Stategi Tiki-Taka Ala Jokowi-Ahok

0
133

Ahok.Org –  Kunci kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama terletak pada strateginya yang langsung menembus jantung pertahanan lawan. Pasangan ini mahfum betul, Untuk melawan juara bertahan yang didukung dana berlimpah dan suporter luas, timnya harus menyiapkan strategi jitu. Jokowi menyebut strateginya itu tiki-taka ala sepak bola Spanyol.

“Kalau Spanyol operan pendek, kami umpan manis ke kampung-kampung,” kata calon yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra itu pekan lalu.

Dalam hitung cepat lembaga survei beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup pukul 13.00, Rabu pekan lalu, Joko Widodo, yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama, meraup dukungan terbanyak, yaitu 42,6 persen. Angka itu melampaui perolehan suara pasangan inkumben Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, yang hanya 33 persen.

Dengan waktu terbatas Jokowi, tim pasangan itu harus bergerak cepat. “Kami harus menentukan titik mana saja yang menjadi basis lawan,” kata Basuki, yang akrab disapa Ahok. Basis lawan adalah kelurahan yang mayoritas mencoblos Fauzi Bowo dalam pemilihan gubernur 2007.

Menggunakan basis daftar pemilih sementara, tim Jokowi juga mengidentifikasi wilayah-wilayah berdasarkan kelurahan dengan pemilih terbanyak. Dipetakan lagi wilayah dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 4-6 orang terbanyak. Tim juga menggolongkan daerah dengan jumlah golput terbanyak, miskin, bersuku Jawa, dan beragama Islam.

Dengan aneka kriteria itu, tim menentukan 77–dari 267–kelurahan yang harus didatangi Jokowi dan Ahok pada masa kampanye. Penentuan materi kampanye disesuaikan dengan masalah setiap daerah. Di kelurahan miskin, Jokowi berkampanye soal asuransi kesehatan dan pendidikan, yang sukses ia bikin di Solo. Di daerah yang banyak pemilih pemula dan “golongan putih”, ia berkampanye: “Jangan golput, kan ada saya.”

Menurut ketua tim suksesnya, Boy Sadikin, ada beberapa tim yang menyokong kampanye Jokowi. Selain tim sukses resmi yang ia pimpin dan Cirus, ada lembaga konsultan politik Polmark Indonesia, Tim Merah Putih yang diisi sukarelawan PDI Perjuangan dan Gerindra, serta 20 ribu sukarelawan Mangunsarkoro–pada 2009 dipakai pengusaha jamu Mooryati Soedibyo untuk maju menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah. Sukarelawan itu berkumpul di posko dekat rumah Mooryati di Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat.[tempo.co]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here