Ahok.Org – Rapat penetapan upah minimum provinsi atau UMP DKI Jakarta 2013 terus berlanjut. Hari ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau Pemprov DKI Jakarta mulai mengeluarkan kisaran UMP sebesar Rp 2.176.000, lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh dewan pengupahan, yakni Rp 2.060.000.
Ditemui di sela-sela rapat, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan terus mencari jalan tengah atas polemik ini. Meski demikian, putusan akhir tetap ada di tangan Gubernur Joko Widodo.
Dalam rapat, Basuki telah menyampaikan keberatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) terhadap UMP yang dituntut para buruh. Nominal Rp 2.799.067 yang diminta para buruh dianggap mencekik para pengusaha.
“Kalau dipaksa Rp 2,7 juta enggak bisa. Rp 2,5 juta saja pengusaha akan menolak. Kita perjuangkan ada di kisaran Rp 2,2 juta, dan itu sudah cukup karena kita harus lebih tinggi dari Bekasi,” kata Basuki di gedung Balaikota DKI Jakarta, Rabu (14/11/2012) malam.
Ditemui terpisah, Ketua Federasi Serikat Buruh Indonesia (Ketua FSBI) Bayu Murnianto menolak usulan yang ditawarkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Dengan tegas ia menyatakan bahwa para buruh akan bertahan sesuai dengan usulan UMP semula, Rp 2.799.067.
“Kita tetap nahan di angka segitu. Kan belum diputusin karena rapat masih terus berjalan,” pungkasnya.
Penetapan UMP DKI 2013 ini menjadi alot karena tuntutan buruh dianggap tidak rasional. Merujuk pada angka kebutuhan hidup layak (KHL) yang jumlahnya mencapai Rp 1.987.789, upah yang dituntut buruh setara dengan 141,5 persen; sedangkan dewan pengupahan hanya bersedia memenuhi 102 persen.
Di lain sisi, Kabupaten Bekasi baru saja menetapkan UMP 2013 sebesar Rp 2.200.000, atau setara 128 persen angka KHL yang nilainya mencapai Rp 1.643.430. Hal inilah yang dijadikan senjata bagi para buruh untuk menuntut upahnya karena, di banyak kesempatan, Basuki sering melempar janji bahwa upah buruh DKI Jakarta harus lebih tinggi dari buruh di daerah penyangga.[Kompas]
Buruh sih boleh2 saja minta UMP Rp. 2,7 jt bahkan Rp.5 jt/bln sekalipun. tp klo pengusaha dipaksa melakukan efisiensi tenaga manusia digantikan tenaga mesin, buruh mau makan apa ? gelombang PHK. Pemda bisa rubah kebijakan utk perbolehkan perusahaan PHK apabila lalai sekali saja & lengah dlm bkerja. Mau dibikin MOU spt itu ? ckckckck…
Kalau smua sistem transparan brjalan, saya rasa, KHL utk DKI Jakarta akan turun di tahun2 mendatang asal tingkat inflasi tdk naik atw bhkan bisa ditekan ke bwh hehehe..
Plus, kalo warga jakarta jd pinter2 krna alokasi anggaran pendidikan pemprov ditingkatkan, pasti kemampuan daya saing usaha & menciptakan lapangan kerja oleh warga Jakarta akn lebih baik. Std gaji skrg pun oke kok.
Pak Wagub. usul ya. Tolong dong perpustakaan buku yg bner2 berkualitas dibangun dibanyak tempat. minimal 2 tempat per walikota DKI. byk buku2 textbook bagus2 utk bisnis, berwirausaha dijual diluar tapi harganya tdk terjangkau kocek kantong (bhs inggris & indonesia). kita akan jaga baik2 deh kalo pinjem buku dr pemerintah. please..please… ya. trima kasih banyak sebelumnya pak Wagub. salam.
