Dalam acara Ring Politik yang ditayangkan beberapa waktu lalu, Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering dikenal dengan panggilan Ahok ini tampil sebagai salah satu calon anggota legislatig (caleg) beretnis Tionghoa yang akan mewakili masyarakat di Bangka Belitung, tanah kelahirannya.
–
Episode yang bertajuk ‘Orang Tionghoa masuk politik, apa yang mereka cari?’ ini selain menghadirkan Ahok, tampil juga Caleg etnis Tionghoa lainnya yaitu Daniel Johan (PKB), Ruswin Lawin (PAN), dan Karna Brata Lesmana (Hanura). Mereka adalah empat orang diantara sekitar seratus orang lebih caleg beretnis Tionghoa di Pemilu 2009 ini.
–
Ahok, yang juga mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan salah satu motivasi terbesarnya untuk maju ke Senayan adalah demi menyelamatkan uang rakyat yang ada di APBN maupun APBD agar dapat tersalurkan dengan baik dan juga agar tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Sesuai dengan salah satu fungsi DPR yaitu fungsi pengawasan.
–
Menurut Ahok, dirinya tidak tahan dengan banyaknya permintaan bantuan masyarakat kepadanya sebagai pengusaha dan juga tokoh masyarakat yang berjiwa sosial, sementara di pemerintahan terdapat Milyaran bahkan Trilyunan dana yang dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat miskin. Hal itulah yang dulu melatarbelakanginya untuk maju menjadi Bupati di Belitung Timur, dan kemudian turut serta pula dalam persaingan menuju kursi Gubernur di Bangka Belitung.
–
Ahok meyakini bahwa dengan menjadi pejabat publik maka ia akan lebih mampu membantu masyarakat miskin dibandingkan dengan menjadi pengusaha, ia menyitir pepatah Tiongkok kuno “seribu keluarga kaya tidak mampu memelihara satu keluarga miskin”. Hal ini ia buktikan selama 16 bulan menjabat sebagai Bupati Beltim, selain berhasil menghemat milyaran Rupiah pertahun dari pemotongan dana perjalanan dinas Bupati, Ahok juga concern terhadap kesejahteraan rakyatnya dengan memberikan asuransi untuk masyarakat Beltim. Hal ini merupakan terobosan baru yang pertama kali di Indonesia, dimana pemerintah daerah memberi jaminan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakatnya (yang kemudian ditiru secara keliru oleh beberapa daerah lain dengan stigma janji pendidikan dan kesehatan gratis)
–
Penghematan anggaran juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan menghilangkan budaya ‘komisi’ pada tiap proyek publik yang didanai APBD. Dengan tidak adanya keharusan pengusaha untuk memberikan komisi tersebut tentu pagu anggaran proyek dapat ditekan seminimal mungkin dan alokasi dana untuk pemberdayaan masyarakat dapat lebih ditingkatkan.
–
Kesetaraan dan Politik tanpa SARA
Sebagai seorang nasionalis, Ahok tidak pernah mengedepankan identitas kesukuannya, ia bangga sebagai Orang Indonesia dan tidak ingin dikotak-kotakkan berdasarkan suku dan agamanya. Menurutnya semua warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama dan setara. Ia juga mengingatkan bahwa negara Indonesia didirikan bukan atas dasar Suku, Agama dan Ras (SARA). Oleh karena itu siapapun ia memiliki tanggungjawab yang sama terhadap Bangsa ini.
–
Ahok juga mengutarakan mengenai pentingnya penerapan Undang-undang pembuktian terbalik untuk menjamin negeri ini dapat dipimpin oleh individu-individu yang bersih, transparan dan profesional. Ahok, yang saat menjabat sebagai Bupati Beltim pernah memperoleh penghargaan sebagai penyelenggara negara yang bersih dan anti korupsi ini juga menolak segala macam pengistimewaan (affirmative action) terhadap golongan masyarakat tertentu. Ahok kembali mengingatkan bahwa tiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang setara. Yang menjadi pokok permasalahan sekarang adalah bagaimana melaksanakan Undang-undang secara konsisten.
–
–
Acara RING POLITIK (ANTV) dapat disaksikan pada : klik disini
–
–