Pak JK dan Pak Jokowi Puji Ketegasan Basuki

21
218

Ahok.Org – Ketegasan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada anak buahnya mendapat pujian dari mantan Wapres Jusuf Kalla dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. JK mengatakan, karakter tiap orang berbeda-beda, termasuk pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

“Ya, itu masing-masing orang memiliki karakter yang berbeda-beda, termasuk Pak Ahok. Perilaku kepada anak buah kadang-kadang memang harus diubah dengan keras,” kata JK di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (15/11/2012).

Jokowi juga menyampaikan hal senada dengan JK. Dia mengatakan kalau karakter dan pembawaan Basuki memang seperti itu.

Jokowi juga mendukung cara Basuki memublikasi setiap proses rapat dengan anak buahnya ke Youtube. Menurutnya, hal tersebut sebagai keterbukaan Pemprov DKI Jakarta dengan masyarakat.

“Katanya disuruh terbuka, ya setelah terbuka ditanyakan. Biar semuanya ngerti situasi rapat dengan dinas seperti ini, dengan tamu seperti ini, dengan BUMN seperti ini, dengan buruh seperti ini, ya gitu aja,” kata Jokowi.

Video-video kegiatan Jokowi dan Basuki memang selalu diunduh di akun Pemprov DKI Jakarta di Youtube. Masyarakat bisa melihat, tanpa diedit, tentang bagaimana cara Basuki memimpin rapat, yang kerap bernada keras terhadap anak buahnya, dan Jokowi saat blusukan ke kampung-kampung.

Seperti video “08 Nov 2012 Wagub Bpk. Basuki T. Purnama Menerima Paparan Dinas Pekerjaan Umum”, sejak diunggah pada 8 November, video itu sudah dilihat 864.915 kali dan diberi tanda suka 11.309 kali dan tidak suka 123 kali.

Video yang berdurasi 46 menit itu menampilkan Basuki yang berbicara lugas, blak-blakan, meminta anggaran Dinas PU dipotong karena terlalu tinggi.[Kompas]

Berita Lainnya:

21 COMMENTS

  1. Bicara soal ketegasan kepada bawahan, seorang laki-laki yang usianya diperkirakan sudah lebih dari separuh baya bertutur kepada saya : “Ahok itu belum seberapa… Dulu, jamannya Ali Sadikin, kalau udah ngomelin anak buahnya, waaaaah… isi kebon binatang keluar semua. Saya terheran-heran dan bertanya, “maksudnya apa, Pak… kok bawa-bawa isi kebon binatang sih? Lalu Pak Tua itu nyerocos, “Ali Sadikin itu adalah Gubernur DKI Jakarta yang paling ditakutin bawahannya, soalnya kalau dia udah ngomel, waaaaaah… @#$^&$%#@*%#@ (maaf, disensor)… Pokoknya cuma kecoak sama cacing tanah saja yang gak keluar dari mulutnya Ali Sadikin itu,” sambung Pak Tua itu sambil tertawa senang. Tawa saya pun langsung meledak. Ha…ha…ha…!!!

    • Bener jg ya, di jaman order baru semua kepala daerah adalah perwira AD, bagaimana mereka terhadap bawahan siapa yg pernah tahu kan youtube belum ada, mungkin main tempeleng seperti di pendidikan calon prajurit. Who knows……

    • kwkwkkwkw , ngakak baca coment “kecuali kecoak sama cacing tanah” …Btw , ini baru pemimpin impian rakyat , kl di HongKong , rapat pemerintah lngs siaran langsung di TV2 , kl ada yg macam2 dan gk suka dgn ide atau kerja dr atasan atau teman kerja lainnya , itu uda ngamuk2 , bahkan sampe berani lempar tomat , telur sayur dkk .. kl soal keuangan , apapun pengeluaran sll di laporkan ke ICAC kl indonesia KPK kali ya , beli permen pun kl itu uang negara harus dicatat mknya gk ada yg berani korup , kl pun ada dr itu yg pk uang gelap lngsng diincar ICAC , .. Kl gayanya Pak Ahok kayaknya gk sebanding dng yg di HK pemmpin marah2 tp pejabat yg dimarah biasa aja sambil memperbaiki nda ada yg main lapor sana sini .. So , 加油 Pak .. GBu & Be with you always 🙂

  2. Pak Ahok yang baik. Saya suka gaya Anda transparan dan rasional seperti terlihat pada rapat dengan Dinas PU dan beberapa video yang sudah diposting di youtube.

