Peluncuran Buku “Ahok di Mata Mereka” (video)

0
67

ahokdimatamereka

Ahok – Buku “Ahok Di Mata Mereka” yang ditulis oleh 51 tokoh, pakar dan akademisi, jurnalis dan relawan diluncurkan di Jakarta, Rabu, 19 Juli 2017. Buku yang diterbitkan oleh PT Basuki Solusi Konsultindo diluncurkan oleh Veronika Tan, istri Gubernur DKI periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dalam peluncuran buku ini akan dihadiri sebagian besar penulis a.l. Rhenald Kasali, Hamdi Muluk, Djarot Saiful Hidayat, Saparinah Sadli, J. Kristiadi, Nusron Wahid, Ace Hasan Syadzily, Jamin Ginting, Eva K. Sundari, I Wayan Sudirta, Addie MS, Maia Estianti, Rosiana Silalahi, Wishnutama Kusbandio, Leonard Theosabrata, Ketut Masagung dan penulis lainnya.

“Mereka akan menghadiri launching, sekaligus bedah buku Ahok Di Mata Mereka hari ini,”; kata staf pribadi Basuki Tjahaja Purnama, Sakti Budiono, Rabu (19/7/2017), di Jakarta.

Pada peluncuran tersebut, panitia pelaksana menyediakan penjualan buku dalam jumlah terbatas yang ditandatangani oleh Ahok dan istrinya Veronika Tan.

Buku Ahok Di Mata Mereka diterbitkan bertepatan dengan hari ulang tahun Ahok ke-51 pada Kamis 29 Juni 2017, sebagai kado kejutan. Buku ini menjadi sangat istimewa, karena merupakan perpektif dan pengalaman berinteraksi dari para tokoh politik, budaya, seniman, media, hingga orang-orang terdekatnya, yang sangat mengenal sosok Ahok luar dalam.

“Keistimewaan lain dari buku ini adalah ditulis dalam waktu yang sangat singkat oleh 51 penulis yang pastinya sangat sibuk. Namun mereka meluangkan waktu dan menulisnya, walau sedang tidak berada di Jakarta sekalipun. Bahkan ada beberapa calon penulis yang “gugur” di tengah jalan karena kesibukan dan baper dengan situasi yan dialami oleh Pak Ahok,” jelas Sakti yang juga penggagas buku Ahok Di Mata Mereka.

The Ahok Legacy

Diawali dengan kata pengantar “The Ahok Legacy” dari Mari E. Pangestu, Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Bersatu yang juga ekonom. Mari menuliskan sedikitnya ada tujuh legacy yang ditinggalkan Ahok a.l. mempunyai idealisme untuk membangun bangsa dan melayani rakyat harus ada keberanian terjun langsung di politik; cara politik akal sehat; kekalahannya di politik tidak membuat dia mundur; keberanian mengambil risiko untuk melayani rakyat; memiliki high benchmark untuk ukuran keberhasilan dan kinerja penggantinya; dan kesiapan dan kerelaan menerima keadaan sekarang dengan meminta maaf dan memaafkan; serta peran keluarga yaitu Veronica yang berperan dalam melakukan transformasi bersama Ahok di Kota Tua, dan Jakarta Creative Hub, juga RPTRA.

Sementara itu, Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE Universitas Indonesia Rhenald Kasali, dalam tulisannya menyebutkan, di awal kepemimpinannya saya sempat menasehati: Jangan membelah batu! Sebab setiap batu yang dihantam akan menyisakan serpihan-serpihan tajam yang bisa dipakai lawan atau akan sakit tak terperikan kalau terpijak kaki sendiri.

Tapi nasehat itu bak hilang ditelan angin. Rakyat yang lama tertindas seperti tengah mendapatkan solusi dan harapan atas penindasan yang mereka alami. Lagi pula, pilihan strategi yang kedua sama sekali tidak menarik: memanaskan minyak yang membeku.

Ya “ini batu” bukan minyak yang mudah dicairkan. Batu ya harus digodam, bukan dipanaskan perlahan-lahan. Dengan cara itu kita menyaksikan para pencoleng kabur tunggang-langgang. Bak mitos babi ngepet yang kepergok orang suci, ia berubah wujud. Kita jadi tahu siapa saja para pemuja berhala itu. Tetapi apakah mereka diam? Ternyata tidak. Mereka mencari dukun yang lebih sakti lagi.

