Transformasi Digital di SLBN 2 Gunungkidul Dipuji Ahok

0
21

BTP – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kaget dengan penerapan teknologi pendidikan di SLBN 2 Gunungkidul. Disebutnya sebagai langkah berani sekaligus inspiratif. Di banyak tempat, kata Ahok, bahkan sekolah umum pun masih kesulitan beradaptasi dengan sistem digital, apalagi di lingkungan pendidikan khusus.

“Di Jakarta saja masih banyak yang belum bisa pakai teknologi dengan benar. Jadi saya kagum, karena sekolah ini bisa memanfaatkan sistem digital untuk anak-anak berkebutuhan khusus,” tuturnya. melakukan kunjungan ke SLBN 2 Gunungkidul, Jumat pagi (7/11).

Dalam kunjungan tersebut, Ahok meninjau langsung penerapan transformasi teknologi pendidikan berbasis digital yang mulai diterapkan di sekolah tersebut. Ahok mengungkapkan, kedatangannya ke Gunungkidul berawal dari keinginannya mencari sekolah yang sudah menerapkan transformasi teknologi dalam proses belajar-mengajar. Setelah melakukan penelusuran, ia menemukan SLBN 2 Gunungkidul sebagai salah satu sekolah inklusif yang berani berinovasi.

Menurutnya, Ahok menegaskan, transformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan memperbaiki bangunan dan fasilitas fisik. Hal yang lebih penting adalah pemberdayaan guru dan siswa agar melek teknologi dan mampu bersaing secara global.

Ia mencontohkan pengalamannya saat menjabat sebagai pejabat publik, di mana pemerintah kerap menghabiskan dana besar untuk membeli lisensi perangkat lunak setiap tahun. Kini, ia menilai sistem berbasis chromebook dan software open source bisa menjadi solusi hemat dan berkelanjutan.

“Software chromebook ini lisensinya sekali beli seumur hidup. Hemat banyak, dan alatnya tahan banting. Bahkan laptop bekas bisa dipakai karena prosesornya bukan di perangkatnya,” jelasnya.

Ahok menilai, model teknologi pendidikan seperti ini bisa menjadi langkah nyata menyongsong Indonesia Emas 2045. Saat seluruh anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. “Saya harap kalau ini berhasil, jalan orang yang nipu-nipu mau jadi pejabat itu susah. Rakyat akan pintar memilih yang kerja buat dia, yang enggak kerja buat dia pasti rakyat enggak mau pilih,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Ahok juga menyoroti kebijakan pemerataan bantuan perangkat belajar oleh pemerintah pusat. Ia berharap, pembagian alat seperti laptop dapat diprioritaskan kepada sekolah yang aktif dan konsisten berinovasi, bukan sekadar pemerataan formalitas. “Pemerintah pusat sekarang beli 400 ribu unit laptop lagi. Tapi jangan sekadar dibagi rata. Lebih baik diberikan kepada sekolah yang rajin dan serius mengembangkan sistemnya. Itu baru penuntasan, bukan pemerataan,” tegasnya.

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih yang turut mendampingi kunjungan berharap, kedepan SLBN 2 Gunungkidul menjadi rujukan dan contoh bagi sekolah lain. Ia menambahkan, keberhasilan SLBN 2 Gunungkidul dalam menerapkan teknologi pembelajaran menunjukkan pendidikan inklusif juga mampu beradaptasi dengan kemajuan digital. “Anak-anak istimewa pun bisa mengakses teknologi dengan baik. Mudah-mudahan ke depan Gunungkidul bisa menjadi sekolah rujukan google, karena sudah mulai ada tanda-tanda ke arah sana,” imbuhnya. [radarjogja.jawapos.com]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here