Saat Ahok Bicara Soal Pertamina Cari Partner dan Akuisisi

0
67

BTP – PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada Senin, 9 Agustus 2021 lalu secara resmi mengambil alih pengelolaan Blok Rokan, Riau.

Ini dilakukan setelah Kontrak Kerja Sama (PSC) PT Chevron Pacific Indonesia berakhir di Blok Rokan, 8 Agustus 2021 lalu.

Lantas, apa rencana Pertamina setelah resmi mengambil alih Blok Rokan ini?

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun angkat bicara soal ini. Ahok mengatakan, sesuai arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina wajib memiliki mitra di Blok Rokan ini.

“Sesuai arahan Kementerian ESDM, wajib punya partner,” ungkapnya, Jumat (13/08/2021).

Ahok mengatakan, dari sisi dewan komisaris Pertamina, arahan untuk memilih mitra yaitu perusahaan yang bisa meningkatkan produksi Blok Rokan dan bisa membawa teknologi, khususnya untuk injeksi kimia untuk pengurasan minyak tahap lanjut (Enhanced Oil Recovery/ EOR).

“Intinya yang bisa menambah produksi dan jika ada yang hanya menawarkan teknologi EOR, kami minta bentuknya performance base. No cure no pay istilahnya?” tuturnya.

Ahok pun tak khawatir bila perseroan akan kesulitan mencari mitra di tengah kondisi perusahaan dunia yang kini tengah mengerem investasi karena permintaan minyak dunia masih belum pulih seiring dengan pandemi Covid-19 masih jauh dari kata berakhir.

Dia optimistis masih banyak investor yang berminat untuk bermitra dengan Pertamina di Blok Rokan ini.

“Masih banyak yang mau karena ada teknologi dan kemampuan,” ujarnya.

Tak hanya terkait pencarian mitra di Blok Rokan, Ahok juga menyampaikan bahwa Pertamina masih berencana untuk mengakuisisi lapangan migas di luar negeri.

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun angkat bicara soal ini. Ahok mengatakan, sesuai arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina wajib memiliki mitra di Blok Rokan ini.

“Sesuai arahan Kementerian ESDM, wajib punya partner,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/08/2021).

Ahok mengatakan, dari sisi dewan komisaris Pertamina, arahan untuk memilih mitra yaitu perusahaan yang bisa meningkatkan produksi Blok Rokan dan bisa membawa teknologi, khususnya untuk injeksi kimia untuk pengurasan minyak tahap lanjut (Enhanced Oil Recovery/ EOR).

“Intinya yang bisa menambah produksi dan jika ada yang hanya menawarkan teknologi EOR, kami minta bentuknya performance base. No cure no pay istilahnya?” tuturnya.

Ahok pun tak khawatir bila perseroan akan kesulitan mencari mitra di tengah kondisi perusahaan dunia yang kini tengah mengerem investasi karena permintaan minyak dunia masih belum pulih seiring dengan pandemi Covid-19 masih jauh dari kata berakhir.

Dia optimistis masih banyak investor yang berminat untuk bermitra dengan Pertamina di Blok Rokan ini.

“Masih banyak yang mau karena ada teknologi dan kemampuan,” ujarnya.

Tak hanya terkait pencarian mitra di Blok Rokan, Ahok juga menyampaikan bahwa Pertamina masih berencana untuk mengakuisisi lapangan migas di luar negeri.

Dia mengatakan, saat ini ada beberapa blok migas yang sedang diproses untuk diakuisisi. Menurutnya, akuisisi lapangan luar negeri perlu dilakukan karena sampai saat ini belum ada temuan besar dari lapangan di dalam negeri.

“Di domestik saat ini belum ada yang mendapatkan giant discovery (temuan raksasa) sebagaimana Blok Cepu untuk minyak dan Tangguh di Papua untuk gas. Berangkat dari hal ini, harapan ke depan adalah akuisisi di luar negeri,” paparnya dalam sebuah diskusi daring, Jumat (30/07/2021).

Menurutnya, kriteria dari lapangan yang akan diakuisisi adalah memiliki cadangan yang besar. Artinya, rasio cadangan terhadap produksi atau Reserves to Production (R to P) masih besar dan volume produksinya masih besar.

“Kriteria seperti apa, yang masih punya cadangan besar. Artinya, R to P masih besar dan volume produksinya masih bisa besar,” ujarnya.

PT Pertamina (Persero) mencatatkan produksi minyak sebesar 390.000 barel per hari (bph) dan gas secara total 2.665 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada semester I 2021. Adapun kontribusi produksi dari luar negeri pada semester I 2021 mencapai 97 ribu bph minyak dan 311 MMSCFD gas. [CNBCIndonesia.com]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here