Usai Nonton Film Soekarno, Ini Pendapat BTP

2
196

Ahok.Org – Banyak pihak memberikan apresiasi kepada film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’. Salah satunya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kata Ahok, setelah menyaksikan film ini membuatnya jadi lebih mengenal sosok Soekarno.

“Film Soekarno bagus banget, saya jadi tahu Bung Karno itu seperti apa,” kata Ahok dalam “Dialog Interaktif Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia” yang dihelat di kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean A, Jakarta, Jumat, (20/12/2013) lalu.

Pasangan Joko Widodo ini secara jujur memuji kiprah sang sutradara, Hanung dalam membuat film ini. Menurut Ahok, pujian itu diberikan dirinya kepada Hanung bukan untuk mempromosikan film ini, namun karena karya Hanung tersebut memang sangat luar biasa. “Memang benar, Hanung bikinnya bagus banget,” ujarnya.

Namun, di tengah penilaian positif terhadap film “Soekarno” ini, kubu Rachmawati Soekarno Putri mempersoalkannya. Tak tanggung-tanggung, Rachmawati melayangkan 4 gugatan, yakni dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran hak cipta yang diajukan di Polda Metro Jaya serta dugaan pelanggaran hak cipta dan perbuatan melawan hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Menanggapi 4 gugatan tersebut, kuasa hukum Hanung dan Multivision, Rivai Kusumanegara mengungkapkan, bahwa kliennya tidak melanggar hak cipta karena film berjudul “Soekarno” tidak menayangkan dua adegan skrip halaman 35 sebagaimana ditudingkan kubu Rachmawati.

“Setelah diperiksa, nyata-nyata ‘Tangan polisi militer melayang ke pipi Sukarno yang mengakibatkannya terjatuh’ dan adegan ‘Popor senapan Polisi yang menghajar wajah Sukarno’ sebagaimana tercantum dalam skrip halaman 35, tidak terdapat dalam film Soekarno,” pungkas Rivai. [Liputan6.com]

2 COMMENTS

  1. Pak Ahok merupakan salah satu pejabat yang mempromosikan film nasional 🙂 Saya pro film Soekarno pak, tapi sayang untuk film versi produksi Punjabi (raja sinetron) & sutradara Hanung sangat SALAH dalam menampilkan karakteristik Soekarno yang kesannya plonga-plongo. Masih ada beberapa kekurangan fatal lainnya yang tidak perlu saya sebutkan. Nama Punjabi bisa dibilang tidak mengherankan bila kualitas film seperti itu, tapi ironis nama Hanung ternyata juga bukan jaminan mutu. Masih bagus dokumenter sejarah “reenacment” punya History Channel (televisi kabel) yang sangat pas dalam menggambarkan sosok Soekarno & Hatta. Ironis, orang bule lebih tepat mengaktualisasikan beliau berdua.

    • Mungkin kalau orang-orang mau membuka kembali buku-buku mengenai Bung Karno seperti buku “Penyambung Lidah Rakyat”, dan tidak hanya membuat asumsi/interpretasi sendiri mengenai sosok Soekarno, tidak akan semudah itu menjudge film ini berlebihan/dibuat-buat.Dan please, ini bukan zaman orba dimana kreatifitas yang bertentangan dengan penguasa diblokir begitu saja. Jadi konyol dan sangat tidak demokratis, para pendemo yang memaksa bahkan mengancam agar film diturunkan. Hargai dong perbedaan pendapat. Bung Karno manusia kok bukan Tuhan yang maha sempurna. Terlepas dari segala kekurangannya sebagai manusia, dia sudah berjuang untuk bangsa ini dan itu yang perlu kita teladani sebagai penerus bangsa. Kalaupun film ini masih terdapat kesalahan, film ini dibuat oleh manusia yang juga banyak kekurangan. Secara pribadi film ini lebih baik daripada sinetron-sinetron yang tidak mendidik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here