Ahok.Org – Menjelang awal pergantian tahun Imlek 2013, tahun Ular Air, hujan lebat dan banjir kembali melanda Ibukota Jakarta. Sebagai pemimpin, Gubernur DKI Jakarta dan wakilnya kembali diuji. Akankah mereka lolos dari ujian ini?
Fenomena banjir di awal datangnya tahun Ular Air memberikan gambaran maupun pembelajaran, bahwa bencana alam terbentuk karena ulah manusia yang serakah dan tidak bertanggung jawab. Manusia mesti mengkaji diri agar terhindar dari bencana alam.
Di sisi lain, hujan lebat dan banjir memberikan tanda pembalikan, bahwa rezeki sudah mendekati manusia. Hanya, apakah kita semua dapat mengambil hikmah terbaik, meneliti dan menatap kepada tujuan dan kinerja yang tepat?
Menjelang pergantian tahun Imlek ini, Gubernur Jokowi dengan kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961, senantiasa memasuki komposisi segitiga emas terhadap tahun Ular. Hanya saja, tantangan maupun ujiannya adalah menjelang masuk hitungan “100 hari kerja” yang dihantam banjir. Lalu, apa kelebihan dan kekurangan Gubernur dan Wakil Gubernur, Jokowi-Ahok menurut hitungan ilmu China Kuno? Simak uraiannya sebagai berikut ini!
Jokowi, si Shio Kerbau
1. Rumusan nama terbaik
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau lebih akrab disapa Jokowi mempunyai nama yang masuk kedalam rumusan nama terbaik, yakni enam huruf, yang berarti selalu lahir atau Sen. Artinya, orang yang mempunyai ide-ide cemerlang sepanjang masa dalam kehidupannya.
Rumusan nama hoki itu juga masuk ke dalam kelipatan 6, 11, 16, 21 huruf dan seterusnya. Seperti contohnya Presiden Amerika Serikat, Barack Husein Obama, yang disingkat menjadi Barack Obama. Rumusannya terbentuk dari 6 huruf dan ditotalkan semua menjadi 11 huruf.
Lahir ketemu lahir. Inilah komposisi rumusan terbaik yang berlaku dalam ilmu China kuno. Nama membawa hoki, berpengaruh besar terhadap kinerja layaknya perkataan Shakepeare, “What’s in the Name“.
Leluhur kita selalu memberikan nama terbaik dengan didasari oleh ilmu perhitungan hoki. Hal ini, tentu, agar kelak suatu hari anaknya dapat berjaya dan mengharumkan nama keluarga.
2. Shio Kerbau
Jokowi masuk ke dalam golongan Shio Kerbau, yang artinya pekerja keras tiada batas waktu. Untuk urusan kerja keras maupun lembur, jangan pernah menantang pemilik shio ini. Siang atau malam, tak masalah bagi mereka asalkan tujuan yang dilaksanakan tersebut jelas dan menuju hasil terbaik, tak peduli harus menghadapi tantangan kehidupan dan karir.
Sebagai catatan saja, kebetulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pemilik shio Kerbau. Jadi, Indonesia sudah terlihat jelas dipimpin oleh dua pemimpin dengan shio Kerbau dan masing-masing tokoh itu punya keunikannya. Historisnya, dikaitkan dengan shio ini, SBY sendiri dua kali terpilih atau menang lagi dalam Pemilu 2009 lalu, yakni tepat di tahun Kerbau Api.
3. Tegas mengambil keputusan
Komposisi lima indra yang berada pada Jokowi dan Ahok sangat luar biasa. Ini terlihat dari gabungan antara besarnya kuping, jidat atau kening yang lebar, alis mata lebat, hidung besar dan besaran mulut. Semua ini tak diragukan lagi di dalam mengambil keputusan dengan tegas.
Terbukti, mafia tanah kerap kali berurusan dengan Gubernur Jokowi-Ahok, seperti pada kasus Rusun Marunda. Bahkan, akhirnya saham PT Kawasan Berikat Nusantara mau dibeli oleh Pemda DKI Jakarta lantaran kasus di rumah susun tersebut. Semua ini adalah kepedulian kedua pasangan pemimpin Jakarta tersebut yang ditujukan langsung kepada masyarakatnya.
