BTP: Jangan Bebani Siswa Mata Pelajaran Yang Berlebihan

9
319

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak sepakat dengan penerapan kurikulum tahun 2013. Menurut dia, kurikulum itu menyebabkan hari-hari para peserta didik terpenuhi oleh kegiatan belajar-mengajar saja.

“Menurut saya, sekolah itu tempat bermain anak-anak,” kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (13/8/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok itu menuturkan, hanya pelajaran budi pekerti yang diwajibkan bagi para peserta didik. Sementara itu, sekolah seharusnya tidak membebani peserta didik dengan berbagai macam mata pelajaran.

Sebab, jika dibebani dengan mata pelajaran yang berlebihan, maka siswa bakal mengalami stres dan frustrasi berlebihan.

“Anak kecil sudah kayak kuli, langsung ditekan sama pelajaran-pelajaran bikin stres. Kasihan mereka pulang sore-malam, saya nggak mengerti deh sama pola pendidikan sekarang,” ujar Basuki.

Meski demikian, ia tak dapat mencegah penerapan kurikulum tahun 2013. Kini, dia tengah memikirkan cara menyiasati penerapan kurikulum itu agar tidak berdampak buruk bagi mental dan fisik siswa.

Di samping itu, Basuki juga tidak sepakat atas perpanjangan hari masuk sekolah hingga enam hari. Sebaiknya, para siswa belajar di sekolah hingga hari Jumat saja. Basuki menjamin, para siswa akan beradaptasi, dan perlahan menerima kebijakan sekolah hingga sore hari, atau sekitar pukul 15.00.

“Seharusnya, hari Sabtu, murid-murid bisa istirahat saja di rumah. Saya harap keputusannya sama dengan keinginan saya,” kata Basuki. [Kompas.com]

9 COMMENTS

  1. Yg ini saya tidak sepaham. Budi pekerti itu tugasnya keluarga dan orang tua. Agama dan sekolah andil dan efektifitasnya kecil.

    Saya dari dulu jebolan BPK yang tiap hari sekolah dari jam 7 pagi dan pulangnya 4 sore waktu tengnya. Tambah ekstra kulikuler jadi jam 6 tiap hari. Tiap hari yah. Sekolah ngajarin Time management dan keterampilan. Mental kerja orang yg waktu sekolahnya dibuat “stress” lebih bagus dari pada yg sekolahnya santai santai.

    Guru budi pekerti yg paling efektif itu orang tua dan keluarga. Makanya keluarga yang ambul radul punya bini 3, anak 20 biasanya tidak bisa mendidik anak dengan baik dan hasilnya anaknya rawan jadi bajingan. Dimanapun/bagaimana pun sekolah mereka.

    • Bung Tomat, kalau kita lihat fakta nyata yang ada di negara2 maju, terlihat sekali hasil mutu pendidikan anak2 bangsa mereka jauh unggul di atas negara kita. Singapore sebagai negara Asia & ASEAN saja ikutan menerapkan cara pendidikan barat, sehingga banyak juga orang2 Indonesia menyekolahkan anaknya di Singapore dan Singapore banyak kirim anak2 bangsa mereka sekolah di negara2 maju terdekat seperti Australia 🙂

      Sangat setuju dengan pemikiran pak Ahok. dunia anak2 adalah dunia bermain yang kreatif dan imaginatif. bukan cuman asal main2 buang2 waktu saja. Dengan banyak waktu anak2 bisa habiskan dalam dunia bermain, wawasan berpikir dan impian2 mereka semakin berkembang pesat. dan buntutnya ya menimbulkan keinginan motivasi yang kuat untuk membuat impian tsb menjadi kenyataan.

      Pelajaran Budi Pekerti memang wajib diberlakukan di sekolah, supaya ada standar parameter yang sama yang diterima oleh setiap anak. dan budi pekerti yang diterapkan ortu maupun agama yang bertentangan dengan standar parameter tsb, harus ditindak tegas dengan sanksi khusus. sama seperti setiap produk hukum yang ditelurkan oleh para pejabat negara dinyatakan batal demi hukum dengan sendirinya bila bertentangan dengan UUD 45 dan KUHP kita. Ini mencegah bibit2 radikalisme yang fanatik pada agama, suku, ras & warna kulit. begicu..

      • Bu, Budi Pekerti wajib diberlakukan di sekolah, dan sayapun setuju. TAPI, harus diakui kalau peran dan efektifitas penanaman budi pekerti di sekolah itu MINIMAL bu. Efektifitas yg terbesar itu di lingkup keluarga.

        Ibu terlalu teoritis dan tidak paham lapangan. Bibit radikalisme bisa tumbuh di Indonesia karena sikap fanatik Indonesia yang orang tuanya sering CUCI TANGAN, menyerahkan pendidikan budi pekerti ke sekolah dan Agama. Makanya kalau bersentuhan dengan para eksekutor (guru agama/sekolah) yang tidak benar, hasilnya akan hancur lebur.