    Masalahnya, pengambilan gambar dan suara yang kurang bagus. Pengambilan gambar masih selalu fokus ke Ahok, padahal kita ingin melihat wajah dan reaksi serta ide dan komentar para aparat pemda DKI Jakarta.

    Suara dari video yang dipublikasi kurang jelas. Kalau perlu pak Ahok ganti peralatan rekaman yang lebih bagus.

    Keputusan Pak Ahok memposting aktivitas di youtube luar biasa dan salut. Terima kasih.

  3. mungkin klo maslah marahin anak buah ali sadikin lebih galak, tapi diliat dulu marah nya tujuannya apa, klo marahnya krna gak kebagian duit ya beda lah sama ahok yg marahnya bener2 positif untuk jakarta yg jujur dan bersih.

  4. Tegas itu perlu. Apalagi kalau sebelumnya sudah karatan lama,harus diampelas dulu. Kalau nanti sudah mengkilat, artinya sikap,cara berfikir, tindakan dan kebiasaan sudah menjadi lebih baik, tidak perlu dengan kekerasan lagi, cukup dilap saja, diingatkan saja. Maju terus Pak Basuki. Tuhan memberkati.

  5. Salam Dan SUKSES Pak Jokowi & Ahok semoga Karyamu sekarang dapat di contoh oleh PEMIMPIN SEKARAN DAN YG AKAN DATANG Serta menjadi teladan bagi penguasa di daerah lain di negeri ini.
    Kalau PEMIMPIN daerah lain yang ingin langgen kekuasaannya contolah kepemimpinan Bpk JOKOWI & AHOK pasti terpilih lagi.

  6. Iya, iyaaa… betul kata @Ekowarso, kalau cuma korosi bagian luarnya sih cukup diamplas saja sampai mengkilat. Yang bikin ribet itu kan kalau sudah bagian dalamnya yang kena penyakit kronis. Misalnya, hati/pikiran/jiwanya sudah diserang panu, gatal, kudis, kurap, keradak, koreng atau buduk, atau sejenisnya — naaaaaaah… yang sudah seperti ini bukan saja bikin ribet tapi juga menjijikkan. Iiiiiiiiih… biar dia banyak duit saya pasti gak mau deket-deket orang seperti itu.

  7. SEANDAINYA SELURUH Masyarakat DKI yang memiliki keperdulian, BERSAMA-SAMA, SALING TOLONG MENOLONG MEMINIMALKAN SEMAKSIMAL MUNGKIN BIROKRASI DKI YANG KORUP, ITU TIDAK MUDAH apalagi hanya berjalan sendiri-sendiri !!!

    SUDAH SEPATUTNYA Pa Jokowi dan O Ahok BERSUNGGUH-SUNGGUH MENUMBUHKAN Kesadaraan dan Keperdulian Masyarakat DKI akan Hak dan Tanggung Jawabnya, MEMFASILITASI dan MENSINERGIKAN semua Potensi yang ada, sampai ke level RT, RW ataupun Ketua Kepemudaan setempat.

    SEMAKIN BANYAK YANG PERDULI, SEMAKIN BANYAK YANG BERPARTISIPASI BERSAMA, BUKANKAH JAKARTA YANG LEBIH MANUSIAWI LEBIH MUDAH DIWUJUDKAN?

    KECUALI klo Pa Jokowi dan O Ahok LEBIH MENYUKAI One Man Show Style? Klo memang stylenya seperti itu, saya khawatir, MOMENTUM KEBANGKITAN BERSAMA TIDAK TERJADI. Dan saat Gubernur beserta Wakilnya turun atau diganti, KORUPSI DI DKI AKAN MERAJALELA LAGI !!!

    mulyadi surya satya budi facebook

    • Sy kira Jokowi-Ahok tidak ada maksud samasekali “One Man Show Style” yah??

      Coba lihat,
      http://www.youtube.com/watch?v=i9AO7uHsesQ 25-10-2012

      Pengarahan bpk. Jokowi kpd jajarannya.

      Beliau mengucapkan, “tenang.., jangan tegang.., bpk n ibu adalah partner sy, rekan kerja sy.., yang lalu sudah dn skrg ke depannya.. dst”

      Ucapan beliau di atas sudah menjadi satu indikator sangat penting sebagai bukti kesungguhan hati bersama-sama wakilnya utk mewujudkan Jakarta Baru. Utk kebaikan semua.

  8. Saya yakin Indonesia tidak hanya punya 2 pemimpin seperti Jokowi dan Ahok. Hanya belum bangun saja. Ayo, saatnya bersama membangun negara tercinta. Sudah ada pelopornya, mari tunjukkan dirimu. Bergandengan tangan utk memperbaiki bangsa Indonesia. Karena Jokowi dan Ahok membutuhkan kalian juga.

