Jokowi: Kampanyekan “Jangan Buang Sampah ke Kali”

15
516

Ahok.Org – Tingginya volume sampah di Jakarta bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Seluruh warga Ibu Kota harus berkontribusi untuk mengurangi jumlah sampah yang diproduksi setiap harinya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, penting untuk mengampanyekan kepada warga Jakarta untuk bijak dengan persoalan sampah. Setidaknya, menumbuhkan kesadaran untuk tidak lagi membuang sampah ke kali.

“Budaya membuang sampah harus dikampanyekan, jangan ke kali,” kata Jokowi, saat meninjau Kali Ciliwung, di Jalan Antara, Jakarta Pusat, Minggu (30/12/2012).

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan bahwa permasalahan yang ditemui di semua kali di Jakarta memiliki kesamaan, yakni sedimentasi yang tebal sehingga mengecilkan diameter kali dan menghambat air yang mengalir. Untuk diketahui, sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material seperti batu, pasir oleh air dan angin di suatu cekungan. Sedimentasi dapat mengakibatkan banjir karena material mengendap di tempat yang bidangnya cekung, yang bisa menutup aliran air jika hujan turun.

“Sungainya diberesin biar enggak ada sampah, biar lebar, sedimennya enggak ada. Tapi kan tergantung sama masyarakat, jangan buang sampah ke kali, biar sedimennya enggak banyak,” ujar Jokowi.[Kompas]

Berita Lainnya:

15 COMMENTS

  1. Untuk sampah seharusnya diambil tindakan tegas buat aturannya jadi kalau masih ada yang buang sampah langsung di tindak saja atau langsung masukin ke bui atau penjara pasti tidak ada lagi yang buang sampah, kalau dikampanye in ngga akan berhasil soalnya sudah kebiasaan yang bertahun-tahun lamanya.

  2. Kalau ketauan buang sampah di kali, langsung dihukum denda. Jangan masuk penjara, keenakan itu mah, dan malah merepotkan saja di penjara, kan mau diurusin juga tuh kalo di penjara. Dendanya, harus kerja membersihkan kali. Kalau ada petugas yang mau disogok, petugasnya dihukum 3 kali berat nya, dan langsung dipecat..

  3. Hallo pak Basuki, saya hanya memberi pemasukan kepada Bapak agar orang” yang nantinya bekerja dibidang yang berkaitan dengan sampah agar mereka lebih Hygienis, saya hanya menyarankan agar mereka menggunakan sarung tangan karet dan sepatu karet, karna itu utk kesehatan mereka sendiri :-). Karna saya melihat dibeberapa video youtube, masyarakat yg membersihkan sampah dikali dengan tangan kosong, apalagi air yg tergenang sampah itu sudah ber’Toxic.

    //Terimakasih

  4. Pak Gub&Wagub DKI, sekedar masukan kepada Pemprov DKI. Bentuk kampanye untuk tidak membuang sampah / mengotori Kali, terutama Kali Ciliwung. Ada baiknya pihak Pemvrov DKI membuat sebuah terobosan dengan menggandeng sejumlah seniman atau pekerja seni, bahkan terbuka untuk kalangan umum, yang memiliki kemampuan di bidang seni. Agar di lakukan semacam sayembara untuk membuat karya seni dalam bentuk lagu atau apapun yang berhubungan dengan seni/budaya tentang Kali Ciliwung sebagai temanya. Seperti lagu Bengawan Solo yang bisa populer. Sehingga karya seni yang lahir dan terinspirasi dari Kali Ciliwung nantinya dapat memberi kontribusi positif pada upaya menjaga kebersihan dan pemeliharaan ke depan. Sehingga keberadaan Kali Ciliwung yang selama ini identik dengan sampah dapat menjadi ruang kreatif bagi pekerja seni dan pihak yang termotivasi untuk memenangkan sayembara yang di motori oleh pihak Pemprov DKI. Karena dalam proses membenahi, banyak sekali cara atau solusi alternatif yang dapat di gunakan di samping konsep yang bersifat membuat aturan atau kebijakan.