      • Bu, ibu hanya tahu tentang sekolah diluar negeri itu seperti ini itu, atau ibu mengalami sendiri?

        Teori dan praktek beda bu.

        Luar negeri – sistem pendidikan mengacu lebih ke tanya jawab dan sistem yg mendorong siswa untuk berpikiran kritis dan mencari tahu.

        Indonesia – sistem baca lalu hafalkan

        Ibu harus paham kalau peningkatan kualitas pendidikan itu tergantung dari banyak faktor atau parameter.

        Ibu pernah jadi murid? Saya pun pernah. Yang namanya anak, sabtu libur, ya buat main. Apa ibu kira kalau hari libur bisa dibuat untuk kegiatan kreatif, OTOMATIS, yg dilakukan pasti kegiatan kreatif? Tidak bu.

        Yg bisa menyalurkan ya, sekali lagi keluarga/orang tua. Dan kalau ingin disalurkan dengan benar, tentu saja perlu WADAH. Apakah kita punya wadah ini?

  2. Mata Pelajaran yang padat dan tidak menyita waktu 6 hari sekolah ya..nggak papa, tapi kalau sudah menyita waktu full 6 hari itu akan mengekang bakat .kreatif anak diluar sekolah, misalnya saya ambil contoh siswa yang berbakat Badminton saja. Olahraga ini memerlukan waktu dan energi yang besar untuk di didik di klubnya untuk menjadi seorang Pemenang demikian juga olahraga lainnya. Jadi tidak ada kesempatan pengembangan bakat anak, baik dibidang olehraga,seni, budaya dan lain-lain.

    • Bakat kreatif hanya bisa disalurkan kalau ada wadah yang efektif dan kalau masyarakat secara umum mampu mengkomersialkan bidang itu.

      Kamu bisa mendapat 1000 orang berbakat, tanpa fasilitas penyaluran, tidak berguna. Dan kalau bakatmu tidak bisa dijadikan profesi, akan susut dengan sendirinya dan menghilang.

      Kalau pengembangan kreatifitas yg diinginkan, justru pola pendidikan di Indonesia yg harus diganti dari baca-hafal ke praktek yg menunjang murid untuk berpikir kritis.

    • Saya setuju sekali ide waktu belajar hanya 6 hari seminggu saja sehingga hari sabtu bisa diisi dengan kegiatan anak yang lain. kalau di negara maju bule, waktu anak sekolah hingga jam 3 sore, tentu karna 4 musim yang mereka miliki dimana matahari baru terbenam pukul 8 s/d 11 malam. memberikan banyak waktu main buat anak2 diluar sekolah. tapi kalau di Indonesia kan jam 6 sore sudah gelap. sampai jam 1.30 atau 2 siang jam sekolah, itu rasanya cukup.

  3. Terapkan dulu rayonisasi. Maksimal jarak tempuh atau waktu tempuh diperhitungkan dengan baik. Misalnya maksimal 10km dr domisili dan waktu tempuh tidak melebihi 2 jam pp ke sekolah dengan kendaraan umum.

    Untuk anak2 yang berbakat khusus dibidang sains, kesenian dan olahraga sebaiknya di sediakan sekolah boarding yg khusus menampung mereka agar bakat2 mereka bisa diarahkan dan dikembangkan dengan baik oleh guru2 pelatih2 yang profesional.

  4. Halo pak Ahok

    Lebih baik semua buku pelajaran lebih baik diloakin aja sebab hanya membuat otak siswa menjadi tumpul dan membuat badan siswa menjadi bungkuk.

    Lebih baik kartu jakarta pintar digunakan untuk membeli peralatan, perlengkapan dan mesin-mesin produksi agar semua siswa bisa mencari uang/ menghasilkan uang yang cukup.

    Ingat pak Ahok, di luar negeri sekarang siswa udah dilatih, dididik dan ditraining untuk menjadi pelaku industri jadi para siswa sudah bisa menghasilkan uang yang cukup tiap bulannya.

    Coba bapak Ahok tanya kepada orang tua siswa. Tujuan dan harapan anak sekolah itu apa? Para orang tua pasti ingin agar anaknya sekolah agar menjadi kaya dan bisa menghasilkan uang yang cukup untuk hidupnya.

    Kalo sekarang kan faktanya terbalik. Sekolah malah duitin siswanya. Jadi anak sekolah bukannya jadi kaya malah tambah miskin karena bayarnya mahal dan anak ga bisa hasilkan duit dari sekolahnya.

    Lebih baik pak Ahok buat jurusan sekolah mulai dari paud, tk, sd, smp, sma, s1, s2, s3. Misal sekolah jurusan menjadi koki profesional, sekolah jurusan menjadi pemusik internasional, sekolah jurusan menjadi petani yang handal, sekolah jurusan menjadi peternak yang handal, sekolah jurusan menjadi pengusaha yang top, sekolah jurusan jadi ahli teknisi mobil, sekolah jurusan jadi arsitek dan tukang perbaiki rumah, dll.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here