Serpihan-serpihan batu runcing berserakan dimana-mana. Tapi sungainya kini lebih bersih, airnya mulai mengalir, rumah-rumah kumuh mulai lebih tertata, warga yang digusur sudah memulai hidup yang lebih baru, namun sebagian masih menggerutu. Tapi korupsi lebih bisa dicegah, pelayanan publik membaik, respek mulai muncul. Ia mulai bisa kita pandang sebagai change leader atau a role model.

Sineas & Novelis di buku Ahok

Di sisi lain, sineas Indonesia Joko Anwar menuliskan bahwa sejak kecil dirinya percaya bahwa pemimpin itu tidak ada, setidaknya di Indonesia. “Saya percaya bahwa orang-orang yang memimpin manajemen negara ini, dari mulai ketua RT sampai presiden, adalah orang-orang yang sengaja duduk di pemerintahan hanya untuk mengambil keuntungan dari posisi mereka.”

Tidak ada seorang pun di Indonesia yang seharusnya jadi pemimpin dan bisa saya jadikan teladan. Sialnya, di keluarga saya juga tidak punya satu sosok pun yang bisa saya jadikan panutan. Akibatnya, dari kecil saya mencari sosok panutan di tempat lain, dan saya menemukan beberapa di sebuah bioskop kecil, murah, dan jorok di kota Medan tempat lahir saya yang bernama Remaja Theatre, sampai saya menemukan teladan pada Ahok.

Tidak ketinggalan novelis ternama Dee Lestari ikut menyumbangkan tulisannya dalam buku Ahok Di Mata Mereka. “Saya adalah salah seorang yang ikut menitikkan air mata untuk Bapak (belum pernah sebelumnya saya menangisi
pejabat pemerintah). Suami dan kedua anak saya menitipkan salam terhangatnya (jika Bapak ingat, mereka ikut hadir pada peluncuran buku Bapak di Kebayoran Baru).”

Momen mereka bertemu dan berbicara langsung dengan Bapak adalah salah satu momen mereka paling berharga dan tak terlupakan. Kami sekeluarga adalah sekelumit dari berjuta yang tersentuh oleh sosok Bapak. Kami pun yakin, satu hari kelak kami akan kembali melihat sepak terjang khas Basuki Tjahaja Purnama, di mana pun nanti Bapak mengabdi dan bekerja.

Daftar Penulis Buku:
Dr. Marie Elka Pangestu, Dr(HC). Megawati Soekarnoputri, Prof. Ahmad Syafii Maarif, Djarot Syaiful Hidayat, Prof. Rhenald Kasali, Prof. Hamdi Muluk, Prof. Ikrar Nusa Bhakti, Prof. Saparinah Sadli, Dr. J. Kristiadi, Dr. Raden Pardede, Dr. Mohammad Ikhsan, Dr. Destry Damayanti, Dr. Tb. Ace Hasan Sadzily, Dr. Jamin Ginting, Dr. Eva Kusuma Sundari, Dr. Asep Iwan Iriawan, I Wayan Sudirta, SH, Nusron Wahid, Emmy Hafild, Zuhairi Misrawi, Dee Lestari, Jenny Jusuf, Ni Luh Jelantik, Abdoel Moeis, Addie MS, Maia Estianti,

Ligwina Hananto, Toto Sugito, Leonard Theosabrata, Joko Anwar, Najwa Shihab, Don Bosco Selamun, Rosiana Silalahi, Wishnutama Kusbandio, Putra Nababan, Kurnia Sari Azizah, Fitria M. Sungkar, Pradipta Galih, Sakti Budiono, Ima Mahdiah Dimitry, Poltak Hotradero, Henny Supolo, Ketut Mas Agung, Dian Paramita, Amalia Ayuningtyas, Nong Darol Mahmada, Romanus Sumaryo, Adi S. Noegroho, Ulin Yusron, Arief B. Sitohang & Renny Fernandez. [Tim]

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here