Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, segala upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menanggulangi banjir baru akan terasa dampaknya pada Oktober 2013. Semua upaya diintegrasikan untuk memecah masalah banjir yang muncul hampir setiap tahun.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, kondisi Jakarta saat ini terbilang cukup mengenaskan. Saluran air yang tidak berfungsi, diperparah curah hujan yang tinggi dan kiriman air dari wilayah Bogor, membuat banjir tak bisa dielakkan. Tiga hal itu memicu debit air yang tak dapat tertampung dan meluap ke beberapa permukiman warga serta sejumlah jalan raya di Jakarta.
“Tahu sendiri, kan, curah hujan yang terjadi di Jakarta. Selokan semua penuh. Upaya kita paling bisa terasa Oktober,” kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (16/1/2013).
Basuki menjelaskan, pihaknya telah mengintegrasikan dinas terkait untuk menanggulangi banjir, mulai Dinas Pekerjaan Umum mengeruk sungai, Dinas Kebersihan mengatasi persoalan sampah, sampai Dinas Pertamanan memperbanyak ruang terbuka hijau yang dapat berfungsi sebagai daerah resapan.
“Kita lagi identifikasi titik-titik banjirnya. Kalau kita lakukan cepat, Oktober bisa terasa,” ujarnya.
Seperti diberitakan, hujan dengan intensitas ringan, sedang, dan tinggi terus mengguyur Jakarta sejak Selasa (15/1/2013) dini hari hingga malam. Ditambah dengan meluapnya Sungai Ciliwung karena menerima “kiriman” air dari Bendung Katulampa, sedikitnya 50 kelurahan di Jakarta tergenang air. Hal itu membuat ribuan warga terpaksa mengungsi.[Kompas]
USUL:
TINGGIKAN BADAN JALAN sampai 2 meter, Jembatan Fly Over Kampung Melayu – Casablanca yang sekarang banjir karena luapan sungai Ciliwung
Maka jika banjir lagi, akses jalan tidak sampai terputus.
Terimakasih
No problemo pak, kami tau, anda berdua bekerja keras untuk rakyat!
Kami akan bantu, dgn pembenahan diri sendiri dan lingkungan trdekat.
Semoga lancar segalanya, atas kehendakNya! Amin!
Wah comment yg bagus, yg mesti kita hargai adalah usaha yg benar & baik, hasilnya nanti akan terlihat sendiri…. Seperti kata kakek Bob Sadino di iklan jrg “berusaha aja jgn banyak mikir”. Kata2 anda sedikit, sederhana tapi sangat mengena…. Salut
Seorang Gubernur DKI sampai kapanpun tidak akan mampu mengurangi banjir Jakarta secara signifikan. Masalahnya berbelit berkelindan dengan dua propinsi yang bersebelahan yaitu Jabar dan Banten. Rusak dan gundulnya daerah tangkapan air dikawasan Puncak, berubahnya DAS menjadi daerah industri maupun pemukiman, kebiasaan masyarakat membuang sampah disungai,sulit dan mahalnya pembebasan lahan, dll, tidak mungkin dapat diselesaikan oleh seorang Gubernur DKI. Seharusnya 3 (tiga) Gubernur tsb dan Pejabat Tinggi dari Pemerintah Pusat mis. Menteri PU, Menteri Lingkungan Hidup, Mendagri, duduk bersama mencari solusi banjir Jakarta yang notabene adalah Ibukota Negara.
meninggikan jalan, membuat lapangan terbuka hijau, sumur resapan. itu untuk mencegah genangan dalam kota. sedangkan permasalahannya adalah datang dari luar jakarta. saya rasa jalan terbaik adalah membuat bendungan seperti yang telah di rencanakan. dam yang mengelilingi DKI. (seperti dam yg mengelilingi belanda)
Sudah betul – NOMOR SATU KAN KORBAN.
Program Penanggulangan TERPADU Antara Pusat dan Antar Propinsi harus diperjelas.
Penampungan RAKSASA atau bendungan seluas 50 km2 antara utara Bekasi sampai Tangerang dgn Konsultan Belanda Sangat Realistis!
apapun usaha yg dikerjakan, asal dikerjakan dg sungguh pasti membuahkan hasil
komen ente ngingetin ane ama episode MTGW barusan, soal dua orang yg sama2 rajin berusaha tapi yg satunya dikrubutin pembeli tapi satunya enggak, malah sibuk nyapu krn ga ada pembeli.
untung dijelasin panjang lebar sama si MT jadi ane ngerti knape malah ga ada pembeli yg satunya (dan kalo ditulis semua ucapan si MT tanpa diringkas dulu, bakal penuh banget forum ini, ga ade yg sanggup baca, perhatikan baik2: bicara lebih banyak kata2nya drpd nulis, banyak yg ga sadar soal ini).
Bedanya cuma, Cool vs UnCool (ato Smart vs Naive).
Masi ga jelas? ya cari sendirlah brow! masa kudu ane yg jelasin lagi, ntar kepanjangan ato boros kata2 lagi katanya.. lagian kan katanya dah pade pinter2, ga perlu dijelsin lagi… 🙂
—
“to be success effectively & efficiently, We ain’t gonna reinventing wheel, brow!”