  5. saya rasa denda sampah patut di berlakukakan seperti di hong kong dan singapura,
    tindakan tegas unt kebaikan bersama sangat di perlukan wlo mendapat tantangn dari masyarakat
    di setiap jalan bbrp meter disediakan tong sampah, setiap perhentian bus dan tempat2 umum harus ada tong sampah,,,jadi tong sampahnya g harus berjalan jauh2,,, trs pemerintah mnggaji orang untuk membersihkan sampah2 di tong sampah itu,,, keuntungan,, lingkungan bersih, jg bisa mngurangi pengangguran,,,
    dan yang lebih baik lagi,, klo tong sampah itu di sendiri2kan seperti di hk, untuk botol sendiri, untuk kertas sendiri, dan untuk yang g bisa di daur ulang juga di sendirikan, semoga membantu pak,,, saya pengagum Bapak berdua dar Hong Kong

    • thanks for being my co-supporter (indirectly)… 🙂
      dari dulu yg saya minta ya spt itu, ada tong sampah rumah tangga/basah yg besar pake tutup tiap interval jarak dan dioperasikan/diangkut/diupload otomatis oleh truk2 sampah plus compactor itu spt di tipi2 amrik, jadi tak dibiarkan sampah2 RT yg basah teronggok menumpuk terbuka diatas trotoar begitu saja menyebarkan bau menyengat kemana2 – tapi blon terealisasi sampe sekarang di daerah saya…
      may be later, who knows…
      Still keeping my hope on, and you too sis.

  6. Budaya dan pengetahuan warga yg buang sampah diikali adalah warga miskin dan tidak mampu, kesadaran mrk utk buang sampah pd tempatnya Susah utk dikasih tahu. Di denda pun mrk tidak Bakal mampu utk membayar denda nya. Mending mrk di penjara. Kalau sampah dipilah2 kayak di luar negeri itu jg tdk mngkn. Krn mrk malas utk memilah2 dan perlu prasarana Lebih utk membagi jenis2 sampah nya. Hukumannya bagi warga yg ketahuan membuang sampah di Kali adalah ceburin dia di kali utk mengambil kembali sampah dia. Ini biasa nya akan memberi efek kapok dan trauma utk melakukan nya lg. tidak perduli siapa dia yg membuang sampah di kali. Utk solusi nya buat bank2 sampah di setiap rt /rw. Yg mengawasi nya lbh baik org tua yg sdh pensiun atau tokoh masyarakat setempat yg disegani. Jgn terlalu berharap kpd pemerintah. Lbh baik awasi wilayah masing demi kepentingan bersama. Go green Jakarta ku.

  7. Pak Jokowi/Ahok, hukum denda saja begitu ketangkep, jika ga ada yg ngaku hukum aja 1 blok penghuni .. jika ga bisa bayar denda, ya hukum kerja sosial dgn menaruh papan dgn tulisan AKU TUKANG BUANG SAMPAH sambil menyapu jalan raya dan mengambil sampah dikali

  8. Setuju tuh, buang sampah ke kali, hukum bersihin kali, turun tgn langsung. Warga kita mentalnya sdh ga mempan dgn himbauan, harus fisik.
    Buka laporan dari masyarakat, wilayah mana yg sering buang ke kali, brarti petugas sampah gak ada atau tdk dikelola dgn benar. Kirim petugas pemantau, jd tepat sasaran.
    Mobil kalo ketahuan buang sampah jg, ini harus dihukum bersihkn jalanan sebulan! Sebar petugas2 secara incognito. Di spore banyak tuh, petugas menyamar.

  9. penjelasan soal sedimentasinya perlu diralat dikit masbrow Sak.

    Sedimentasi di kali/sungai terjadi karena aliran air di kali lambat/tidak deras, shg memungkinkan material2 padat/solids spt butiran2 tanah/pasir/dsb utk mengendap jadi sedimen di dasar kali.
    Makin dingin suhunya makin mudah mengendap material2 solid tsb di dasar kali (mau kopi cepat mengendap ampas solidnya shg bisa cepat diminum? cukup dinginkan saja di kulkas/freezer barang 2-5 menitan, bakal cepet rontok semua bos ke dasar gelas/cangkir!).
    Jadi tidak harus terjadi di cekungan saja, bisa dimana saja, bentuk penampang apa saja.
    Tapi memang di dasar cekungan letter “U” itu adalah aliran paling lambat dari semua vektor aliran2 air yg ada di cekungan karena ditambah gravitasi yg menambah tekanan air menuju dasar kali, selain hambatan normal dari pinggiran kali/cekungan tsb dimana adalah tempat pertemuan muka padat (pinggir/dasar kali) dan muka cair (aliran air kali) membuat friksi/tahanan thd aliran air shg membuat lebih lambat kecepatan aliran di tempat pertemuan padat-cair tsb.

    Yang terbaik dilakukan adalah harus dibuat aliran sungai/kali berjalan lebih deras, supaya sedimentasi sulit terbentuk dgn mudahnya.
    Caranya banyak, silahkan dipikirkan pak Jow dan team Dinas PU terkait.