Kalau untuk expense payroll seharusnya pengusaha kita bisa tanggulangi. Tapi untuk pungutan liar dari aparat pemda, transker, polisi, preman dan lain lain. Mungkim bapak bisa bantu agar tidak ada lagi aparat pemda yang melakukan pungli supaya buruh bisa dapat lebih.
mending perpusnas menyediakan ebook dan di share di web nya.
namanya bisnis, ada permintaan tentu ada penawaran, dan yang penting untung……
semasa tidak mengganggu jadwal pembayaran dana pinjaman bank dan jadwal kembali modal, serta cukup untuk biaya operasional+ keuntungan yang memadai….pasti upah masih bisa disesuaikan….tergantung hasil kerja buruh
kalo ga effisien pasti akan banyak PHK, diganti mesin/robot….kalo ga ngaruh jalan satu2nya ya relokasi pabrik…..
para buruh harus diajarkan keterampilan wirausaha, jadinya mereka bisa menjadi pengusaha dan membuka lapangan kerja.Karena untuk suatu negara kuat secara ekonomi, jumlah pengusaha min 2% dari jumlah penduduk. Sedangkan indonesia baru nol koma sekian persen.
Siapa sih yg gak suka gaji naik?
tapi, jangan sampai gaji naik, segala kebutuhan naik ( karena biasanya kenaikan gj memicu kenaikan harga dan ongkos yg lebih tinggi dari kenaikan gj), usaha gulung tikar. alhasil semua gigit jadi.
gaji itu kan nego antara karyawan dan pengusaha, klo karyawan gak terima , ya sudah jgn kerja. jgn maksa, karena saya yakin pengusaha yg baik juga gak tutup mata kog, klo pekerjanya benar dan baik, pasti gajinya juga baik, karena pekerja itu juga asset pengusaha.
demo demo an jangan dijadikan senjata ancaman, Negara ini bukan negara berdiri atau maju karena ancaman. menyedihkan dan memalukan sekali klo para pemimpin hanya bekerja karena ancaman.
yg demo juga bukan karyawan atau buruh, tetapi mereka yg suka keributan yg memanfaatkan org2 yg gampang terprofikasi yg berpikiran pendek, males kerja tapi mau cepat kaya.
saya jg pekerja, tapi tolong pemerintah juga jangan membuat para pengusaha kabur dari indonesia, karena kami masih mau kerja, mau cari makan. kami percaya , jika kami kerja baik, Tuhan yg memberkati kami. karyawan bisa sejahtera kalao perusahaan tempat nya bekerja juga sejahtera dan bisa dapat untung. bukan seperti pegawai negeri yg hanya tau terima gaji, tanpa tau duit dari mana.
terimakasih.
Saya setuju banget dengan anda…susana.Demo,ancam – mengancam bukan solusi yang terbaik,Janganlah Buruh memaksakan suatu kehendak hanya untuk kepentingan atau golongan tertentu dalam hal ini oknum buruh.Saya juga seorang buruh saya butuh pekerjaan dan penghasilan klo gaji kecil dan para pengusaha tidak peduli dengan buruhnya tinggalkan saja pengusaha tersebut,klo masih Nornatif kita teruskan bekerja.Intinya kita sebagai buruh juga harus bisa membuat investor merasa nyaman dan kita juga nyaman.KLo investor kabur semua maka imbasnya ya kita sebagai buruh.Bagi buruh yang bersikeras beranikah anda mengundurkan diri dengan cara yang terhormat alias jadi peganguran bila mana tututan anda tidak dipenuhi?
Masih Banyak warga yang membutuhkan pekerjaan… oleh sebab itu syukurilah klo anda sudah bisa bekerja.
Wahai para buruh yang saya hormati, janganlah mempersulit Pak Jokowi – Ahok lagi.
Sebagai seorang tenaga buruh, harus sadar batasan dan kemampuan diri sendiri.
