Ahok.Org – Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyubsidi Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan masih dalam tahap pengodokan. Telaah itu terkait kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI menutup biaya perawatan Ragunan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan apabila melihat negara lain yang kebun binatangnya memiliki tiket masuk berharga murah, bahkan gratis, itu disebabkan karena pemerintah kota tempat kebun binatang berada memiliki anggaran yang kuat.
“Di Washington sebuah kebun binatang internasionalnya gratis, itu karena (pemerintah kota Washington) banyak duitnya,” ujar Basuki di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Sabtu (24/8/2013).
Basuki atau sapaan akrabnya Ahok ini tidak secara tegas menyebut pihaknya tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai Ragunan. Namun, banyaknya proyek di DKI seperti pembangunan rumah susun, kampung deret dan lainnya tentu sudah cukup membebani APBD, sehingga pihaknya perlu melihat betul kesanggupan ABPD membiayai Ragunan.
“Nah, kita lihat masih banyak rumah susun yang belum beres,” kata Ahok.
Meski demikian, Ahok yang juga mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tetap menginginkan tiket murah bagi warga DKI yang ingin berekreasi ke Ragunan.
“Jadi pak gubernur ingin ada tempat di Jakarta yang pas-pasan dan menengah ke bawah bisa menikmati,” ucap Ahok.[Tribunnews]
Jujur, ane anggep TMR is “the last bastion of City Trees/Jungle”, supaya Jakarta tetap masih punya paru2 kota.
Ane gak berharap terlalu banyak kpd TMR utk saat ini, krn memang spt yg diungkapkan di artikel ini, sedang ada yg lebih diprioritaskan dikerjakan dulu dan jauh lebih penting.
Jadi yg penting jaga aja nasib para anggota dewan hewan2 ini, jangan sampai gak keurus, yg bernasib sama mirisnya spt KBS yg benar2 tak terurus.
Harga tiket selama masih terjangkau dan warga tak protes, ya jabanin aje deh – klo protes ya turunin sewajarnya.
Klo menurut ane mah ntar belakangan aja ngurusin TMR, kalo dah selese semua itu yg penting2 banget dikerjain dulu, baru ente bedua scr besar2an nanganin TMR dan fokus/konsenstrasi ke situ scr fenuh. Mo bikin tiketnya murah/gratis kek, ato mo bikin monorel/kreta-gantung penghubung ke Stn. MRT Lebak Bulus, atau bikin proyek sampingan joyride/funfair ala DuFan di area TMR tertentu utk nambah jenis hiburan dan pemasukan, bikin sungai2/air terjun buatan, kolam2 ikan utk anak2 belajar lebih dekat spt SeaWorld (hati2 fish-bullying!), kandang tahanan KPK sementara, dsb silahkan… resource2nya dan waktu serta dana pembangunan sudah tersedia.
—
“Oaaaahem… Ngaaaaaantuuuuukkkkk baaaaaanggeeettt aaakkuuuuh….! ZzzzzZZzzzz…”
Kandang tahanan KPK di TMR?
ide bagus tuh.
Yup, en thanks!
Kalo orang yg kesitu dah pada bosen liatin hewan2 dan tontonan2 yg itu2 aja, bisa punya alternatif lain utk melihat spesies2 baru dari dunia koruptor yg terus berganti setiap saat, dgn acara fashion show en style model terbaru dari “KPK Fashion House, Inc” yg juga terus berganti2 pakaian dan modelnya utk para koruptor ini – tentunya dibawah todongan senjata agar mereka tak coba2 kabur spt para tahanan penjara2 lainnya barusan dan agar mau terus bergerak lincah di atas catwalk mengikuti dentuman irama musik yg super hot en trendy.
Gak bakal ngebosenin, ane jamin! Tanya aja Menteri Pariwisata DKI nanti utk analisa FS-nya, pasti potensinya besar sekali…
(NB: Tentunya kita akan bersihkan dulu area sekitar dari objek2 keras spt batu kerikil, dsb, termasuk para pemirsa/pengunjung harus lewatin pintu screening dulu – agar massa tak berpikiran utk coba2 lempar jumroh disituh – Problem HAM boz… HAM..).
Aih jangan ditodong ama senjata kasihan kan.
Mending masukin ke dalam kandang macan/buaya/ular, pasti loncat2 juga tanpa perlu disuruh kok.
yah, itumah dah pasti mampus dong, jek! 😀
.
kecuali mereka punya pantangan anti makan yg haram2 spt spesies “Tahanan KPK” ini (binatangnya alim banget, jek! 😀 ) – takutnya KPK-nya yg malah gak setuju, krn yg dibutuhkan bukan “Kamar Gas Kematian” tapi “Kamar Penjara” saja – krn bakal sering utk ditanya2in lagi tahanannya.