  9. Sebetulnya banyak pemimpin yang tegas, tetapi karena panduannya dari AlQuran sehingga ini tidak disukai dan dicap teroris… insyaalllah pasti lebih banyak lagi pemimpin tersebut yang muncul kepermukaan.

  10. Saya sependapat dengan komentar @mulyadi surya satya budi dalam konteks momentum kebangkitan bersama yang melibatkan peran serta masyarakat dan organisasi level grass root di tingkat sub-lokal RT/RW serta untuk menetralisir gejala-gejala “one man show”. Di ahok.org (http://ahok.org/berita/news/yuuk-budayakan-hidup-bersih/) saya berkomentar terkait dengan kondisi masyarakat di sektor sub-lokal RT/RW dan soal keteladanan kepemimpinan sebagai berikut : … Mengubah paradigma masyarakat termasuk juga di kalangan organisasi RT/RW, itu bukan perkara mudah, Bro. Itu butuh keteladanan kepemimpinan, metodologi, kebijakan pendukung, perencanaan kerja strategis, serta proses sosialisasi dan SDM yang layak dan memadai untuk mulai mengubah paradigma masyarakat tentang peran dan fungsi RT/RW dan juga peran serta masyarakatnya. Sekarang ini, yang sudah kita punya baru KETELADANAN KEPEMIMPINAN DALAM SKALA IBU KOTA tapi masih miskin keteladanan kepemimpinan di sektor sub-lokal RT/RW. Kalau problem keteladanan kepemimpinan di sektor sub-lokal RT/RW sudah terkondisikan dengan baik maka hal itu dapat menjadi ujung tombak keberhasilan dan percepatan pelaksanaan visi, misi dan orientasi JOKOWI-AHOK dalam mewujudkan JAKARTA YANG MANUSIAWI DAN BERMARTABAT. Semoga… — Untuk diskusi intens dalam konteks tersebut dapat melalui alamat email saya : [email protected] — didingireng.gmail.com atau http://www.facebook.com/didingireng.chairudin — Terima kasih.

  11. seorang pemimpin harus tegas terhadap bawahannya..!saya setuju dengan gaya pak ahok..kalau bisa terhadap anggota DPRD DKI nya juga..harus tunjukan sikap tegas,,dalam pola berpikir demiapa yg diharapkan oleh masarakatnya…

  12. memang harus tegas, dulu ali sadikin pahlawan dki, juga sgt keras ama anak buah nye, kalau ngak gitu , nanti posisi jokowi yg hancur karna laporan abg,asal bapak seneng, jadi lumrah aja, org kalau ngak dikerasin,ditegasin, yah kerja seadanya aja, ngak bertanggung jawab, kalau kita lembek, segan, yah malahan dianggap ngak mampu,jadi hrs berani,tegas dan bijaksana, jangan takut ahok, walaupun mati dalam tugas, rela,jd pahlawan lo.

  13. Ciri pemimpin seperti ini yang memang sudah diimpikan oleh rakyat. Tegas dan bukan hanya sebatas wacana saja. 99% rakyat mendukung kepemimpinan pak Jokowi Dan pak Ahok, hanya 1% yang tidak dan itu kita semua juga sudah tau seperti apa mereka. Pemimpin yang baik memperlakukan rakyat secara adil, tidak memandang SARA. Tidak hanya duduk di kursi kepemimpinan dan memberikan perintah saja. Karena rakyat terdiri dari bermacam golongan dan butuh dukungan secara langsung di lapangan.

    Bos : says I…
    Leader : says we….

    you are a good leader. Hope I can work with you in the future for the sake of this country.

  14. Di situs Tempo Online http://www.tempo.co/read/news/2012/11/21/083443126/Ahok-Jawab-Kritikan-Pencitraan-Nenek-Lo — ada sumpah serapah dan caci maki yang ditujukan ke WAGUB DKI JAKARTA (AHOK) dari orang dengan user MAKSUMBAR, saya langsung merespon sebagai berikut ……………………………………………………………

