannya hampir sama tentang aparat Kepolisian yang menangkap para penjual minyak eceran yang mereka peroleh dari SPBU resmi, karena jarak yang jauh dari SPBU dan tidak dibukanya 24 jam SPBU tersebut.

Kunjungan ke pasar Tradisional Kelapa Kampit, Beltim

Bersama dengan  Kepala Pasar dan mantan Kades yang kini berdagang Ikan

Pengumuman harga yg tdk sesuai dgn fakta, masyarakat dikenai harga rata-rata Rp 3,5 jt untuk 1300 watt

Semacam hama rayap yg mematikan pohon milik masyarakat, disiram oli atau solar tetap hidup hamanya? Ada yg tahu obatnya?

Menyerahkan bantuan kursi roda kepada yang tidak mampu dari yayasan pondok kasih Surabaya

Contoh kwitansi resmi dari PLN  yang meminta biaya sebesar Rp 3,5 jt dari pelanggan, kwitansi aslinya hanya Rp. 1,133,800 saja

Dgn bpk Jamat di Dusun Gunung Nayo, Air Kelik, Kelapa Kampit, Beltim

Oknum PLN berani memberi tanda terima uang pemasangan Rp.3,5 jt atas nama kontraktor pemasangan di Manggar Beltim

Mengunjungi kediaman orang tua yang menderita lumpuh dan tidak mampu


3 COMMENTS

  1. wah itu penjual eceran bensin knp ditangkap…. walaupun menyalahkan hukum, tetapi itu kan dah dari jaman dulu. selain itu masyarakat lebih mudah membelinya karena spbu untuk di kota manggar cuma 2 dan itu pun tidak 24 jam. jika pengecer di tangkap, akan bnyk pengangguran. setidaknya pihak yang bertanggung jawab bisa memberikan solusi yang bagus

  2. Betul sekali yang bapak ahok sampaikan…
    saya membayar lunas semua tanggal 5 november 2010 karena mereka bilang rumah bapak sudah di survey dan listrik akan segera di sambungkan. mendengar berita seperti itu saya pun senang.besok hari nya saya dan saudara saya memasang instalasi listrik untuk rumah tersebut yang dimana bila pemasangan dilakukan pihak pln tinggal menyambungkan kwh nya saja. kemudian hari senin nya saya membayar lunas Rp.3.000.000 kepada adm PLN Kelapa Kampit, kemudian mereka mengakatan secepatnya listrik bapak akan kami pasang. Dua hari berlalu ternyata listrik belum di sambungkan  juga.kembali saya datangi PLN Kampit,lalu mereka bilang ( susah pak hari ne ujan terus kiape kamek nak masang e,men isok dak ujan pasti kamek pasang) . seminggu berlalu ternyata listrik belum di sambungkan juga,lagi- lagi saya melapor ke PLN dan mereka menjawab ( alat alat kamek ne lum lengkap jadi llistrik rumah lum kuang di pasang) karna saya tidak tahu mengenai listrik saya pun menjawab ie la, tapi dalam logika saya ini cv dan pln ada dalam proyek besar tidak mungkin alat tidak lengkap…..sampai saat ini pun listrik belum terpasang juga…

    Tolong Bapak Ahok di tindak lanjuti kasus kasus semacam ini….Masih banyak orang yg sama nasibnya seperti saya…Terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here