    Contoh dari saya utk membuat arus aliran kali/sungai lebih deras:
    1. Dibuat lebih curam kemiringan kali dari ujung selatan/hulu ke utara/muara jakarta (side view) – anggap aja spt talang air di rumah biyar lebih gampang imajinasinya.
    2. Dibuat lebih lurus arah aliran kali (top view), jangan terlalu banyak berbelok2 (meander) spt sekarang ini.
    3. Sampah2 padat dilarang beredar di sungai/kali. Sampah2 yg mengambang memang menghambat derasnya aliran air shg berkurang kecepatan rata2nya ketika bertemu objek2 asing tsb. Tambah banyak sampah di sungai, baik yg mengambang atau tenggelam, tambah bikin pelan aliran air, krn akan saling berbenturan dan menumpuk satu sama lainnya, lalu scr tdk langsung akan mengecilkan diameter saluran air dan bisa menyumbat saluran air dgn pola tertentu.
    4. Dorong paksa aliran sungai. Bisa memakai pompa dorong/sembur air atau pompa sedot yg ujung keluarannya berfungsi sbg pendorong air. Pompa2 dorong tsb ditempatkan di sisi2 sungai yg strategis dan ujung sembur/jet-nya ditenggelamkan ke dasar sungai dan diarahkan searah sisi sungai. Bentuk letter “U” siku dari penampang sungai (slice view) cocok utk penempatan pompa dorong ini dan menambah kecepatan aliran air scr rata2 (dibanding pola 1/2 lingkaran atau cekungan).
    5. Spt yg sudah saya sering sarankan, pakai LTS/panel surya yg gratis bayar utk pompa2 dorong/sedot tsb kalo mo irit bayar listrik.

    Intinya, semakin mendekati bentuk talang air hujan rumahan yg lurus dan miring itu semakin baik/deras aliran airnya shg mencegah/menghambat terjadinya sedimentasi di dasar talang/sungai.
    Semua yg belajar hidrologi dgn baik pasti sudah tau soal mendasar ini.

    ‘TaZ Out!”

  10. Sampah di Kali Angke dan sampah yang ditimbun di pinggir jalan raya angke kapan mau dibersihkan pak? Sudah 2 bulan lebih pemda sembarangan menimbun sampah di pinggir jalan nih. Keruk kali ya harus, tapi hasil kerukannya jangan ditimbun di pinggir jalan dong.

    Waktu jaman Foke tidak pernah sampai keterlaluan jorok begini pemdanya.

  11. Sampah bukan di”kampanye”kan tapi langsung diarahkan (pendampingan) kelola sampah berbasis komunal dengan orientasi ekonomi. Harus orientasi ekonomi, karena “ekonomi” merupakan trigernya. Program ini telah kami ajukan by Pak Jokowi, namun program itu masih di DKP Pemprov. Jakarta. Konsep ini memotong rantai distribusi sampah dari TPS ke TPA. Namun kami curika konsep ini, akan menghambat “korupsi” di DKP, maka sepertinya di”laci”kan. Coba Pak Ahok, tanyakan Proposal kami itu di DKP> Judulnya “Optimalisasi Fungsi TPS” (Pengelolaan Sampah Tanpa TPA) by: PT. Xaviera Global Synergy, Jakarta. yang sesuai dengan amanat UU.10-2008 dan PP.81-2012. Substansi (goal) dari usulan program tersebut adalah tercipta usaha baru (PAD baru Jakarta) berbasis Sampah.
    Cuma harapan kami, Ditanggapi dengan memanggil kami untuk presentasikan program itu, kalau mmg bertentangan dgn regulasi atau tidak masuk akal, Tolak saja. Jangan dibiarkan dilaci pendapat/ide/usulan yang datangnya dari masyarakat ini. Saya yakin program kami tersebut sejalan dengan pikiran dan kehendak Pak Jokowi dan Pak Ahok. terima kasih 🙂

    Salam
    H.Asrul Hoesein (JAsmev)Jakarta Selatan.
    08119772131

  12. se7 dgn go green 4ever, susah mengharapkan warga miskin (yg pd umumnya tdk berpendidikan) utk bisa peduli sampah, termasuk memilah2nya.

    tp fakta jg membuktikan, org kaya n berpendidikanpun blm tentu punya ksadaran n kpedulian.
    nah utk golongan yg ini, sy rasa perlu juga dipaksa utk peduli.
    mrk harus dipaksa utk mau mengurangi n memilah2 sampah mrk

  13. pak saya dengar ada program kerja untuk pembersih kali ciliwung yang di gaji?
    yang saya mau tanyakan kenapa di daerah kami program tersebut tidak tersalurkan dengan benar?
    seperti pemilihan pekerja program tersebut yang tidak ada kerjanya untuk membersihkan kali atau memilih keluarga dari intansi terkait di masyarakat.
    seharusnya di survei atau di salurkan ke orang” yang bekerja dengan baik atau para pengangguran yang mungkin tidak memiliki pekerjaan di karenakan pendidikan yang minim. terima kasih atas perhatiannya pak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here