Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memandang ada ketidakadilan dengan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang diberikan Pemprov DKI. Sebab, siswa sekolah swasta hanya diberi jaminan 20-30, sementara yang di sekolah negeri mendapat jaminan 100 persen.
“Swasta justru banyak yang tidak dapat karena mereka yang sekolah di sekolah negeri ini banyak orang kayanya malah kita tanggung 100 persen. Coba lihat saja, setiap sekolah bikin acara dan disuruh bayar, mereka mampu semua,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (19/3/2013).
Saat ini, rencana pencabutan BOP itu, masih dalam pengkajian Dinas Pendidikan DKI. Basuki memberi target, sebelum mulainya tahun ajaran baru, sudah harus ada keputusan terkait rencana itu. Bagi siswa yang tidak mampu, akan diberikan jaminan pendidikan dasar berupa Kartu Jakarta Pintar (KJP).
“Tanpa sekolah swasta di Jakarta, ambruk pendidikan kita, apalagi SMA, karena sekolah negeri kita kurang,” tegas mantan Bupati Belitung Timur itu.
Pemprov DKI telah meluncurkan program wajib belajar 12 tahun pada Hari Pendidikan Nasional, (2/5/2012) lalu. Program itu menyebutkan, seluruh anak usia sekolah dapat melanjutkan pendidikan dengan gratis hingga tingkat SMA atau SMK dan sederajat.
Tidak hanya itu, BOP yang dulunya hanya diberikan hanya untuk siswa SD dan SMP, sejak Mei 2012 sudah diberikan hingga tingkat SMA. Bahkan SD dan SMP swasta juga turut diberikan BOP secara penuh.[Kompas.com]
Saya setuju karena prinsip keadilan harus ditegakkan. Banyak murid di sekolah negri merupakan anak orang kaya yang bisa memberikan les tambahan dan asupan makanan yang baik. Disisi lain murid miskin masuk sekolah swasta karena NEM tidak memenuhi syarat. Kenapa bisa begitu ? Mereka tidak bisa mendapatkan gizi yang baik dan fasilitas yang cukup memadai dari lingkungan sekitarnya.
Ya prinsipnya pendidikan itu harus adil. jangan hanya karena sekolahnya negeri maka semuanya mendapatkan KJP mesti diseleksi dengan ketat dan harus mendapat rekomendasi dari ketua RT/RW bila perlu ada Tim khusus yg melakukan survey setelah ada persetujuan dari ketua RT/RW biar lebih tepat sasaran. yang menjadi pertanyaan mengapa sekolah swasta (SD-SMA) sangat mahal sekali biaya pendidikannya ya padahal belum tentu mereka semua itu orang yang mampu. dan yang juga memberatkan kenapa setiap pergantian tahun ajaran baru selalu harus membeli buku baru kalau jaman waktu saya masih SD-SMA dulu buku masih bisa pinjam dari kakak kelas.
ya saya setuju. lo pendidikan harus adil lebih baik BOP untuk sekolah negeri di hapus dan orang tua yang kaya bayar,orang miskin di beri bantuan siswa miskin. namun di sekolah negeri Khususnya SD dan SMP guru PNS menjadi sangat langka tolong ikut di pikirin. guru honor di sekolah negeri puluhan tahun kerja gajinya di bawah UMR nungguian sk ga kunjung tiba sebaliknya pemda dki ngotot gaji buruh harus UMR dimana letak keadilan.
Jangan 20-30 lah Pak…sekurang-kurangnya 50%, tidak semua yang sekolah swasta itu anak orang kaya…Sekolah swasta juga ada klasifikasinya, seperti sekolah negri. Semakin tinggi klasifikasi sekolah swasta, memang hanya orang yang “mampu” yang menyekolahkan anak-anak mereka disana….
Kalau yang KAYA mah, menyekolahkan anak-anak mereka yang bertaraf International Pak, seperti Gandhi School, Jubilee, UPH, dsb..bukan model2 swasta gitu…satu smester bayarannya sekian puluh juta atau ratusan juta… Jadi jangan salah kaprah dengan perkataan sekolah swasta, dianggap semuanya adalah ANAK ORANG KAYA…salah itu Pak…Salam…Go..JB
@Bang Raysan, comentnya apa ngga kebalik, bukan swasta tapi negeri mungkin?
Bung Ahok, kalo BOP dicabut maka anak sekolah negeri harus bayar iuran gitu? lalu yang ngga mampu bayar iuran pakai KJP?? Kalo begitu semua sekolah negeri jadi sekolah swasta dong?? Saya yg salah ngerti? mohon penjelasan.
@Chard
Maksudnya BOP dicabut dari sekolah Negeri.
Tetapi murid yang tidak mampu di berikan KJP, jadi semua murid yang tidak mampu bisa mendapatkan bantuan yang dibutuhkan biarpun sekolah di Negeri atau Swasta.
Yang dititik beratkan adalah membantu orang yang tidak mampu.
Sedangkan BOP diberikan 100% kepada sekolah Negeri yang tidak semua siswanya kurang mampu (campuran mampu dan tidak mampu). Sistim BOP ini tidak maksimal karena orang mampu juga mendapatkan bantuan.
Oleh karena ada kekurangan dari sistem BOP ini makanya akan dicabut dan diganti dengan KJP.
Kalau KJP kan sudah pasti hanya untuk orang yang kurang mampu, dan diharapkan tepat sasaran.
saya sangat setuju dgn ide bp basuki, sebagai seorang guru swasta saya merasakan memang ada ketidakadilan dlm hal pemberian BOP,memang ada sekolah swasta yg katagori high clas biaya mahal, ortu meraka mampu, tp itu bisa dihitung dgn jari,sebaliknya banyak sekolah swasta yg muridnya dari kalangan ortu pas2an bahkan kurang mampu, krn tak diterima di sma negeri, sebaliknya sekolah negeri hampir siswanya dr kalangan menengah, jadi memang hrs adil, sebaiknya cek saja dilapangan, dan satu lagi sebaiknya tenaga edukatif( guru) disekolah swasta jg diberi apresiasi, gaji guru pns dki dibanding guru swasta bak langit dgn bumi,gaji guru swasta 10 x lebih rendah dr pns, padahal guru2 swasta jg telah memberikotribusi bg bangsa ini, mereka jg sama2 mendidik anak bangsa, hanya status saja yg berbeda, smoga pa jokowi dan basuki dpt membawa perubahan pendidikan yg signifikan, bravo jokowi bravo ahok
kok Mlah mau di hapus dana BOP nya ke negeri, itu nama nya pendidikan mundur donk, lebih baik Sekolah negeri gratis dan Swasta Pun gratis.
Maaf saya berpendapat, bila pajak sudah dibayar oleh orang-orang kaya dan BBM sudah pasti dinaikkan harganya seharusnya pendidikan bisa gratis selama minimal 12 tahun/ untuk wajar 12 tahun. Jadi tidak ada lagi perbedaan jumlah bantuan untuk negeri dan swasta. Semua harus dapat BOP dan KJP atau apapun namanya!.