Ahok.Org – Hujan terus mengguyur sejumlah wilayah Jakarta yang mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi karena banjir. Beberapa lokasi pun disediakan sebagai tempat tinggal sementara bagi para korban banjir.
Ternyata tidak hanya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang blusukan memantau pemukiman warga yang terendam banjir. Sang wakil, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun ikut turun ke mengecek tempat pengungsian warga.
Dengan mengenakan polo shirt ungu dipadukan dengan jaket dan celana kain berwarna krem, Ahok mendatangi tempat pengungsian di Jalan Pantai Indah Selatan 2, Kapuk Muara.
“Tadi mulai jam 7 pagi Bapak cek pengungsian di dekat Vihara Dharma Suchi,” ujar salah seorang staf pribadi Ahok melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (19/1/2014).
Lokasi itu merupakan tempat relokasi warga Kapuk Muara yang huniannya terendam banjir. Para warga menetap di dalam tenda-tenda berwarna hijau dengan ukuran yang cukup besar. Tampak tikar digelar sebagai alas tempat tidur mereka.
Kata staf, mantan Bupati Belitung Timur itu sempat berbincang dengan beberapa warga untuk mengetahui ketersediaan logistik dan kebutuhan sehari-hari lainnya bagi mereka. “Ngecek banjir juga sama pengungsi. Serta ngecek ketersedaan bantuan,” tandas. [Liputan6]
Dear wagub dan gub,semoga normalisasi sungai n pemindahan warga segera dilaksanakan dari bantaran kali agar sungai kembli ke fungsinya, dan penerapan hukum atau sanksi bagi pembuang sampah sembarangan segera disahkan kpd masyarakat, oknum2 petugas apalagi, perusahaan, yg pasti kepada saya jg dilaksanakan dengan konsisten, Seperti pemasangan CCTV, penempatan petugas2 pemprov ataupun kepolisian tangkap dan sidang di tempat denda yg tinggi bagi siapa saja, serta hukum dr kurungan atau kerja sosial membersihkan sampah dibantaran kali, jlnan, dll yg penting membuat jera sejera2nya. Saya mendukung anda sekalian. Semoga Tuhan memberkati
Kepada Yth. wakil rakyat.
Mohon dengan sangat bantuannya sebagai wakil rakyat.. jika tidak bisa memberikan bantuan langsung kepada rakyat, setidaknya mohon dapat membantu mempercepat pengesahan APBD DKI, sehingga rakyat dapat dengan segera merasakan perubahan yang bisa meringankan penderitaan.
Terima kasih.
Jika blh usul, saat seperti ini para tahanan Koruptor mungkin diberi hukuman sosial untuk membersihkan sungai atau bekerja di dapur umum, atau dijadikan relawan untuk melihat penderitaan rakyat akibat perbuatan mereka.
Disatu sisi bisa memberikan hukuman moral, dan juga memberi kesempatan untuk memperbaiki sedikit moralnya.
yth pak BTP/Ahok yg Wagub, kali Ciliwung yg berkelakkelok apa ga bisa diluruskan sekalian dilebarkan, tanah bekas kali diuruk dibikin RUSUN yg cukup banyak…
Kelokan berguna untuk menahan/mengurangi laju arus air apalagi saat deras sekali.Kalau dibuat lurus akan berbahaya sekali.
Akan lebih baik jika kali diluruskan, namun dgn syarat daya tampung kali tersebut HARUS lebih besar dr kali yang kelok2. Jadi untuk meluruskan kali, maka kali tersebut harus dibuat lebih lebar dan kalau memungkinkan digali lebih dalam agar total volume air yang dapat ditampung oleh kali yang lurus tidak kalah dari kali yang kelok2. Dengan sungai yang lurus akan cepat menghantarkan air ke laut.
tidak semudah itu meluruskan sungai ato kali..karena semua ada hitungan2 yg matang sebagai itungan enginiring dan geologi..karena ini sudah pernah dibahas dengan mentri PU dan Kadis PU bbrp waktu yg lalu disaat rencana rusun di ciliwung akan dibangun
Masalah sanksi berat utk pembuang sampah di kali tidak bisa hanya diterapkan di DKI saja melainkan sanksi diterapkan juga kepada masyarakat daerah penyangga…sedangkan banyak juga sampah ber-asal dari hulunya di kawasan puncak…krn sy sendiri sering melihat masyarakat disana buang sampah langsung ke kali ciliwung…trims
Hmm untuk menerapkan hukum perda DKI di daerah hulu sungai ciluwung yg diluar wilayah DKI amat tidak mungkin,
Kalau daerah jawabarat tidak bisa bekerja sama, sebaiknya jika punya dana cukup, DKI bangun saja jaring penahan sampah yg besar, agar sampah dari hulu ciliwung yg bukan dibuang oleh warga DKI ridak masuk ke DKI, dan perda untuk denda maksimum bagi warga DKI harus benar2 diterapkan….
ide aneh2 jah neh, dgn kondisi sekarang aja mo nyuruh warga pindah saja masih tarik ulur macam main layang2 padahal dah jelas2 penduduk dipinggiran DAS salah , malah mo lurusin sungai pula, sanksi buang sampah di kali itu gak bisa dijalankan selagi warganya rumahnya berbatas dgn kali, siapa yg 24 jam ngawasi sepanjang kali ? dan ada 13 sungai besar di DKI, 800 an kali di DKI, sekian ratus got, saluran air, apa ada penjara sebesar itu buat nampung warga yang gak sanggup bayar denda ?
dilihat dari wawancara di TV, warga nya malah dah ngelunjak, mo minta rusun yg deket tempat dia tinggal sekarang + uang ganti untung + fasilitas penuh per ruangan + biaya sewa semurah pelajar naek angkot, silakan dimanjain lagi warga nya 🙂
satu lagi, warga menjebol tanggul dan memaksa pintu air dibuka agar warga lain merasakan banjir bersama , mantab benar 🙂 penerapan pepatah yang salah kaprah 🙂 🙂
mr, masih ingat kan yang dulu bilang tanggal 17 januari ini jakarta akan banjir besar?
sy sudah punya pikiran, akan ada sabotase untuk mewujudkan hal ini.
dan seperti yang anda bilang, warga menjebol tanggul dan memaksa pintu air dibuka,
menurut saya, inilah sabotase.
perbuatan seperti ini seharusnya bisa di tindak secara pidana.
pemimpin yang peduli dengan nasib rakyatnya, semoga cobaan ini cepat berlalu dan para korban diberi kesabaran dan ketabahan. amien
I love ahok
ko ahok, ini kali rumahnya kena banjir juga seperti tahun lalu atau aman?