BTP Soal Alat Penyiram Tanaman di Monas Mati

4
152

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku, tak heran lagi dengan banyaknya sprinkler (alat penyiram tanaman) di Monas yang mati. Hal tersebut dikarenakan alat tersebut justru dipotong dan dicuri orang tak bertanggung jawab.

Hal tersebut membuat Basuki meradang. Sebab, menurutnya di Monas ini juga banyak oknum-oknum dari dalam yang melakukan tindakan-tindakan seperti mencuri fasilitas yang ada hingga mematikan CCTV.

“Makanya teori di sini gampang, pecat, pecat, pecat!” ujar Basuki, di Balai Kota, Rabu (19/8).

Oleh karena itu, dirinya juga sudah menginstruksikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monas, Rini Hariyani untuk membenahi kerusakan dan kehilangan sprinkler-sprinkler tersebut. Termasuk juga dirinya meminta Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk menyelesaikannya.

“Ya CCTV dimatikan, bagaimana bisa diawasi. Jadi setan sama setan aja, yang suka ngambilin lapak. Kalau jualan lapak kan harus matiin CCTV kemudian potong-potongin (pipa sprinkler), sengaja,” katanya.

Terkait dengan itu, pihaknya pun sudah memecat banyak para petugas keamanan karena bermain di dalam. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]

4 COMMENTS

  1. PakGub bukannya ini tema dari bulan lalu, bahwa semua sprinklers di monas itu tidak berjalan/rusak. Bukannya Pak Sugiyono mengatakan kemudian bahwa Bu Rini tidak bisa mengatasi dan harus dipecat, bukan beigut? Sepertinya harus ditemukan sistim penyiraman yang lain Pak, kalau ada seribu sprinklers terus dicuri dijual lagi dst dst. Semua rencana itu di JKT atau di IND di tempat terbuka atau tertutup selalu harus dipikirkan ini nanti dicuri atau tidak, ditilep atau tidak. Tema ini harus sudah diantisipasi dalam perencanaan. Ayo kerja!

    • iya, revolusi mental itu memang keharusan.
      .
      yang rakyat, ya disadarkan n dilatih utk berperilaku dan bersikap sebagai pemilik negeri ini yg bersyukur atas karunia yang diterimanya, seutuhnya. lengkap paham kewajiban n haknya.
      .
      yg penjabat, terutama yg pegang komando, dipelbagai tingkatan, harus sadar n berani memilih dng tegas, walau tidak enak/menganggu perasaan; misal : pns itu juga manusia kan, yg kadang tulang punggung ekonomi keluarganya, tapi kalau kesalahannya prinsipil, contoh : pagar makan tanaman, ya harus pecat hukumnya, meski boleh kemudian diberi pelatihan utk bekal hidup selanjutnya sebagai rakyat jelata. sebab jika sebaliknya, kan pembiaran kemungkaran/kerugian bagi masyarakat umum, n rusaknya atmosfir/system bermasyarakat kita.
      .
      70 tahun, dalam skala waktu sejarah umat manusia, memang kecil; tapi dalam skala upaya berbaik kepada kemanusiaan/keadilan, apa lagi upaya berbekal kuasa, 70 tahun ini lama banget lho!!! maka apanya yang tidak layak kalau keras kepada pencoleng duit rakyat???
      .
      salam,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here