Ditantang Jokowi, Ini Jawaban Direksi Baru PT MRT

4
157

Ahok.Org – Pengamat transportasi Universitas Indonesia Alvinsyah mengatakan, direksi baru PT MRT Jakarta yang baru saja terpilih di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk dapat memiliki konsep mengenai pembangunan MRT jangka panjang.

Terlebih, para direksi baru itu merupakan profesional terpilih yang sudah memiliki nama sesuai bidangnya masing-masing.

“Seorang dirut ataupun direksi lainnya harus memiliki kemampuan manajerial terhadap sebuah perusahaan. Terutama untuk membuat arah perusahaan sekelas MRT dalam waktu 30 tahun mendatang,” kata Alvinsyah, ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Dengan adanya bentuk perancangan konsep tersebut, maka semua persoalan pembangunan MRT dapat dituntaskan. Sementara itu, terkait target yang diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam waktu sebulan untuk melengkapi dokumen MRT, kata dia, para direksi harus bisa memastikan keyakinan Jokowi dengan menjawab semua tantangan tersebut.

“Maka dari itu, semua kendala yang menghambat pembangunan MRT harus dipastikan tidak lagi membelenggu. Mulai dari ketetapan pembagian beban pengembalian utang ke pemerintah Jepang, 49 persen untuk pemerintah pusat dan 51 persen untuk Pemprov DKI,” kata Alvinsyah.

Seorang direksi yang memiliki latar belakang kemampuan di bidang transportasi, kata Alvinsyah, sangat membantu terhadap percepatan pembangunan MRT. Bahkan, apabila di dalam direksi itu bukan merupakan seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang transportasi, Pemprov DKI disarankan untuk menyewa orang yang mampu dan dapat dipercaya menjalankan megaproyek senilai Rp 15 triliun itu.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami, mengatakan, belum dapat menjelaskan bentuk konsep kelanjutan pembangunan PT MRT Jakarta. Saat ditanya wartawan, Dono Boestami hanya berkomentar belum bisa bicara banyak tentang PT MRT dan hanya menyampaikan kalau dia akan bekerja terlebih dahulu. Bersama tiga direksi baru lainnya, Dono baru membuka dokumen tentang MRT yang didapatkan dari direksi sebelumnya.

“Kami kerja dulu. Kami baru buka dokumen MRT,” ujar Dono.

Senada dengan Dono Boestami, Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat juga memilih tak banyak bicara ketika diberondong pertanyaan oleh wartawan. Saat ditanyakan terkait kesiapan para direksi untuk melengkapi dokumen kepada Jokowi dalam jangka waktu satu bulan ini, Tuhiyat mengatakan, dia bersama ketiga direksi lainnya masih mempelajari konsep megaproyek senilai Rp 15 triliun tersebut.

“Belum tahu, ini kami baru mau pelajari,” ujar Tuhiyat.

Harapan Jokowi-Basuki

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki harapan besar kepada direksi baru PT MRT Jakarta. Mereka terpilih karena telah melalui fit and proper test. Tak hanya itu, mantan Wali Kota Surakarta itu menganggap keempat orang tersebut memiliki kapasitas yang mumpuni, baik dari sisi jaringan, maupun tentang pengelolaan keuangan anggaran.

Jokowi mengatakan, dirinya telah memiliki target dimulainya pembangunan sistem administrasi megaproyek tersebut, yakni satu bulan ke depan. Jokowi berharap, program itu dapat dilakukan dengan baik tanpa halangan. “Kalau semuanya sudah oke dan di-ground breaking dan langsung cor,” ujar Jokowi.

Hal senada dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Dia meyakini direksi baru PT MRT Jakarta mampu memenuhi target yang telah ditentukan Pemprov DKI Jakarta. Terutama untuk melanjutkan tahapan pembangunan MRT dalam waktu dekat. Mulai dari pengumuman pemenang tender, pemancangan, dan sebagainya. Oleh karena latar belakang profesional, Basuki meyakini direksi itu mampu bekerja cepat dan efisien.

Untuk diketahui, Dirut PT MRT Jakarta yang baru saja terpilih, Dono Boestami, merupakan mantan Chief Finance Officer Indonesia Infrastructure Finance. Ia merupakan lulusan Teknik Sipil University of Wisconsin di Platteville Amerika Serikat dan memperoleh gelar Bachelor of Science. Ia juga meraih gelar Master of Science dari Golden Gate University, San Francisco.

Dalam pengalaman kerjanya, Dono juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang juga bergerak di bidang pertambangan batu bara pada tahun 2006 hingga 2011. Dono juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Atlas Resources Tbk yang bergerak di bidang pertambangan batu bara sejak 2011 hingga 2012.

Sementara itu Direktur Konstruksi Muhammad Nasir sebelumnya merupakan Vice President Divisi I Medan PT KAI. Direktur Operasional Albert Tara sebelumnya menjabat sebagai Excecutive Vice President Yasa PT KAI Manggarai. Sedangkan Tuhiyat yang menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Administrasi, sebelumnya merupakan Kepala Divisi Treasury PT Antam (Persero) Tbk.[Kompas.com]

4 COMMENTS

  1. Jaring juga mereka yg bekerja di luar negeri, yg ingin berkarya di negara ini. Yg sudah muak dengan kondisi korupsi, dan dengan idealisme yg tinggi, bisa diberi kesempatan pak.

    • Sulit Pak Wirrs, teman2 saya pernah saya ajak utk pulang membantu tanah air,mereka bekerja di luar negeri (negara tetangga dan Australia),dari 10 teman saya, hanya 1 dan 2 bersedia membantu selama di perlukan), sisanya tidak mau balik lagi ke INdonesia, karena mereka merasa putus asa dgn negara mereka sendiri, miris saya mendengarnya, tapi yah, mau bagaimana lagi. Mereka lebih percaya pemerintah asing daripada pemerintah sendri (walaupun mereka belum bersatus warganegara sana)

      • Setuju sekali saya dengan pernyataan diatas. Saya salah satu orang yang pernah bekerja di luar negeri (aussie) dan merasakan bagaimana perbedaan etika kerja disana dan disini.

        Sumber daya manusia disini rendah sekali. Dan peraturan yang seharusnya tidak dilanggar, malah dijadikan mainan. If you ask me what is the secret to success. The answer is discipline. Alas, we don’t have it.

        • Jangan terlalu sinis begitu dong, sebenarnya sdm kita juga nggak kalah kok. Generasi muda kita yang bekerja diperusahaan multi nasional dapat juga mengikuti irama kerja mereka ie. disiplin tinggi, taat aturan, taat azas, bahkan mampu bersaing dengan para ekspatriat yang bule. Hanya mereka2 yang bekerja sbg birokrat di instansi pemerintah kebanyakan terseret arus miring. Bukan sdm yg jelek tapi sistem yang membuat mereka jadi jelek

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here