Basuki: Saya Tahu Diri, Bukan Paket Bersaing

17
201

Ahok.Org – Di sela kesibukannya mempelajari dokumen, memimpin rapat, dan menerima banyak tamu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama, meluangkan waktu menerima wawancara di ruang kerjanya. Berikut petikannya.

Gubernur Jokowi memberi kepercayaan penuh pada Anda?
Ya, beliau betul-betul kasih kepercayaan penuh. Tapi, kita harus tahu diri. Saya tidak pernah merasa sebagai satu paket yang bersaing, yang berpikir,”Kalau kami ngga jadi gubernur, saya yang nggantiin.” Sewaktu kampanye, saya sudah katakan, saya mau membuat pak Jokowi berhasil menjadi gubernur. Bukan, membuat saya berhasil jadi gubernur. Orang politik kan selalu culas berpikirannya. Takut tidak dapat nama. Kalau bisa jadi orang harus konsisten dan jantan.

Bagaimana menyiasati karakter Anda dan Jokowi yang berbeda?
Karakter berbeda kalau visinya sama, ngga masalah. Karakter sama ngga akan ketemu kalau masing-masing berebut kekuasaan. Justru kalau karakter kita beda, tujuan kita sama, saling melengkapi. Hidup ini bisa lemah terus dan ngga bisa keras terus.

Proses pengkawinan pasangan Anda ini sebentar. Resep menjaganya?
Pokonya, kita taat aturan saja. Sama-sama ngga pengen ngambil uang. Kita mana mungkin berantem, kerjaan banyak setengah mati. Mungkin itu yang ada di pikiran saya dan Pak Jokowi. Pak Jokowi berpikir,”Kalau Ahok tidak ada, saya pasti sudah pusing setengah mati” Saya juga, kalau tidak ada Pak Jokowi, pusing setengah mati. Saling membutuhkan, kenapa ribut.

Pernah ada beda pandangan? Lalu bagaimana menyiasatinya?
Pernah. Tapi bukan beda pandangan yang penting. Saya ngomong apa, dia ngomong apa. Jadi belum ketemu. Belum kompak ngomong. Saya itu ngomong dulu, baru mikir. Dia tahu. Makanya, tidak terlalu marah. Kalau ngomongnya salah, kan tinggal dibicarakan, maksudnya bagaimana, nanti saya ikutin bos.

Karakter Jokowi yang terlihat lembut apakah pernah mengganggu Anda yang berkarakter beda?
Pak Jokowi itu tegas. Dia kelihatannya saja kalem. Kalau Beliau sudah bilang enggak, ya enggak. Ngga ada nego. Kalau saya cuma keras di mulut, kadang masih bisa nego. Saya ingat, waktu rapat, dia bilang,”Ini diganti, ini diganti” sambil menunjuk berkas. Deputinya bilang,”Maaf Pak, boleh ngga saya usul ini gantinya setelah ini.”Beliau jawab,”Nggak, tanggal itu aja.”Gitu aja kalimatnya. Deputinya cuma jawab,”Iya pak.” Ngga berani lagi.

Pas ngecek laporan, kalau laporannya ngga bener, dia cuma bilang,”Ngaco kamu,” Kalau saya pasti mencak-mencak dulu. Kalau dia dijelasin lagi, dia cuma pergi. Stres ngga kamu. Beliau pernah ngejelasin, terus yang dijelasin ngga mudeng-mudeng. Pas orangnya pergi, Beliau bilang ke saya,”Ganti aja, ngga bisa kerja.” Ngga ada nego. Saya habisin energi teriak-teriak, orang ngga takut. Tapi semua orang segan sama beliau.

Apa kunci penanganan Waduk Pluit dan Ria Rio?
Tegakkan hukum. Manusiawi, kita kasih informasi, Anda kita mau bongkar dan disiapkan rumah susun. Tidak ada negosiasi untuk yang melanggar hukum. Tapi saya tidak benci Anda, saya benci kelakuan Anda. Tidak mau pindah ke rusun, tetap disikat. Kamu mengancam. saya tidak takut.

Jokowi masuk bursa capres terkuat.
Kita tidak tahu itu akan terjadi atau tidak. Kalau dia jadi presiden, saya jadi gubernur, pasti dia akan dukung habis saya, karena tahu kerja saya.

