Jokowi: Proyek JLNT Terkendala Anggaran

4
166

Ahok.Org – Rencana menghentikan proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang kemungkinan akan dilakukan. Hal itu terungkap setelah Gubernur DKI Jakart Joko Widodo membenarkan bahwa ada masalah dala proyek tersebut.

Jokowi menjelaskan, problem yang paling mengganggu dalam proyek JLNT itu adalah mengenai anggarannya. Meski bisa dicari solusi melalui APBD Perubahan, tapi dirinya menyayangkan waktu yang dikorbankan akibat masalah tersebut.

“Ya, sedikit ada problem, masalah penganggaran saja. Rugi waktu memang, (karena) harusnya akhir tahun selesai,” kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (22/4/2013).

Ia menyampaikan, masalah anggaran dalam proyek itu terjadi karena kendala teknis di lapangan. Target penyelesaian akhir tahun membuat proyek itu tidak dianggarkan di tahun berikutnya.

“Ternyata enggak selesai, sehingga kalau (proyek) ini dilanjutkan ndak ada anggarannya. Makanya harus dianggarkan ke anggaran perubahan,” ujarnya.

Secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah memberi sinyal untuk menghentikan proyek JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang. Hal itu terlihat dari inisiatifnya yang meminta Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengaudit penggunaan anggaran proyek tersebut.

Basuki mengungkapkan, audit itu untuk mengetahui indikasi wanprestasi dalam proyek tersebut. Jika diteruskan, ia mengatakan, akan melakukan tender ulang atau mekanisme lainnya.

Awalnya, pembangunan jalan layang tersebut ditargetkan selesai akhir tahun 2012, namun penyelesaiannya molor. Menurut informasi, pengerjaan proyek molor atau bahkan mandek karena Basuki memangkas anggaran untuk proyek tersebut.

Ada tiga paket dalam pengerjaan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur. Di antara ketiga paket itu, masih ada satu paket yang masih dalam pengerjaan, yaitu paket Mas Mansyur.

JLNT ini direncanakan akan selesai pada pertengahan tahun ini. Berdasarkan desain awal, JLNT ini memiliki dua pilar di kiri kanan Jalan Prof Dr Satrio, namun karena ada pipa air baku, desain berubah dari dua jalur arah timur dan barat disatukan, di sisi kanan Jalan Satrio.

Hal itulah yang membuat pembangunan di daerah persimpangan Jalan Sudirman itu lebih lambat dibandingkan area pekerjaan lainnya. Sementara itu, di Jalan Prof Dr Satrio, sudah tidak ada pekerjaan apapun. Anggaran proyek JLNT ini menghabiskan sekitar Rp 840 miliar.[Kompas]

4 COMMENTS

  1. Kalau memang BTP yang memangkas anggaran untuk proyek tersebut berarti yang wanprestasi ya pihak Pemda dong. Saya rasa BTP gak seceroboh itu bisa-bisa informasi tersebut sengaja dihembuskan oleh mereka yang dirugikan.

  2. sudah bener, minta Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengaudit penggunaan anggaran proyek tersebut.

    biar gamblang dan transparant dimana kendalanya, emang kurang modalnya atau digerogoti tikus-tikus…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here