Saya yakin kalo anda2 terlalu nuntut, perusahaan2 yang ada bakal kabur, ataupun kalau tidak, mereka lebih memilih menggunakan robot. Nanti yang rugi juga anda2 sendiri.
waduh , kalau menuntut diluar kemampuan keuangan perusahaan bagaimana mengatur bayar gajinya. Kalau perusahaanya lagi punya cashflow positif , ya tidak jadi masalah. Muncul masalah kalau perusahaan lagi irit-irit mau bertahan supaya tidak collapse , syukur-syukur masih mampu bayar gaji , sekarang malah nuntut gaji lebih besar lagi. Mana tahan ? emank dagang gak ada sepi penjualannya , gak ada saingannya ? mau return investment dalam 2-3 tahun aja susah …
wah gue jadi curiga neh yg ngotot dan menolak usulan pemprov….ada agenda laen ……kuatirnya mereka cuma ingin mengganggu kinerja Jokowi Ahok…mungkin ada titipan kali ya dari para koruptor…….
pemimpin yg buat perobahan harus berani melawan arus takut tekan buruh sama aja bohong. sy kecewa dgn ahok 2.2 juta tinggi harus bisa ditekan rumah murah, pendidikan gratis, kesehatan gratis, kb gratis layan pemerintah yg efesien semua ini ya seharus buruh gaji jgn minta naik tinggi juga
Saya yakin pengusaha mampu membayar UMP sebesar Rp.2,7 juta kalau biaya siluman dapat diberantas. Sayangnya Pengusaha tidak mampu menolaknya. Butuh keberanian sang Pemimpin, untuk memeranginya.
sy yakin Gub & Wagub DKI skarang ini bijaksana, angka KHL itu bisa keluar jg yang ajarin formula perhitungannya kan Gub Wagub kita itu. buruh yg tadinya cuma bisa nuntut angka diajarin spy tahu gmn ke depannya perhitungan KHL yg sesuai spy tahun2 dpn ga perlu demo2 lg. mrk ga ngasal2 aja kluarkan angka. lihat ulang videonya d utube PemprovDKI… jd keutusan UMP pun sy yakin sdh sesuai… tolong teman2 pekerja ga mempersulit / provokasi lg…
Qlo gw blg y.. Percuma ump di naikin.. Lebih baik ump tetap.. Tapi sembako, air, Dan listrik.. Di turunin nilainya.. Terus tiap taon ud ga boleh lagi sembako l ya ga Boleh naek…
ump naik – otomatis biaya produksi bakal lebih tinggi (kenaikan karena faktor peraturan), karena gak disertai dengan peningkatan produktivitas dan kemampuan, terus pekerja jadi lebih uang, jadi mulai lirik kebutuhan sekunder dan tersier (karena tabiat konsumtif) akhirnya jadi kredit.. sudah gitu dipecat karena pengurangan biaya operasional pabrik.. terus mulai nganggur, karena lapangan kerja menjadi lebih sedikit.. mikir mo wirausaha (katanya bagus) eh ternyata butuh modal lebih tinggi (efek pengetatan biaya), ga bisa saingan dan tambah susah.. akhirnya pindah kedaerah, supaya dapat kerja lebih mudah, ternyata daerah juga naik semua karena ump (bukannya disatukan, tapi dpecah per propinsi karena lebih ideal katanya – tapi jadi saing2an lebih tinggi jadi gak ideal jatoh2nya), pengetatan biaya dan efisiensi udah merata (ada ke otomasi, ada yang tutup) – lapangan kerja jadi lebih terbatas lagi.. indo jadi negara yang bukannya pabrik buka supaya lapangan kerja nambah, tapi pabrik disuruh tutup2in karena korban segelentir suara.
pekerja ruginya apa kalo demo? ga ada kan? terbukti uda mikir 2.2 masi ngajak demo terus (ga ada puas) – mereka ga kena sanksi kerja karena dilindungi serikat ga jelas? Ujung2nya yang jadi korban siapa..? yang protes? ato nambah ke yang lain juga?