Soal wacana Jokowi-Ahok jadi Capres-cawapres?
Itu lebih ngga mungkin lagi. Lebih gila lagi.Ngarang-ngarang aja. [Majalah Gatra]

17 COMMENTS

  1. Media kita itu seringkali agak berlebihan dalam menyikapi satu isu politik yang sedang terjadi, dan sebagian nya lagi memang sengaja memanfaatkan isu tersebut untuk kepentingan tertentu. Mengenai isu hubungan antara Jokowi-Ahok ini contohnya, media sekelas media ini saja sengaja datang ke balai kota untuk membuat wawancara khusus mengenai hubungan kerja mereka berdua dengan Pak Ahok. Apakah memang tidak ada berita yang lebih bernilai selain itu?. Padahal kenyataannya, tanpa di beritakan sekali pun, masyarakat sudah tau bagaimana hubungan mereka berdua dalam menjalankan pemerintahan dengan melihat hasil kerja mereka. Nyatanya mereka memang akur dan kompak.

  2. saya suka kata-kata seperti ini
    Pas ngecek laporan, kalau laporannya ngga bener, dia cuma bilang,”Ngaco kamu,” Kalau saya pasti mencak-mencak dulu. Kalau dia dijelasin lagi, dia cuma pergi. Stres ngga kamu. Beliau pernah ngejelasin, terus yang dijelasin ngga mudeng-mudeng. Pas orangnya pergi, Beliau bilang ke saya,”Ganti aja, ngga bisa kerja.” Ngga ada nego. Saya habisin energi teriak-teriak, orang ngga takut. Tapi semua orang segan sama beliau.

    • Gaya bahasa dewa bung Zie. Sekali dewa sudah bersabda, absolute mutlak musti dilakukan. menuntut manusia untuk obedient penuh kepadanya seperti robot yang terprogram. Saya tidak ingin punya pemimpin seperti itu. taruhannya perut – mata pencaharian jadi terganggu.

      Tapi kalau beliau tidak bersikap “kejam” seperti itu, apa para PNS di kantor pemprov DKI akan beneran kerja ? kalau ahok kan mencak2 ngamuk tapi tidak pecat / mutasi orang kerja. Ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. tapi kalau dewa sudah bersabda, 1x kesalahan jadi momok yang menakutkan.

      • setuju dgn sikap gak nego2 dan gak neko2 pak jokowi, soal ahok mah emang mesti marah2 mencak2 ngamuk2 biar tuh bawahan pada ngerti kemauan bosnya lagian wagub mah gak berhak pecat/mutasi orang x kalau gubnya gak kasih izin 🙂

  3. contoh yang baik buat pejabat-pejabat lain, tapi sayang banget kalau pak jokowi jadi presiden, tapi nggak masalah kalau takdir berkata seperti itu, karena dijakarta masih ada pak ahok yang hebat. good job and i love ahok

  4. Terus terang sejak Gubernur Jokowi dan Wagubnya Ahok, saya itu dan juga masyarakat luar (luar DKI) jadi paham bagaimana seharusnya kita sbg warga harus bersikap, dan juga pemimpin daerah harus bersikap benar-benar sebuah pembelajaran yg bisa mencerdaskan kami warga masyarakat, di mulai dari transparansi keuangan pemda DKI, pelayanan maksimal dari birokrasi,kotak aduan masyarakat, keputusan yg cepat dan tepat berpihak pada rakyat kecil, sikap yg menghormati para pendukung FOKE walupun mrk kalah dalam PILKADA, stop nya budaya setoran proyek pungli kepada DKI 1…jelas makin membuat masyarakat menjadi pintar karena JOKOWI AHOK telah menjadi guru bagi kami bagaimana sebaiknya bersikap.

  5. Alangkah bijaknya jika pasangan ini menjadi orang no. 1 di indonesia , apa kata dunia ……..????? Waooooo gitu lo…. Biara modar para pejabat yang suka korup. Tapi ingat Pak jokowi & Pak ahok lebih tegas lagi beri sanksi yang lebih keras lagi pd pejabat yg korup itu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here