Calon Bupati Belitung Timur: Belitung (Prov. Babel), Surga di Indonesia

0
154

Nada dering (ring back tone) handphone calon Bupati Belitung Timur, Basuri Tjahaja Purnama (BTP) adalah lagu ‘Laskar Pelangi’ Nidji. Karena ia merasa bangga, film Laskar Pelangi (LP) dengan sekuel ‘Sang Pemimpi’ (SP) mendapat kehormatan sebagai pembuka Zlin International Film Festival ke 50 di Zlin, Ceko, Juni 2010 mendatang. LP juga merupakan film Indonesia yang paling banyak ditonton, yaitu hampir 4 juta pengunjung. Angka yang luar biasa, begitu pula untuk SP. Basuri juga bertambah bangga, karena lokasi syuting film LP dan SP di Desa Gantung Belitung Timur, tempat dimana ia menghabiskan masa kecilnya.

“Belitung, ibaratnya surganya di Indonesia. Banyak kekayaan alam yang belum digarap secara maksimal. Sekarang ini, banyak perusahaan, baik asing maupun swasta yang berorientasi ke eksplorasi laut. Sebetulnya, hal tersebut lebih banyak ruginya. Seperti tambang timah, yang sudah semakin menipis di dalam tanah pulau Belitung, akhirnya beralih ke penambahan (timah) di laut. Sehingga terjadi kerusakan biota laut. Nasib nelayan juga semakin tidak pasti. komoditas kelautan dan perikanan, terutama ikan laut, ikan air tawar, udang, rajungan, dan cumi-cumi selama ini menjadi penghasilan utama para nelayan. Hal ini yang akan saya sosialisasikan pada masa kampanye Pilkada nanti,” calon Bupati Belitung Timur Prov. Bangka Belitung Basuri TP mengatakan kepada Business News (29/4). Sehingga, potensi yang lebih baik untuk 88.000 penduduk Belitung Timur adalah eksplorasi darat. Daerah ini dikenal dengan penghasil biji timah, kendatipun sempat mengalami kemunduran karena harga di pasar dunia yang tidak menentu. Di sektor pertanian yang merupakan penyumbang PDRB terbesar, Komoditas utama sektor pertanian di Kabupaten Belitung Timur adalah tanaman hortikultura, antara lain berupa durian, dukuh, jeruk, nanas, cempedak, manggis, pisang, rambutan, salak, dan beberapa tanaman tropis lainnya. Sedangkan potensi sektor kehutanan yang menonjol di daerah ini adalah kayu meranti, kayu mandura, dan kayu bulat.

Tambang timah diperkirakan akan habis, karena eksplorasinya sudah mencapai ratusan tahun, sejak zaman Belanda di Indonesia. Daerah ini, dari dulu juga sudah dikenal dengan biji timahnya. Sementara di sektor pertanian, Kabupaten Belitung Timur memiliki kekayaan hortikultura, seperti durian, manggis, pisang, rambutan, salah, dan berbagai tanaman tropis lainnya. Potensi sektor kehutangan yang menonjol di daerah ini adlaah kayu meranti, kayu mandura, dan kayu bulat. “Potensinya bisa mencapai triliun-an rupiah dari kekayaan alam Belitung Timur. Timah di darat sudah tidak efisien. PT Timah tidak mau membeli (timah) yang terlalu mahal. Mereka tidak mau rugi. Mereka BUMN, tapi pabriknya perusahaan sudah dijual. Bahkan (PT Timah) mengeluarkan biaya rata-rata Rp 200 milyar, untuk modifikasi kapal truk untuk mengeruk timah di laut. Jadi eksplorasi laut jauh lebih mahal dibanding di darat. Saya yakin, dengan reboisasi, hutan di Belitung Timur bisa kembali hijau dengan menjadi andalan masyarakat. Karena saya sudah punya rencana dengan kampanye ‘Sejuta Pohon’ untuk reboisasi,”.

Dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB menurut harga konstan yang dicapai Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 700 juta Untuk sektor pariwisata, Dilihat dari potensi alamnya, terlihat bahwa objek wisata yang paling menonjol di wilayah ini adalah pantai. Paling tidak ada sebelas pantai, seperti Pantai Burung Mandi, Pantai Pengempangan, Pantai Malang Lepau, Pantai Serdang, Pantai Sengaran, Pantai Pering, Pantai Batu Lalang, Pantai Burung Punai, Pantai Mengguru, Pantai Tanjung Keluang, dan Pantai Nyiur Melambai. Beberapa objek sejarah dan budaya lainnya adalah Bendungan Pice, Museum Kerajaan Buding, Kelenteng Dewi Kwan Im, Pesta Meras Tahun, Muang Jong, dan lain-lain. “Bukan hanya objek wisata pantai Belitung yang akan kami jual, tetapi juga sejarah orang Tionghoa di Belitung juga merupakan ‘niche market’. Banyak orang Tionghoa yang dulu eksodus dari Bangka Belitung ke China, Hongkong, sekarang mereka ada keinginan untuk kembali ke Indonesia, terutama kampong halamannya di Bangka Belitung. Ini potensi yang besar, karena banyak yang sudah sukses di China, Hongkong. Kita bisa menarik mereka investasi di sini,”.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10 tahun 1959 atau PP 10 dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan Rachmat Mujomisero. Peraturan itu melarang orang asing usaha perdagangan ecerean di tingkat kabupaten ke bawah (di luar ibukota daerah) dan wajib mengalihkan usaha mereka kepada warga negara Indonesia. Peraturan ini menjadi controversial karena penerapannya memakan korban jiwa, dan eksodus besar-besaran orang Tionghoa kembali ke China daratan. Bahkan ada beberapa yang singgah di Hongkong, dan akhirnya menjadi warga negara Hongkong. “Saya yakin, potensi orang Tionghoa eks. PP 10 adalah investasi milyaran, bahkan triliun-an rupiah. Asal bagaimana kita bisa meyakinkan mereka, bahwa negara kita, termasuk Belitung aman. Hal ini yang akan menjadi program kerja saya, ketika nanti menjabat sebagai Bupati,”. (SL)

Sumber: Business news

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here