Gak lucu kan, hari ini diinterogasi Mr. Korupz yg masih lengkap onderdilnya, besoknya yg diinterogasi tinggal tengkoraknya Mr. Korupz, bisa macet total penyidikannya nanti.
binatang di Ragunan jangan sampai terlantar dan jenisnya ditambah
saran saya, sebaiknya tarif dibedakan atas 3 kategori, warga jakarta cukup membayar murah, warga Indonesia dan warga asing, hanya tinggal pelaksanaan dan pengawasan dari petugas.
Bung John… saya rasa kurang bijak bila membeda2kan konsumen dengan cara tsb. kalau harga tiket dibedakan karna konsumen itu punya KTP lansia, atau karna punya KTP pelajar / mahasiswa dengan diskon khusus, itu baru layak. sbab pembagian diskon khusus itu bukan cuman berlaku untuk TMR tapi secara global.
.
Wisatawan asing pun kalau bisa dapat tiket masuk yang sama murahnya dengan wisatawan domestik akan memiliki perasaan gembira. dan karna gembira, ia menikmati apa yang ada. dan bila ia gembira & menikmati apa yang ada, wisatawan asing pun tak akan segan rogoh kocek kantong untuk kasih dana kontribusi untuk hewan2 tsb. Saya rasa, tidak akan sulit TMR memperoleh donasi dari masyarakat untuk pemeliharaan hewan2 itu apabila TMR sering mensosialisasikan hewan2 tsb ke publik. Ada website. fesbuk, blog, pertunjukkan, jam2 makan hewan warga bisa ikut kasih makan hewan, dsb…dsb…. Ini kesempatan emas buat warga untuk mengenal hewan tsb lebih dalam lagi. bagaimana merawat & memeliharanya. dll.
Kalo tempat parkir “For Women Only”, itu adil gak, neng?
Ane sering liat kosong tak terpakai, padahal di sekelilingnya penuh sekali.
—
‘fesbuk’? LOL, tempat “FEStival BUKa2an”, alias “festival para narsis” tuh 😀
Lucu juga yah, setelah dialihtulis pengguna2 FaceBook disini malah jadi klop arti kepanjangannya dgn kebanyakan isi konten dan kepribadian user2nya.
Wah, TMR klo bisa ikut2an narsis bole juga tuuhh… klo blog mah kurang laku neng, mending fesbuk aja langsung en sekalian bisa narsisan poto2 en pidio yutub disitu, apalagi followernya banyak banget tuh forum narsis..
BTW, ga ikut twitteran juga sekalian?
Tuh berdua kan satu paket, sering dipake banyak companies dimana2.
hahahaa…. parkir khusus utk wanita ya sah2 aja dunk n wajar adil. itu kan masuk ranah gimmick marketing bisnis, bukan utk keadilan sosial wkwkwk..
oh, ada di “PancaSila Bisnis” ya? baru tau ane…
.
Apa urut2an sila2nya spt ini?
1. “Marketing Bisnis yg Maha Esa dan Kuasa”.
2. “Marketing Bisnis diutamakan diatas segalanya, termasuk diatas Keadilan Sosial”
3. Jika Marketing Bisnis salah, lihat mulai dari sila 1 lagi.
4. Sila ini dan selanjutnya tak akan pernah dijalankan, percuma utk ditulis dan dibaca – lihat lagi sila 3 diatas.
5. Ente terlalu idiot ya? baca gak sila 4 diatas? O’on dipiara!
.
Apa kek gini aturan2/sila2 nya, neng?
—–
Wow, Soekarno emang ROX! Thanx TVone for your support!
ane malu banget ngoceh Englishnya ternyata masih kalah jauh lancar dibanding dia, padahal itu rekaman arsip wawancara taon 60-an dgn wartawati USA, Cindy Adams – mamaknya Cindy Lauper (masa sih?).
Jempol 4×4 (sama bayangan ane) buat Soekarno, bapak Persatuan Indonesia kita! “Indonesia Unity is Everything!” YESSS!!!
Kata siapa English gak penting? Dunia gak akan respek dgn Indonesia kalo pimpinannya dikit2 nanya translator mulu apa yg lagi diocehin (doski: “Excuse me, where can I take a dump, sir?”) dan suruh translatornya yg bacod balik cuma mo ngasih tau si doski WC-nya lagi rusax! (xlator: “Oh, pardon us! The WC is lagi gujrax gajrux gluberrrr..,gituh.., can’t be used!”)
Ane lebih setuju kalo tiket ragunan naek jadi di atas kebon binatang Bandung alias diatas 20 ribu. 25-30 ribu seharusnya wajar supaya tamannya bersih, hewannya gemuk dan fasilitasnya bagus. Buat yang nentang, emangnya mau berapa kali dalam setahun ke Ragunan?
Kalo lebih dari 2 kali setahun bisa dicurigai karena sebenarnya sedang menjenguk uwaknya. Hehehe.