.?????
buat kekuasaan Jakarta sudah terkendala DPRD, belum warisan SDMnya yang belom bisa diajak berlari….
harus koordinasi dua Gubernur tetangga, yg belum tentu sepaham seirama…
pemerintah pusat qq kementrian-kementrian…ini mbah nya susah diatur, Presiden aja ga mampu….
dan proyek tanggulisasi/normalisasi sungai/kali2 besar berpotensi meluap/banjir nya akan diteruskan kembali atau bgmana? ane gak liyat di brita atas disebutkan soal ini (selain ‘keruk’). ane cuma pegangan ame tulisan di newsticker aje soal “Pemprov DKI akan FOKUS ke normalisasi sungai”.
eniwei, we’ll see in 2013 october then… ummm actually from december for the real test.
Mudah2an banjir cepat teratasi,segala upaya yg telah/akan dilakukan jokowi-ahok dengan cepat bekerja sdh suatu kepuasan bagi warga jkt,pengerukan kali/selokan agar tetap diawasi biar jangan asal keruk,bak kontrol yg besar/dalam disisi tiap jembatan agar dibangun jadi setiap saat bisa dikeruk,juga saat musim hujan selesai sebaiknya pengerukan/normalisasi dikerjakan tuntas,jangan selasai hujan kali selokan tdk diurus seperti pejabat lama .
Bengawan Solo: tanggul jebol, semua kebanjiran (padahal dikeruk/disedot wc terus katanya).
Jakarta: tanggul latuharhari (BKB?) jebol, semua wilayah sekitar bunderan HI langsung kebanjiran – dan ini blom pernah terjadi sebelonnya (padahal dikeruk/disedot wc terus katanya).
—
kesimpulan dari dua contoh besar ini:
“TANGGUL Jebol = Kiamat! Luber tumpah kemane2! Banjir Dadakan!” – gak ada yg kjebak mampus akibat luapan tiba2 dah sukur!
Dah perna denger ‘Situ’/waduk-reservoir di jakarte yg perne jebol dulu kan? horrible!
—
tanpa tanggulisasi yg optimal, mo disedot/dikeruk sedalem apapun tetep aja wilayah di utara yg lebih rendah dari laut akan kelelep semua dan mungkin malah tambah kelelep klo tanggul2 mereka ikut jebol, kecuali pompa2 sedot klas zupernya bisa sedot semua aer banjir dgn cepat – tapi gak mungkin kan? liat aje skrng ini ga usah jauh2, mana bisa optimal? sampah nyumbat pompa, pompa ade yg mampus, ga semuanya onlen. makanya yg slamet cuma area2 yg udah ditinggiin tanahnya, kek jalan tol ituh (itupun katanya masih ada genangan 20-30 cm di spot2 tertentu).
—
mo dikeruk silakan, mo ngelarang buwang sampah ke kali silakan (krn emang ga ada salahnya dan harus!), dst – tapi juga jangan dilupakan:
“PERKUAT TANGGUL2 YG MASIH ADA! CEK TERUS!”
“TERUSKAN BUAT TANGGUL2 BERIKUTNYA, YANG SERIUS KUAT! Bukan terlihat asal kuat aja!”
intinya: “BIKIN TANGGUL YG SERIUS DONG! MASA PAKE ACARA JEBOL2AN LAGI?! DAN LAGI?! DAN…”
Kalo tanggul ga jebol, ga ada duit masuk buat proyek.. ato pitching vendor’nya ga bener.. Ato korupsi material.. Ato kompetensi vendor kurang oke.. Banyak kemungkinan… Hufff… Mg2 jokowi ahok bisa membangun tanggul yg oke…
Ato minta kontraktor dr belanda buat atasin masalah ini..
Salah satu Alternatif Atasi Banjir di Jakarta : dgn dibuat SODETAN.
Jika sodetan S.Ciliwung diambil selepas wilyh Bogor lalu dialirkan ke LAUT SELATAN (sekitar Pelabuhan Ratu) dgn menggunakan 2jalur pipa besi/beton yg masing-masing berdiameter 2-2,5 mtr dimana akan menempuh jarak (ambil maks)100 Km & Estimasi biaya per Km = 50 Milyard shg total biaya = 5 Trilyun (lebih rendah dibanding biaya DEEP TUNNEL + GREAT SEA-WALL)
Ini merupakan IDE yg tidak menarik tapi
lebih pasti mengurangi JUTAAN METER KUBIK
air LIMPAHAN dari Bogor yg dari tahun ke tahun berikutnya TIDAK BISA diPrediksi,
yg bakal menggenangi/mengalir ke Jakarta.
Buat apa pakai Pipa ? lebih baik di buat aliran irigasi/ sungai baru. jadi bisa dimanfaatkan untuk pengairan wilayah sekitarnya. jadi aliran air dari puncak dan bogor jangan dikirim semua ke jakarta, tapi di bagi ke daerah lain. buat irigasi depok, irigasi bogor, dll. jadi bisa bermanfaat ganda: kurangi banjir dan bisa untuk irigasi pertaniah/ kebun
Genangan air terbaru http://www.merdeka.com/jakarta/hujan-reda-jakarta-dikepung-banjir.html Harus segera di analisa dan di carikan solusinya. sebelum hujan yang lebih besar datang, dan bajir lebih besar lagi
Pak Gubernur, saya perhatikan banyak warga yg membakar sampah di saluran air atau membuang sampah di sungai salah satu sebabnya adalah pemungutan sampah dikenaibiaya bulanan. Bagi warga kurang mampu dan pemukiman liar, pemungutan sampah berbayar mungkin dianggap beban yg bisa dihemat dgn membakar/membuang sampah sembarangan. Mungkin dapat dipertimbangkan subsidi pemungutan sampah bagi warga tidak mampu. Paling tidak sampai masalah hunian liar dapat ditertibkan. Demikianinput dari saya. Semoga dapat bermanfaat. Terimakasih. Sukses selalu pak..selamat berjuang.