Ahok.Org – Ketika dukungan terkumpul hanya 70 ribu foto kopi KTP yang tidak cukup jadi modal maju sebagai calon independen, dan pinangan dari Parpol tidak ada, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat kehilangan harapan. Ia melupakan peluang pencalonan dalam Pemilukada DKI Jakarta.
Namun di tengah kepasrahan itu, tiba-tiba sebuah pesan yang masuk ke telepon selulernya mengubah peta perjalanan politik Ahok. Cerita itu dimulai pada tanggal 24 Februari 2012. Saat itu Ahok yang sedang menjadi pembicara dalam satu seminar di Universitas Pancasila Pasar Minggu terganggu bunyi missed calls, SMS dan BBM yang berulang-ulang masuk ke Blackberry miliknya.
“Setelah saya baca isinya, Prabowo (Prabowo Subianto) mencari kamu. Pikiran saya, ini lelucon apalagi Prabowo mau ketemu saya,” kata Ahok di Kantor Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Akhirnya, Ahok bertemu Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Mantan Komandan Kopassus itu menceritakan negara dalam keadaan bahaya karena merosotnya ketidakpercayaan rakyat kepada partai politik. Agar situasi tidak semakin memburuk, maka Prabowo memilih Jokowi dan Ahok untuk mengikuti Pilkada DKI.
“Supaya kepercayaan rakyat kepada parpol tumbuh kembali, Parpol yang tidak mau terima mahar atau memilih orang teruji,” kata Ahok menirukan ucapan Prabowo.
Prabowo meyakinkan Ahok tentang keseriusan Gerindra yang ingin pilkada tak diwarnai segala macam mahar. Prabowo ganti menanyakan keseriusan Ahok karena konsekuensinya Ahok bisa dipecat Partai Golkar.
“Pak Prabowo bilang, tugas negara. Wah, kayak tentara kan. Saya bilang jujur tidak punya uang. Prabowo katakan itu kami cari, kami cari bersama. Wah top ini. Enggak bayar, duit cari bersama,” ujar Ahok mengingat pertemuannya dengan Prabowo.
Ahok pun ganti meyakinkan Prabowo bahwa biaya kampanye pada Pilkada DKI Jakarta sebetulnya masih tergolong murah dibanding Bangka Belitung. Itu bisa terwujud karena dukungan komunikasi dan transportasi di Jakarta tersedia dengan baik.
Ahok lalu menawarkan kampanye murah dengan tidak menggunakan kaus, baliho, pemberian sembako atau bakti sosial yang sekedar pencitraan saat Pemilukada, juga tak perlu membangun posko-posko pemenangan yang banyak menelan biaya.
Saat berdisukusi dengan awak Tribunnews.com Network pun, Ahok tidak segan-segan melitnarkan, “silakan undang, kami akan datang. Tetapi syarat utama, sediakan tempat, dan makanan sendiri. Kami tidak ada dana konsumsi, tidak ada bagi-bagi kaus kampanye maupun sembako.”
Tawaran bersambut hingga Gerindra akhirnya mengusung Ahok untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pilkada DKI Jakarta.[Tribun]
ahok,..jadilah anak panah untk bangsa indonesia,.. harapanku (sangat) buatlah perubahan walaupun jalan untuk perubahan pastilah tidak mudah,..
God bless u…^^
Tuhan akan menyertai pasangan Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI
menjadi pionir perubahan yang baik memang tidak mudah, tp hasil akhirnya luar biasa.
maju terus ko Ahok, setengah kesuksesan sudah di tangan anda. pemimpin spt inilah yg di tunggu2 untuk perubahan positif.