Saran untuk pak jokowi/Ahok kalo buruh tetep ngotot di angka 2,7 juta sahkan saja pak..tapi jangan jadikan itu UMP,jadikan itu sebagai Take Home Pay para buruh dimana di dalamnya include uang makan,uang transport,dan uang lembur.
coba tanya ke buruh-buruh berapa THP berapa selama sebulan (gapok + uang makan + transport + lembur,belom lagi ada tambahan lain)
semoga saja pak jokowi dan pak basuki bs memberikan yang terbaik lah…
harusnya bukan spt ini. ump 1.5 itu tdk cukup karena apa. 2.7 itu dasarnya apa. biayakah? apa yang pingin mrk naik. apa yang menjadi beban dari segitu. biaya hidup? kesehatan? sekolah? makan? transportasi? jam kerja yang berlebihan – tdk ada uang lembur? kredit? harus menyeluruh. jadi profesional jadi pemerintah, jangan denger input dua sisi aja, tapi analisa secara keseluruhan. kalo transportasi, ubah trayek transportasi. kalo sekolah, sidak sekolahnya yang katanya gratis. kalo kesehatan, sidak puskesmasnya! kalo kebanyakan anak, tanya kenapa ga kb? kalo kredit – misal motor, tanya knp beli honda tiger yang boros? kalo rumah, cek kenapa ga sesuai dgn kpr ringan utk rakyat? makan? ada program pasar – kok ga efektif?
kalo ikutin naik terus, nanti semua juga naik, ujung2 ga ada yang tahu level ekonomi yang realnya. nasi bungkus dari 2007 belom naik itu 5000 – skrg 10000 – itu gara2 apa? bakmi 4000 skrg 7000?
pengusaha juga sudah capai uang dipakai dibuang2 utk program yang tidak mendukung lingkungan kerja, yang kecenderungan dikorupsi utk kantong2 pribadi – monitor yang benar! datangi kawasan lingkungan hidup buruh pabrik tsb – lihat secara benar, jangan dengar doang.
produktivitas buruh skrg menurun, krn kebanyakan demo, males2an, nuntut2 doang, kapan selesainya?
saya melihat semua urusan khl dan penetapan UMK buruh sudah di tunggangi oleh unsur politik. saya tidak mengerti dari mana unsur2 itu di ambil. dan saya himbau Pak Jokowi dan Pak Ahok untuk lebih jeli melihat. karena sebenarnya sekarang ini adalah masanya bagi Indonesia mulai bisa menikmati investor asing mulai berdatangan kembali ke Indonesia, dan bagi investor dalam negri untuk bangun dari keterpurukan beberapa tahun belakangan ini karena tidak bisa bersaing dengan China, tapi pemerintah dengan tidak jeli justru mengambil kesempatan untuk mengambil simpati buruh,dengan menaikan UMK seenaknya saja demi demo yg tidak membangun. Pemerintah seharusnya memperbaiki sistem kenapa KHL tinggi. Kalau KHL begitu tinggi, harus nya Petani kita makmur. dikampung pembantu saya, wortel Rp 300,-/kg, Brokoli Rp 2000/kg, kol Rp500,-/kg. berapa sih ongkos yg di perlukan untuk sampai ke jakarta? sekolah kan katanya gratis, jadi kenapa KHL tinggi? potongan pajak untuk tunjangan istri dan anak, masing masing masih di bawah Rp 200,000,-… Siapa yg salah sebenarnya?
Pengusaha/Investor tidak mungkin tanpa buruh.
Buruh tanpa ada pengusaha/investor???
Jangan sampai pengusaha/investor kabur, untuk menariknya kembali akan susah.
Contoh yang lalu: investor elektronik kabur ke Malaysia/Thailand, sekarang kita harus import dari Malaysia/Thailand. Sebentar lagi kita import sepatu dan pakaian.
