Ahok.Org – Wagub DKI Basuki T Purnama atau Ahok memberikan penjelasan soal kewajiban memakai baju encim bagi siswi SD, SMP, dan SMA. Sebenarnya tidak diharuskan memakai baju encim, mereka diberi kebebasan memakai baju muslim atau baju daerah. Bahkan baju batik pun dibolehkan.
“Encim itu ada kesalahpahaman. Beliau (Lasro Marbun Kadisdik DKI-red) tulisnya gini, Jumat pakai baju encim garis miring baju muslim,” terang Ahok di balai kota DKI, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Menurut dia, karena edaran itu jadi muncul kesalahpahaman. “Cuma orang langsung berpikiran, saya bilang, Pak lain kali kalau buat surat edaran gitu jangan pakai (garis-red) miring-miring, terlalu banyak miring-miring bacanya repot nantinya,” imbuh Ahok.
Ahok kemudian memberi penjelasan yang benar. Jadi para siswi tidak diwajibkan hanya memakai baju encim saja.
“Saya bilang harusnya ditulis: Jumat itu boleh pakai baju muslim, boleh encim, batik, atau baju asli daerah kamu. Tenun atau apa. Jumat juga nggak ada peraturan kok harus pakai baju apa,” tutup Ahok. [Detikcom]
Nah begini kan jelas. Trims Pak Ahok. Salam sukses…
kaya kuliah aja dah gak usah pake2 seragam pemborosan aja 🙂
Setuju, buat penghematan keluarga dr pembelanjaan seragam, yg penting sekolah itu jgn bolos.
Kl seragam mah buat tentara, pejabat2 negara aja.
Dulu sekolah kok seragamnya sederhana saja. Plg merah putih atau biru putih atau abu putih trus ada seragam pramuka & atau batik. Ga ada seragam2 lainnya. Doa sewaktu upacara juga sederhana: doa sesuai dg ajaran agamanya masing2, doa mulai, doa selesai –> gitu aba2 dr komandan upacara.
Sepertinya lebih bijak jika pada hari Jum’at siswa menggunakan baju batik saja (boleh batik daerah mana saja), selain lebih menunjukkan identitas ke-Indonesia-an, juga bisa seragam dengan para pegawai yang juga notabene “diwajibkan” pakai batik. Untuk bawahan, mungkin warna putih atau hitam, baik itu celana atau rok.
Setuju pak Ahok, ini bukan masalah penghematan, tapi lebih pada jatidiri bangsa sebagai warga jakarta saya merasa warga sudah lupa dengan daerahnya. sekarang justru bergeser entahlah namanya…
Mungkin lebih baik sekolah di Indonesia meniru baju seragam siswi Jepang saja. Cantik – cantik dan modis.
Ribetnya masalah mau pake baju daerah yg Muslim,lihat aja zaman dulu orang Betawi Muslim pake pakaian APA? Trus yg bukan muslim pake baju daerah APA???
Kenapa yg diributkan seragam encimnya bukan kokonya?. Seharusnya setiap kebudayaan Daerah, Kearifan Lokal Pemerintah wajib memelihara dan diajarkan serta diterapkan ke siswa-siswa supaya mencintai budaya nasional yang selama ini didominasi oleh budaya barat dan budaya timur tengah misalnya dalam berbusana.Ayo terus DKI pelopori dan menjadi show case untuk daerah lainnya di Indonesia.
terima kasih banyak pak ahok atas responnya..
tp kl boleh disarankan utk pemakaian seragam sesuai sekolah masing masing . sebab kl terlulis seperti ” Jumat itu boleh pakai baju muslim, boleh encim, batik, atau baju asli daerah kamu. Tenun atau apa. Jumat juga nggak ada peraturan kok harus pakai baju apa,” akan menimbulkan presepsi yg berbeda” , jd menurut hemat saya sebaikanya diseragamkan saja dgn memakai seragam yg sdh berlaku di sekolah masing -masing
dan utk surat edarannya mohon kiranya dibuat revisi agar kepala sekolah dpt melaksanakan dengan baik.
Lebih baik anak tk, sd, smp, sma, s1, s2, s3 pakai baju batik saja. Disamakan saja pak biar ga ribet.