Efek Berantai Fenomena Jokowi-Ahok

5
220

Ahok.Org – Efek berantai kemenangan Jokowi-Ahok sangat berdampak ke dalam lanskap politik nasional hari-hari ini sampai 2014. Kuncinya adalah keteladanan, integritas, komitmen dan tindakan nyata para pemimpin untuk mewujudkan keadilan sosial, kesejahteraan dan kebersamaan dalam kebhinekaan.

Untuk sebagian, inilah yang menjadi kata kunci keberhasilan pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilukada DKI 11 dalam putaran pertama Juli ini. Menjadi jelas bahwa politik uang tidak mempan, partai besar tidak terlalu menentukan dan pencitraan belaka akan sia-sia. “Semua itu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” kata Suko Sudarso, tokoh senior GMNI, kemarin.

Itulah makna kemenangan Jokowi-Ahok dalam pilkada DKI. Rakyat butuh keteladanan dan bukti nyata dari sosok-sosok atau figur di Indonesia yang terjun dalam kehidupan politik. Keteladanan sangat menentukan keberhasilan pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilukada DKI.

Keteladanan menjadi barang langka di Indonesia. Para pejabat publik yang datang silih berganti, nyaris nihil dengan keteladanan. Sebaliknya, mereka justru berlomba berburu harta dan kuasa, mempertontonkan perilaku beretika rendah dan korup, yang membuat rakyat muak, kecewa dan marah.

Dalam Islam, pemimpin adalah uswah (teladan) sekaligus qudwah (panutan). Selain sebagai pengayom, dia juga harus mampu memengaruhi pengikutnya dengan keteladanan. Pemimpin juga harus tegas dan berwibawa di atas landasan budaya dan hukum.

“Kita rindu pemimpin yang lebih banyak mendengar dan melayani rakyatnya dengan sepenuh hati,” papar Abdul Qadir Lamanele, Ketua Perhimpunan KB-PII (Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia) Jakarta.

Terlepas dari latar belakang dan berbagai kelemahan yang ada, apa yang dilakukan Jokowi sebagai Walikota Solo selama ini, dianggap memenuhi keteladanan yang harus dimiliki setiap pemimpin.

Salah satu ‘karya spektakuler’ Jokowi adalah, memindahkan para pedagang kaki lima ke tempat relokasi tanpa ada sedikit pun perlawanan. Malahan perpindahan pedagang kaki lima itu diiringi prosesi yang meriah. Padahal biasanya pedagang kaki lima selalu diwarnai kekerasan, dihadapi dengan tameng dan pentungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Efek berantai ini diprediksi akan berlanjut sampai pilpres 2014, dan tidak satupun kekuatan bisa mencegahnya. Efek itu adalah siapapun calon presiden 2014 harus memiliki ”keteladanan, komitmen dan aksi nyata” yang bermanfaat dan bermakna bagi rakyat, yang bisa direkam dan dihayati rakyat.

Itulah yang menstrukturkan persepsi, interpretasi, imajinasi dan pemikiran rakyat atas fenomena Jokowi-Ahok dalam pilkada Jakarta. Luar biasa![Inilah.com]

5 COMMENTS

  1. jokowi-ahok, orang yg tak pernah kita dengar korupsi…..org seperti ini di negara indonesia jarang kita temui, saya percaya atas kepemimpinannya kedepan Jakarta akan lebih baik……………..HIDUP JOKOWI-AHOK
    “Kemenangan Masyarakat Jakarta”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here