Ahok.Org – Walikota Solo Joko Widodo memantapkan niatnya memimpin DKI Jakarta. Bersama pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama, pria yang akrab disapa Jokowi ini bertekad mengatasi problema Ibu Kota.
Apa saja yang akan dilakukan membenahi Ibu Kota, berikut petikan wawancaranya kepada reporter Media Indonesia Ferdinand di Solo.
Apakah betul Anda sudah siap mental memimpin Jakarta?
Siap, kan sudah mendaftar. Jadi, harus siap dan optimistis.
Anda membawa kemajuan bagi Solo. Apa tidak sayang ditinggalkan?
Ini bukan soal sayang dan tidak sayang. Akan tetapi, ini adalah amanah yang harus saya jalankan sebaik-baiknya. Saya sudah sampaikan ke masyarakat Solo. Jakarta memiliki problem lebih kompleks jika dibandingkan dengan Solo.
Apa sudah memiliki konsep untuk mengatasi problema Jakarta?
Ha ha ha, kalau itu saya belum bisa mengatakannya sekarang.
Ditetapkan saja belum. Tetapi yang jelas sudah disiapkan, nanti setelah penetapan pasti saya sampaikan semua.
Jadi masih rahasia?
Ha ha ha, iya rahasia. Cuma menurut saya hal pertama yang harus dilakukan ialah membangun sistem yang bagus. Prinsipnya sederhana saja, mana jemen bagus, bekerja fokus, kerjakan dan awasi. Program tidak perlu banyak-banyak kalau terlalu banyak nanti malah tidak bisa fokus.
Apa saja problem Jakarta yang mende sak dibenahi?
Ya seperti yang sudah diketahui bersama, ban jir, kemacetan, tata ruang, dan kebutuhan dasar. Dari semua itu, kebutuhan dasar akan menjadi fokus pertama kami karena menyentuh hajat hidup masyarakat secara lang sung. Saya telah mengunjungi beberapa kampung di Jakarta, ternyata bidang pendidikan dan kesehatan belum banyak tersentuh.
Selain itu?
Masalah tata ruang, pe nataan pedagang kaki lima NTARA (PKL), dan pasar tradis ional. Untuk tata ruang perlu diperbanyak ruang terbuka publik, pasar tradisional perlu dibenahi dan ditata lagi karena itu merupakan penggerak roda perekonomian rakyat, begitu juga dengan PKL.
Anda sukses menangani PKL Kota Solo. Satu yang paling fenomenal berhasil merelokasi 898 PKL Monumen Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo tanpa kekerasan. Apakah model penanganan dengan prinsip menata bukan menggusur ini akan diterapkan di Jakarta?
Oh iya, tentu akan kami terapkan.
Anda mengatakan potensi PKL di Jakarta sangat besar jika dikelola secara baik. Anda juga menyebutkan di Jakarta semestinya bisa dibangun mal khusus untuk PKL, apakah itu bisa dilakukan?
Sangat bisa karena anggaran yang tersedia sangat besar. Jauh lebih besar dibandingkan dengan Solo.
Konsep yang Anda tawarkan bisa jadi sama dengan calon-calon lain. Apa kelebihan dari konsep Anda?
Seperti yang telah saya sampaikan, manajemen bagus, bekerja fokus, kerjakan dan awasi. Program cukup satu atau dua dalam setahun, tetapi dikerjakan secara serius.
Membangun monorel misalnya, ya setiap hari hari harus ada di situ. Proses pembangunan infrastruktur harus diikuti meter per meter. Tindakan lapangan sangat penting.
Apakah ini berarti model kepemimpinan Solo akan diterapkan di Jakarta?
Iya, tindakan lapangan harus diperbanyak. Saya ini orang lapangan, di kantor cukup 1 jam saja untuk tanda tangan, selebihnya ke lapangan. Persoalan hanya bisa ditangkap secara utuh jika turun langsung ke lapangan. Kalau tidak yang terlihat hanya permukaannya. Percuma konsep mulukmuluk kalau kita hanya duduk dan mengerjakannya di belakang meja. [MI]