Pesta Rakyat = Pameran Kerak Telor? Jokowi: Salah Besar!

13
408

Ahok.Org – Gubenur DKI Jakarta Joko Widodo marah atas pernyataan tentang pesta rakyat Jakarta yang diibaratkan seperti pameran kerak telor. Jokowi menilai pernyataan itu salah besar.

Hal itu disampaikan Jokowi ketika ditanya tentang pernyataan Komisaris Utama PT Jakarta International Expo (PT JIExpo), Murdaya Poo, pekan lalu. Pada pertemuan dengan Wakil Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa (4/6/2013), Murdaya Poo menyanggah PRJ hanya mengakomodasi industri skala besar dan mengabaikan industri kecil. Menurutnya, PT JIExpo telah proporsional dalam menempatkan usaha kecil dan industri besar.

“Sekarang itu, sudah dua kali lipat (keberadaan usaha kecil di PRJ), tiap tahun dilipatkan terus. Memang, di luar ada, di dalam ada, karena ini kan bukan pameran kerak telor,” kata Murdaya kepada wartawan, Selasa.

Jokowi menilai salah besar jika pesta rakyat yang digagas olehnya diadakan untuk menyingkirkan Pekan Raya Jakarta yang selama ini digelar oleh PT JIExpo. “Karena dia (Murdaya Poo) enggak mulai dari awal. Dia ngertinya kan hanya untung, hanya untung, hanya untung. Tahu kamu?” kata Jokowi dengan nada tinggi kepada wartawan ketika ia membeli kerak telor di tepi Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2013) siang.

Pernyataan tegas dengan mimik serius dari mantan Wali Kota Surakarta tersebut sempat membuat sejumlah wartawan terkejut. Tidak biasanya Jokowi melontarkan pernyataan dengan nada tinggi seperti itu karena Jokowi selalu melayani pertanyaan media dengan gaya santai.

Jokowi mengatakan, keinginan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelar pesta rakyat menyambut HUT DKI Jakarta bukan untuk mengusik acara PRJ yang diselenggarakan oleh PT JIExpo. Menurut Jokowi, bisa saja ada pameran industri berskala besar. Namun, harus ada juga acara yang mengakomodasi usaha kecil dari masyarakat.

“Konsepnya awal itu untuk kegembiraan rakyat, kemudian juga untuk usaha-usaha yang kecil, usaha mikro, usaha-usaha rumah tangga seperti ini yang seharusnya diberi ruang. Biar mereka pun bisa berpesta satu tahun sekali,” ujarnya.

Jokowi mencontohkan, jika JIExpo mengklaim telah mengakomodasi pedagang kecil, buktinya masih ada ratusan pedagang kerak telor yang tidak bisa masuk ke arena PRJ dan berjualan di pinggir-pinggir jalan di sekitar arena PRJ. Oleh sebab itu, kata Jokowi, perlu ada acara yang mampu menampung para pedagang makanan kecil itu.

Pemprov DKI mewacanakan untuk menggelar acara PRJ di pelataran Monumen Nasional sebagai bagian dalam merayakan ulang tahun Kota Jakarta. Pemprov DKI melihat PRJ yang digelar di Kemayoran selama beberapa tahun ini telah kehilangan roh karakter Betawi. Hal itu antara lain ditandai oleh keberadaan stan-stan industri raksasa di PRJ yang menggeser produk kebudayaan Betawi. Pemprov DKI melihat perlu digelar HUT DKI yang memiliki ciri Betawi.[Kompas.com]

Berita Lainnya: Pedagang Kerak Telor Mengeluh Tak Bisa Dagang di PRJ

13 COMMENTS

  1. pengelolaan PRJ, cuma jadi ajang korsa yg membabi buta, dalam mencari keuntungan yg sebesar-besarnya…!!!

    2014, ganti rezim, mungkin perlu ditinjau ulang, pengelolaannya…!!!

    • Benar! hanya maunya untung dan tidak menolong orang kecil. Statement ini: …..karena ini kan bukan pameran kerak telor,” kata Murdaya << Bos Murdaya mau ngajarin Jokowi, sy pengusaha elit bkn pengusaha mebel, hebat kan? Pak Ahok saja sampai bisa nurutin diminta videonya nga diupload, padahal diruangan situ teritorialnya Pak Ahok. Betapa dashyatnya power-nya clan-murdaya ini

  2. Pak JB. Waktu saya tanya penjual kerak telor di luar PRJ ini jawabnya: Biaya sewa didalam PRJ hrs bayar 6jt. Harga 1 kerak-telur-bebek Rp 15rb. Kl jualan diluar/pinggir jalan, rata2 omzet mereka sektr 300rb/hari x 30 hari = Rp 9jt – modal bahan = untung sektr Rp 5jt, dibagi 30 hari kerja = Rp 166rb/hari. Tiap hari bayar retribusi keamanan 5rb, jadi rata2 160rb/hari. Kl tdk ada PRJ tentengan-gerobaknya disimpan dirmh, sehari2 mrk kerja sbg tukang/buruh/serabutan. Pak Murdaya mana berminat lihat angka ini. Benar Pak Jokowi/Ahok, dia mikirnya hanya untung….untung….untung….yang besar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here