Ahok.Org – Dalam kesehariannya sebagai wakil gubernur Basuki T. Purnama (Ahok) menggunakan mobil dinas Land Cruiser yang terlihat berplat nomor B 1966 RFR.
Menurut Wagub, plat nomor tersebut merupakan pemberian dari pihak Polda Metro. Angka 1966 sesuai dengan angka tahun kelahirannya dan RFR merupakan kode khusus untuk pejabat. Hal ini dikarenakan plat nomor yang seharusnya diperuntukkan untuk Wakil gubernur sudah tidak bisa dipergunakan lagi.
Seharusnya B 2 DKI menjadi nomor resmi Wagub Jakarta, namun faktanya nomor tersebut telah gunakan oleh pihak lain, atas fakta ini, mobil dinas Wagub akhirnya harus ditandai dengan plat nomor B 1966 RFR.
Soal angka 1966 yang sesuai dengan tahun kelahiran Wagub, Ahok menegaskan sama sekali tidak meminta angka tersebut sebagai nomor untuk mobil dinasnya.[*]
kalau ada pertanyaan kenapa B 2 DKI bisa digunakan oleh pihak lain? ya mohon pertanyaannya dirahkan ke Polda Metro atau Samsat JKT lah 🙂 – ahok.org
tau ajeh nyang ane mo tanyain… critanye lagi konek pikirannye ga kena macet lagi nih… 😀
—
Suara Siluman dari Polda DKI: “…ini karena dulu pak Wagub era Foke dipecat mendadak dan kosong lumayan lama posisi jabatannya, shg NoPol [B 2 DKI] tsb tidak ada pemiliknya lagi cukup lama. dan ketika ada demand dari ‘orang beduwit’ yg nyari nopol2 keren yah kita juwal saja nopol tsb, itung2 nambah kas pribadi lah…”
Suara Siluman lain: “…ntuh bukan orangnye Betawi Rembug ye boz? petinggi gedeannye gituloh…”
(B=Betawi; 2=R ‘alay’, Rembug; so “B 2 DKI” = “BR (Betawi Rembug) DKI”.)
Kok gak malu ya tuh org yg bukan wagub kok pake plat B 2 DKI?
Saya pernah melihat secara langsung Plat mobil B 2 di depan atrium senen tipe mobil nya Range Rover. Saya pikir waktu itu Pak Ahok yang pakai, ternyata bukan ya?
Koq bisa ya, nomor resmi dipakai oleh yang tidak berhak???
NoPol cantik itu berbayar, cuma masuk kantong oknum… sebaiknya dibuat transparan dan masuk ke kas Pemprov…
Salam JakartaBaru
Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 4 Tahun 2006 Pasal 10 ayat (2) Pejabat di daerah Provinsi, huruf kode, angka pendaftaran dan huruf seri sebagai berikut :
a. Gubernur, Huruf Kode Wilayah, anqka pendaftaran 1, tanpa huruf seri;
b. Ketua DPRD Provinsi, Huruf Kode Wilayah, angka pendaftaran 2, tanpa huruf
seri.
Jadi, kemungkinan No. Pol. B 2 DKI dipakai oleh Ketua DPRD Provinsi DKI.
Inilah HEBATnya negara kita.
Seringkali BAWAHAN (Kapolda) bisa melangkahi aturan ATASANNYA (Kapolri).
Semoga Pak Ahok memberi contoh yang BENAR kepada kita, bahwa beliau tahu diri selama masa tugasnya menomor satukan ATASANNYA.
Nasi sudah menjadi AIR.
Sebenarnya POLDA Metro Jaya malu jika memberikan/menjual no PLAT B-2-DKI. Hal ini tdk perlu lagi menjadi alasan krn dipecat Pak Wagub Prijanto tiba2 dll…bla.bla.bla.
Di pihak lain, semoga pemilik B-2-DKI mengembalikan no plat ini ke POLDA. Pemiliknya tidak salah, yang salah POLDA lah. Ini kalau mau FAIR.
bukan rahasia umum polda bagian sim dan plat banyak sarang penyamunnya makanya kasus sim yg ditangani kpk pada takut sampai kapolri juga membela pasti ada apa2 kalau sby mendiamin rakyat bergerak dan partainya jangan dipilih 2014
soal plat nopol ini blm ape2….klo dibongkar smua…lbh bnyaaak n dahsyaaat ulah2 pemimpin2 amanah itu….hheheehehee