Kalau UKM/perusahaan yang padat karya tutup siapa yang bertanggung jawab??? Serikat buruh?
sebenernya sih bukan gajinya yang engga cukup. mereka kadang” suka ngelucu, gaji seberapa punya anak banyak. yah sampe kapan pun gak akan pernah berhenti untuk meminta gaji yang “berlebihan”
kepada bapak wagub yang terhormat, tolong perhatikan juga guru honor negeri yang gajinya dibawah 1 juta rupiah..
terima kasih
Pak Saya kira cukup baik baca artikel ini… karena sangat masuk akal.. http://mendinganmana.com/2012/11/analisis-ump-2013-jangan-kuliah-mendingan-jadi-buruh/
ADA yg LUCU!
1. BEKASI kog sudah ketok palu yah untuk urusan UMP?
2. Kenapa penentuannya di angka 2,2?
3. bukannya DKI ketok dulu baru mereka ikut?
minta pencerahannya dunk?
hmm lucu ya 🙂
Kalau mau NAIKKAN UMP harus ada 5 hal yang diperhatikan:
1. PRODUKTIFITAS-PRODUKTIFITAS-PRODUKTIFITAS
(cuma jadi jebakan ekonomi kalo biaya naik tapi tidak ada peningkatan terhadap produktifitas).
Misalnya karena ongkos angkutan umum sudah tidak rasional, lebih banyak orang lebih memilih kredit motor(efeknya jalan jadi macet), yang kena ya pengusaha transportasi sendiri.
2. EFISIENSI
Semerawutnya kemacetan, pungli, korupsi supaya tidak dipersulit pengeluaran ijin dll, ini juga jadi beban bagi produksi.
3. SINGKRONIASI KEBIJAKAN ENERGI
Kebijakan Energi yang tidak singkron menjadikan biaya ekonomi menjadi tinggi.
4. PERBAIKI MANAJEMEN KOTA DAN PEMERINTAHAN DI ATASNYA
Kesalahan Manajemen Pemerintah yang mengakibatkan rakyat harus membayar biaya dalam bentuk kenaikan harga dan inflasi, waktu yang terbuang menjadikan ada biaya-biaya tidak perlu yang ikut muncul karena waktu produksi sampai delivery ke konsumen yang terlambat.
5. GAYA HIDUP “Buruh” yang ga proporsional
Memiliki beban hidup plus keinginan2 yang kalo dijumlah diatas kemampuan “buruh” menghasilkan uang. Saya pernah dapatkan dari seminar kesuksesan ada tabel “gaya hidup” versus “kemampuan menghasilkan.” Banyak orang dalam kategori BAHAYA (penghasilan bulan ini habis hanya untuk bulan ini, ga bisa nabung, atau tidak ada uang jaga-jaga kalau terjadi sakit, kecelakaan dll) karena KESERAKAHAN, bukan karena butuh.
Kalo ga di perhatikan ujung-ujungnya yang nanggung rakyat. Sebab pengusaha yang sanggup mengikuti “aturan kacau” dari pemerintah akan menanggung biaya yang tinggi. Semua pengusaha pasti akan mempertahankan margin laba perusahaan dengan menaikkan harga. Buruh itu kan juga membeli barang-barang yang harganya sudah naik, lalu UMP-nya minta “NAIK LAGI” – “NAIK LAGI” – “NAIK LAGI”. Ini lingkaran setan perekonomian, yang kalau nggak diputus akan makin banyak kemiskinan. Akhirnya kayak kejadian di Amerika banyak orang investasi di negeri china karena semua biaya di sana murah (demi meningkatkan daya saing). Lalu secara tidak langsung terjadilah Resesi Ekonomi di Amerika yang sulit sekali ditolong, karena yang harusnya dikerjakan oleh orang Amerika dikerjakan sama orang2 di luar Amerika.
Terjadilah INFLASI-INFLASI-INFLASI, inflasi artinya nilai uang yang dibeli untuk 1 barang yang sama tahun lalu jadi lebih mahal pada saat sekarang, padahal untuk bisa berkompetisi dan bertahan hidup harga barang kita harus lebih murah. Nanti bisa kalah lagi sama barang-barang china, banyak lagi pabrik tutup (terutama u/ perusahaan yang ngikuti aturan ga jelas pemerintah ini).