Kerjasama dengan BPJS, Ahok: Ini Tujuan Saya Masuk

9
123

Ahok.Org – Pemprov DKI Jakarta melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menyambut baik kerjasama ini.

“Terlepas dari jabatan gubernur, saya bersyukur secara pribadi saya bersyukur. Tanda tangan saya ini tujuan saya untuk masuk ke politik,” ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2015).

Ahok mengatakan sejak dulu, saat masih jadi pengusaha di Belitung Timur, Ahok ingin bisa membantu masyarakat yang kurang mampu. Namun, ia mengakui masih punya keterbatasan sehingga tidak bisa membantu banyak orang.

Ahok bercerita, ayahnya seringkali menyebut dia lebih cocok jadi pejabat. Sebab dengan begitu, dirinya bisa membuat program untuk membantu lebih banyak orang lagi.

Akan tetapi, Ahok sedikit kecewa melihat rendahnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti program BPJS. Dia pun langsung memerintahkan jajaran yang berada dikelurahan bertindak sebagai media pemasaran.

Tak hanya itu, Ahok juga memberikan instruksi kepada Sekda DKI Saefullah untuk menggunakan Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) sebagai salah satu agen pemasaran BPJS. Kelak, PNS DKI yang ikut membantu mempromosikan layanan kesehatan dan ketenagakerjaan tersebut akan diberi nilai tambah.

“Harapan kami untuk dapat memanfaatkan seluruh BPTSP kami untuk memasarkan BPJS, supaya masyarakat mengerti betapa pentingnya BPJS. Kalau perlu di rumah sakit swasta untuk tungguin, biar bisa langsung tawarkan,” tutup Ahok. [Finance.detik.com]

9 COMMENTS

  1. hasil bpjs kurang memuaskan kepada rakyat kecil banyak sekali terjadi di Rumah sakit swasta dan pemerintah paling jawaban kamar penuh dan tidak dapat kamar dan banyak sekalidan obat yang di berikan generik dan batasan hanya 250 juta bisa di tangani contoh seperti bayi ryuji.ini namanya penderita buat rakyat kecil dan mana janjimu pelayanan dan kesehatan gratis yang tertulis di UUD 45 dan Pancasila.percuma kalau idenya kayak asuransi dan berdasarkan penyakit baru di tanggung bpjs,sama aja dengan neolib….

    • Bukan neolib bos.. tapi berpikir wajar lah.. itu premi asuransi termurah. tidak ada yg gratis bos. Kalau anda contoh kanada, pajak penghasilan sampai 40%. Pajak diputar ke jaminan pendidikan dan kesehatan. Cuma bedanya di kanada dari 10 orang yg 9 kerja sedang yg 1 pengangguran. Jadi 9 orang subsidi 1. Sedang di indo 9 orang nganggur dan 1 yg kerja. Disuruh bpjs pun merasa rugi. Hidup tdk pernah gratis bos. Apalagi biaya RS. Alat kesehatan dan bahan baku obat impor amrik, jerman… bahkan sarung tangan pun impor malaysia!

    • Makanya tunda pernikahan muda, tunda kehamilan di bawah umur, berkontrasepsi mantap. Jangan banyak anak. Banyak anak banyak tanggungan. mulailah rubah cara pandang tentang finansial planning.

  2. Saya menyaksikan sendiri yg menggunakn layanan BPJS di rumah sakit. Biarpun tidak sepenuhnya gratis tapi sangat terbantu. Terutama pada awal2 BPJS di jalankan. Belakangan ini memang ada keruwetan penangannan BPJS. Mungkin juga karena sistem belum berjalan sempurna. Banyak orang beranggapan ikut BPJS karena kebutuhan pribadi sehingga bagi yg berkecukupan tidak mau ikut BPJS mereka punya asuransi yg lebih mewah. Pada hal Seharusnya yg mampu yg juga harus ikut, bukan untuk menggunakan fasilitas BPJS tetapi membantu peserta BPJS yg tidak mampu. BPJS belum sempurna, BPJS belum baik. Tetapi setidaknya sekarang kita telah memulainya….

  3. SABAR SABAR DENGAN BPJS

    KE 1
    PEMERINTAH NIATNYA BAIK

    KE 2
    ARAHNYA SUDAH BENAR

    KE 3
    SITUASI KAN TIDAK BISA DIRUBAH SEPERTI MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN

    KE 4
    YG MENGHAMBAT JUGA BANYAK ,ANGGARAN SAJA MAU DISAHKAN SULITNYA SETENGAH MATI

    KE 5
    RAKYAT HARUS BERSATU BANTU PEMERINTAH, PERLU
    KESABARAN
    KERJA KERAS
    KETULUSAN
    PERSATUAN

    KE 6.
    LEBIH BAIK MENYALAHKAN 1 LILIN DARIPADA MENGUTUK KEGELAPAN

      • tujuan sudah bagus !
        tapi pelaksanaannya amburadul !
        ceritanya begini :
        saya sudah masuk BPJS
        saya ke faskes 1 ( jakarta pusat).
        minta rujukan ke RS aharapan KIta ( diberikan )

        pergi ke RS Harapan Kita :
        dikatakan oleh pengelola BPJS : tidak berlaku
        harus ke faskes 2 dulu ( harus di Jakarta pusat juga)
        ( ternyata petugas faskes 1 tidak mengetahui prosedurnya !!!)
        hilang waktu saya 3 hari !)

        lainnya :
        lainnya ( mengenai pengambilan obat) :
        dari RS faskes 3 (Jakarta pusat) saya di beri resep untuk 1 bln
        ternyata dikatakan ada peraturan baru :
        hanya bisa melayani pangambilan obat untuk 1 minggu saja untuk BPJS!
        sisanya harap ambil di apotik “anu” ( jakarta timur = sangat jauh dr rumah ! )
        saya cari di Internet alamat Apotik yg bisa melayani BPJS terdekat dr rumah saya

        ketemu : kimia farma ( yg katanya siap melayani pasien BPJS )
        saya datangi
        ternyata tidak bisa melayani pasien dari rumah sakit lain !!!!!

        akhir kata :
        saya sangat kecewa dengan layanan BPJS !
        untuk selajutnya saya g mau bayar BPJS lagi !

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here