Ahok.Org – Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) memberikan sebuah toples celengan berisi uang recehan kepada calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (15/9/2012) sore. Uang recehan itu merupakan hasil saweran warga untuk Jokowi sebagai simbol menolak politik uang.
Yati, tim advokasi JRMK, mengatakan bahwa uang saweran dengan jumlah Rp 1.303.000 itu sudah dikumpulkan sejak tiga bulan lalu oleh warga miskin di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.
“Uang ini merupakan simbol perlawanan kami akan praktek politik uang yang sudah dilakukan calon-calon lain,” kata Yati, Sabtu sore, di lokasi.
Yati menambahkan, warga miskin ingin agar pemimpin terpilih nantinya tidak akan lupa akan janji politiknya. Uang saweran itulah yang akan mengikatkan batin antara pemimpin dengan rakyatnya. “Ini sistem kebalikan, biasanya calon kasih duit, ini kita yang kasih duit memberikan kontribusi ke calon supaya calon ingat bahwa dia berhutang pada masyarakat bukan kepada para pemodal,” kata Yati.
Diberi uang saweran itu, Jokowi pun mengaku tak akan menggunakannya. “Ini akan saya simpan sebagai kenang-kenangan, tapi nanti saya akan kembalikan ke ibu-ibu dalam bentuk lain seperti kartu Jakarta Sehat, Jakarta Pintar, dan lain-lain. Sepeser pun tidak akan saya gunakan,” ujar Jokowi.
Walikota Solo ini sambil berseloroh mengatakan dirinya tidak akan sanggup menggunakan uang itu lantaran dikumpulkan oleh warga miskin. “Kalau saya pakai kampanye nanti nggak sanggup saya, nangis nanti karena tahu ini dari rakyat kecil,” kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, jika dirinya terpilih maka ia berjanji untuk selalu turun ke lapangan. Menurutnya, untuk mengatasi persoalan Jakarta tidak bisa dilakukan dari dalam kantor, tetapi harus diselesaikan di lapangan.[Kompas.com]
Pak Jokowi & pak Ahok… ada banyak hal yg bikin saya benci Jakarta. tapi ada hal yg selalu bikin saya nangis & cinta adalah masyarakat sederhana seperti ini… tolong jgn kecewakan mereka kl anda nti memimpin.
salam π
βIni sistem kebalikan, biasanya calon kasih duit, ini kita yang kasih duit memberikan kontribusi ke calon supaya calon ingat bahwa dia berhutang pada masyarakat bukan kepada para pemodal,β kata Yati.
Inilah inisiatif dan antusias warga jakarta thd pemimpin yang akhirnya membangun Jakarta Baru
Rasanya terharu sekali bacanya, smpai mau nangis rasanya. π