Ahok.Org – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengevaluasi kinerja camat dan lurah pascalelang jabatan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, ia masih terus melakukan pendekatan dengan lurah dan camat demi mengetahui kinerja mereka, misalnya dengan mengundang makan siang.
“Karena sudah paradigma 30 tahun, lurah-lurah ini minta sumbangan, tilap uang dari mana-mana demi kesenangan,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Basuki menyebutkan, sudah berpuluh tahun lurah meminta sumbangan ke warga demi membuat banyak acara. Tak jarang mereka juga meminta sumbangan kepada ibu-ibu PKK. Melalui acara tersebut, namanya akan semakin naik dan berharap jabatannya akan dipromosikan. Padahal, menurut Basuki, segala macam acara yang diselenggarakan itu tidak akan memengaruhi penilaian promosi jabatan.
Paradigma itulah yang ingin diubah oleh Basuki bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pelayanan terhadap masyarakat menjadi aspek penilaian tertinggi. Apabila di wilayah tersebut sudah tidak ada lagi sampah yang berserakan, warga yang telantar sakit di rumah, maupun anak-anak putus sekolah, bukan tidak mungkin lurah atau camat tersebut akan dipromosikan.
“Sekarang yang paling penting, masyarakat terlayani karena hasil tes lelang jabatan kan juga cuma 20-30 persen yang bagus,” kata Basuki.
Basuki mengklaim 90 persen lurah-camat saat ini sudah memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Satu hal yang diinginkan Jokowi adalah sebuah kelurahan dengan konsep bank. Dengan konsep ini, warga dapat dengan mudah mengurus segala administrasi tanpa proses rumit. Selain itu, PNS yang ditempatkan sebagai costumer service haruslah PNS kelurahan yang memiliki sifat ramah kepada warga. Tak lupa, disediakan permen dan air mineral untuk warga kala menunggu administrasi.
“Kita akan ubah melalui PTSP (pelayanan terpadu satu pintu). Kelurahan dan kecamatan dulu yang seperti bank, baru seluruh kantor dinas yang ada seperti bank,” kata Basuki. [Kompas.com]