    Buat @MAKSUMBAR yang ngelantur : Gue juga pribumi asli, BETAWI TULEN, Engkong gue asli RAWA BELONG, Babe gue lahir di TELUK NAGA (Tangerang), Nyak gue merocot di JEMBATAN BESI. Gue sekeluarge kemudian hijrah ke RAWA BEBEK, GEDONG PANJANG (PENJARINGAN) deket PASAR IKAN itu. Saat Ali Sadikin sampe periode sebelum Sutiyoso, Keluarge Besar gue masih bisa bertahan kumpul semua di KEBON JERUK, KELAPA DUA — tapi setelah itu (karena bebagai faktor, misalnya urbanisasi, desakan ekonomi dan lemahnya daya saing, dll.) akhirnya Keluarge Besar gue mengalah untuk menyingkir ke pinggir-pinggir Kota Jakarta. TAPI SEBENERNYA GAK BEGITU PENTING ASAL-USUL KETURUNAN GUE ITU DARI MANA, YANG JAUH LEBIH PENTING ADALAH PEMAHAMAN BERPIKIR YANG CERDAS DAN KOMPREHENSIF (TIDAK PARSIAL) DARI SEMUA RAKYAT DI INDONESIA (SIAPA PUN DIA DAN DARIMANA PUN ASAL-USUL KETURUNANNYA) TENTANG : APA DAN SIAPA MUSUH BERSAMA KITA YANG SEBENARNYA..?!!! DARI SEJAK SOEHARTO BERKUASA DENGAN STRATEGI POLITIK FLOATING MASS-NYA (POLITIK MASSA MENGAMBANG, kalau dalam bahasa gue : MAAF.. POLITIK MASSA TAIK NGAMBANG), gue jadi sangat paham betul kemana itu maunya Soeharto. Dengan kekuasaanya, dia gak mau semua bangsa Indonesia IKUT-IKUTAN BERPOLITIK (TERUTAMA WARGA KETURUNAN) — HARUS DIDIDIK MENJADI A-POLITIS (tidak boleh mengenal apa itu politik) mendingan disuruh cari duit aja yang banyak, gak usah sok mikiran bangsa dan negara ini, begitulah kira-kira dalam bahasa gue. Tapi, akhirnya, APA YANG TERJADI…? SOEHARTO DAN KRONI-KRONINYA TERNYATA TELAH MENJERUMUSKAN NASIB BANGSA INDONESIA (TERMASUK KITA DAN AHOK, YG SEKARANG WAGUB ITU, DI DALAMNYA) KE DALAM KRISIS MULTI-DIMENSI YANG AKHIRNYA BERKEPANJANGAN HINGGA SAAT INI — krisis hutang luar negeri (hingga mencapai kira-kira $ 148 juta, US Dollar tuuuuuh.. bukan Dollar Teluk Gong, krisis kebijakan nasional, krisis kepemimpinan nasional, krisis akhlak, krisis moral; partai politik, penyelenggaraan pemilu, pemilihan wakil rakyat dan pemilihan presiden serta seabreg-abreg undang-undang dan kebijakan yang ada saat ini SUDAH CUKUP TERBUKTI TIDAK PERNAH BECUS MENYELESAIKAN PERSOALAN BANGSA INI MALAH MAKIN MENAMBAH JUMLAH PERSOALAN, waaaah.. pokoknya semua jenis krisis deeeeh. JADI, DARI FAKTA-FAKTA YANG TETAP TERUS ADA HINGGA SAAT INI DAN YANG SUDAH TERLANJUR MENJADI SEJARAH NYATA (BUKAN NGARANG SEPERTI SUPER SEMAR VERSI SOEHARTO) maka KESIMPULAN GUE ADALAH BEGINI : musuh bersama kita sebagai sesama bangsa Indonesia ADALAH KETIDAKADILAN — bukan asal-usul keturunan, bukan soal pribumi atau non-pribumi, bukan perbedaan latar-belakang agama, bukan perbedaan warna kulit , dan BUKAN KARENA WAGUB DKI JAKARTA ITU AHOK ATAU BUKAN AHOK . Sekali lagi : INI ADALAH PERKARA KETIDAKADILAN YANG TERUS DIJEJALKAN KE DALAM CARA BERPIKIR DAN SIKAP HIDUP MASYARAKAT DI INDONESIA. SUMBER-SUMBER KETIDAKADILAN ADA DI SEGELINTIR ORANG YANG MEMBUAT KEBIJAKAN YANG SERINGKALI TIDAK BIJAK ITU — SEGELINTIR ORANG YANG MEMBUAT DAN MENGENDALIKAN SISTEM. Gue, Jokowi-Ahok, dan semua bangsa Indonesia (KALAU MAU DITUDUH JELEK SEPERTI BINATANG) maka semua yang jelek seperti binatang itu ADALAH PRODUK SISTEM/KEBIJAKAN YANG JUGA JELEK SEPERTI BINATANG ITU. Terima kasih.

    DIDINGIRENG, 22/11/2012 10:22:05 WIB,
    via gmail.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here