Namun, tentu saja, semua perihal di dunia ini juga ada kekurangan atau kelemahan dalam masa kejayaan. Terbukti, pada awal menjelang pergantian tahun Imlek, Jakarta dilanda banjir. Semua ini terjadi dikarenakan komposisi yang bertentangan, yakni elemen Tanah yang berada pada diri Jokowi terhadap elemen Air di tahun 2013. Kedua gabungan ini menyebabkan adanya longsor.
Kaidah longsor ini terjadi karena kurangnya pengikat yang ada, yakni elemen Kayu atau elemen Logam/Emas. Longsor terjadi karena banyaknya jumlah volume air terhadap tanah, sementara Kayu sebagai penopang dan pengikat tidak ada. Sementara elemen Logam/Emas adalah ibarat Konstruksi. Ujian inilah yang akhirnya terjadi pada awal tahun 2013. Lalu, bagaimana dengan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnamaatau Ahok?
Shio Kuda Menopang Kerbau
Basuki Tjahaja Purnama atau Zhong Wan Xie atau akrab disapa Ahok, adalah kelahiran Manggar, Belitung Timur. Lahir pada 29 Juni 1966, Ahok memiliki shio Kuda dan elemen Air. Bila Jokowi memliki elemen Tanah, dan Ahok memiliki elemen Air, maka komposisi gabungan ini juga menyebabkan longsor.
Posisi Jokowi dan Ahok ini akan kuat dan kokoh sekali pada 2014 nanti, yakni shio Kuda Emas, shio kejayaan Ahok dan elemen Logam/Emas akan menjadi pengikat kekuatan keberuntungan itu. Terbukti, semua ini terlihat dengan survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) dengan survei bertajuk ‘Indonesia Mencari Pemimpin’. Hasil survei itu menempatkan Jokowi di posisi pertama dengan elektabilitas 21,2 persen. Kemudian, disusul Prabowo Subianto dengan 17,1 persen dan Megawati Soekarnoputri dengan 11,5 persen.
Namun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak memikirkan hasil survei yang menempatkannya sebagai calon presiden dengan elektabilitas tertinggi. Ia seakan tak peduli, dan hanya mengatakan, tidak pernah memikirkan hal di luar tugasnya.
“Saya tidak mikir, saya mau mengurus banjir dan macet,” ujarnya.
Sejatinya, komposisi setengah hoki dari Jokowi-Ahok terhadap tahun Ular Air ini membuat Jakarta pada akhirnya aman terkendali dan dipulihkan kembali sebagaimana ekspektasi warga Jakarta terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur yang dipercaya, meskipun pada saat kejadian darurat banjir, dana APBD sama sekali belum ketok palu. Namun, bisa dilihat, bala bantuan berdatangan termasuk bantuan dari negara Jepang.
Sekalipun Jakarta terkena dampak kerugian akibat darurat banjir 2013 lalu, keberuntungan masih berada pada pasangan gubernur dan wakilnya ini. Progress go green harus jalan terus dengan ruang tata hijau terbuka lebar dan sumur resapan merupakan prioritas utama dalam menanggulangi bahaya banjir. Properti dengan hunian sehat dan infrastruktur memadai menjadi dambaan masyarakatnya.
Tentu saja, masih banyak tantangan ke depan untuk mereka berdua hadapi. Karena, Jakarta sebagai ibukota negara dihuni banyak orang yang memiliki berbagai kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda. [Kompas]
Selamat tahun baru Imlek
berita ga penting Gan…
Gak penting yah jangan di baca dan di komentari lah gan.
heheheheee….. peace ah gan.
lumayan…….intermezo dikit, dan Jokowi Ahok emang pekerja2 keras
tapi klo duet maut, kok jadi ndangdut’an rasanya kurang nge-rock……eeeaaahhh….
http://jakarta.tribunnews.com/2012/06/06/suhu-acai-shio-nachrowi-menang-lawan-shio-ahok
walah, prediksi suhu Acai salah alamat, pantesan kalah, hahaha..
namanya zhong wan xie kok bisa jadi ahok? knapa ga axie