Basuki: Kontraktor yang Stop JLNT, Bukan Kami

6
191

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah bahwa dialah yang menghentikan pengerjaan proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang. Ia menegaskan, proyek itu terpaksa dihentikan oleh pihak kontraktor dengan dugaan kehabisan anggaran.

Basuki menegaskan, saat ini pihaknya tengah mempelajari penyebab mandeknya proyek tersebut. Pada dasarnya, ia ingin proyek itu segera selesai, kalaupun hasil audit mengharuskan tender ulang sebelum melanjutkan pembangunan. Dia berharap hal itu tak menyita waktu lama.

“Harus diluruskan, yang stop itu proyek bukan kita. Tapi dia sendiri (kontraktor). Kenapa stop sendiri? karena belum dibayar, mungkin kehabisan uang,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (24/4/2013).

Mantan Bupati Belitung Timur ini menyampaikan, pihaknya bisa saja menyelesaikan tunggakan terkait proyek yang sudah berjalan hampir 90 persen itu. Akan tetapi, semuanya harus menunggu hasil audit BPK, BPKP, dan Inspektorat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Kalau kita harus bayar (utang), ya kita bayar, anggarannya ada kok. Tapi harus nunggu hasil audit,” ujarnya.

Seperti sudah diberitakan, penghentian proyek JLNT itu disinyalir karena kehabisan anggaran. Dinas Pekerjaan Umum masih berutang Rp 20 miliar kepada PT Adhi Karya. Menurut Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswo Dharmawan, pengerjaan proyek untuk perusahaan yang dipimpinnya sudah selesai sesuai kontrak. Adhi Karya, kata dia, justru belum menerima haknya sekitar Rp 20 miliar dari Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

Kiswo mengaku siap untuk diaudit. Pemeriksaan keuangan proyek, menurut Kiswo, harus dilihat per paket. Sebab, proyek dikerjakan dengan sistem paket. Dengan model seperti ini, akan terlihat di ruas mana atau pihak mana yang layak menerima sanksi karena tidak memenuhi target.

Pengerjaan proyek ini dimulai tahun 2010, yang dikerjakan dalam beberapa paket. Paket Casablanca dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Wijaya Konstruksi, sedangkan paket Dr Satrio dikerjakan PT Adhi Karya. Sementara itu, paket Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya. Saat ini, pengerjaan proyek sudah mencapai 90 persen dari total pengerjaan.[Kompas.com]

Terkat:

6 COMMENTS

    • Bukan dendam sebenarnya, cuma penghasilan banyak berkurang sudah dicoba membujuk-bujuk supaya ada pengertian rupanya kagak berhasil. Habis mau dipenuhi permintaannya, repot pertanggungjawaban karena semua sdh terbuka gak ada yang ditutup-tutupi. Seharusnya sadarlah ikut berubah, jangan pakai paradigma lama.

  1. ibarat kalau darah sudah mengalir keluar dari tubuh, apakah dibiarkan mengalir sampai mati? itu bunuh diri namanya…nah coba periksa jg yg komplain2 itu, jgn2 punya andil korupsi.

  2. Aneh bin ajaib, kerja sdh selesai sesuai kontrak tapi bayaran kurang? Lha, nilai kontraknya apa bisa melebihi anggaran yang tersedia? Bagaimana proses tendernya? Ini perlu audit benar2.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here