Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan terus memberikan subsidi di berbagai bidang kepada warga Ibukota. Cara itu dinilai ampuh untuk mengurangi angka kemiskinan. Angka kemiskinan ini, juga terkait dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar.
“Angka kemiskinan pasti menigkat. Karena begitu dollar naik, nggak ada inflasi penghasilan pasti turun,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7).
Beberapa bidang yang akan terus disubsidi yakni seperti transportasi, perumahan, pendidikan, kesehatan, serta untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Semua bidang tersebut dinilai sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat.
“Dari kami jelas upayanya, akan subsidi ke transportasi. Karena faktor yang menyebabkan kemiskinan itu adalah transportasi, perumahan, termasuk pendidikan dan kesehatan, termasuk lokasi kerja dan tempa usaha,” ucapnya.
Namun, lanjut Basuki tidak semua warga yang didata oleh Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan warga Jakarta. Sebagian warga yang berada di tempat kumuh biasanya tidak memiliki KTP DKI.
“Jadi dia (BPS) bilang angka kemiskinan naik itu bisa termasuk yang datang terhitung. Nah sekarang semua orang juga suka dong tinggal di Jakarta,” tandasnya.
Seperti diketahui pada Maret 2016 penduduk miskin di DKI Jakarta tercatat sebesar 384,30 ribu orang atau 3,75 persen. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan periode yang sama yakni Maret 2015 Sebanyak 398,92 ribu orang atau 3,93 persen. [Beritajakarta]
–
DKI Tingkatkan Subsidi ke Warga
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menambah subsidi untuk warganya dengan sistem subsidi silang.
“Subsidi kami meningkat tiap tahun. Seperti untuk naik bus tahun depan PSO-nya saja kami anggarkan Rp 3,2 triliun,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7).
Menurut Basuki subsidi dibidang transportasi dinilai sangat penting. Dengan subsidi yang diberikan masyarakat bisa naik bus dengan tarif terjangkau yakni Rp 3.500 saja. Bahkan saat ini, Transjakarta sudah menjangkau daerah sekitar Jakarta, seperti Bekasi, Tangerang, dan Depok.
Sementara dibidang pendidikan, Basuki mengaku memberikan subsidi hingga Rp 2 miliar. Anggaran tersebut disalurkan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP). Bahkan rencananya tahun depan penerima KJP hingga tingkat perguruan tinggi.
“Terus kami mau sibsidi daging supaya anak-anak pemegang KJP dapat nutrisi yang baik. Itu juga bisa ratusan miliar,” ucapnya.
Basuki mengaku menerapkan subsidi silang. APBD DKI banyak digunakan untuk memberikan subsidi kepada warga Jakarta. Sementara untuk pembangunan infrastruktur diambil dari kewajiban pengembang.
“Yang pasti kami juga akan kenakan subsidi silang, makanya seperti kondtribusi tambahan pengembang itu kan banyak. Kami nggak ingin habiskan infrastruktur dengan APBD. Kami ingin infrastruktur adalah bagian dari pengembang,” tandasnya.
Beberapa pembangunan infrastruktur yang dibebankan kepada pengembang seperti penerapan electronic road pricing (ERP), Light Rail Transit (LRT), serta pembangunan apartemen atau rumah sususn (rusun). [Beritajakarta]