
Ahok.Org – Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta, Dinas Pendidikan DKI bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik (Unika) Atmajaya dan pihak swasta akan membangun tempat penampungan air hujan di 13 sekolah milik pemerintah.
Nantinya, air hujan yang telah ditampung diolah menjadi air bersih yang bisa dimanfaatkan untuk minum dan cuci tangan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengatakan, program pembangunan infrastruktur bernama Rain Water Harvesting System (RWHS) merupakan ide mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Namun, ide tersebut tidak bisa terealisasi karena terhalang dana. Basuki pun meminta bantuan rekan pengusaha rokok untuk memberikan bantuan dana guna membiayai program yang diterapkan di sekolah.
Rencana awal akan dibangun 13 RWHS di sejumlah sekolah milik pemerintah. Saat ini sedikitnya sudah ada lima sekolah yang telah menerapkan teknologi RWHS di antaranya SMPN 120 Kamal Muara, SDN 01-02 Kamal Muara, SDN Pejagalan 01 dan 02.
“Tawaran bantuan dana dari pengusaha rokok terpaksa dibatalkan atas desakan rekan-rekan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Karena program ini diterapkan di sekolah, jadi tidak mungkin minta sokongan dana ke pabrik rokok,” ujarnya, saat meresmikan program RWHS di SMPN 120 Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (13/4).
Basuki pun tidak kehilangan akal, ia akhirnya meminta bantuan ke Yayasan Barito Pasifik untuk mendanai program RWHS yang diprakarsai mahasiswa tersebut.
“Baru 5 dari 13 RWHS yang akan dibangun. Kami berharap semakin banyak perusahaan yang peduli dan berkenan mengarahkan dana CSR-nya untuk pembangunan infrastuktur pengolahan air hujan ini di gedung sekolah,” harapnya.
Ia menjelaskan, bicara soal sekolah sehat maka tidak terlepas dari kebutuhan air bersih bagi siswa di sekolah tersebut. Karena itu, RWHS dinilai sangat ampuh untuk menyediakan air bersih saat musim kemarau melanda.
“Kalau tidak ada air bagaimana? Apalagi sekolah ini (SMPN 120) memakai air tanah yang jelas asin. Solusi salah satunya menyediakan penampungan air hujan,” jelasnya.
Namun, penerapan RWHS di seluruh sekolah tidak mudah. Tergantung kemampuan Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. “Kita berharap nanti FK UI juga mau. Tapi saat ini FK UI lagi konsen ke puskesmas, pelayanan dokter keluarga. Jadi kita cari-cari FK universitas mana lagi yang mau. Bisa dari Universitas Moestopo, UKI, Muhammadiyah. Nah kita akan kerjasama. Kita minta mahasiswa kedokteran pikirkan bagaimana supaya ada sekolah sehat,” paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto menambahkan, RWHS merupakan teknologi pemanenan air hujan yang sangat sederhana, namun bermanfaat bagi siapapun juga.
“Bak penampungan air hujan dilengkapi sistem penyaringan sederhana terdiri dari ijuk, karbon aktif dan zeolite. Teknologi ini sangat mudah dibangun sesuai kebutuhan di sekolah ataupun rumah tangga,” tandasnya.[BeritaJakarta]
Video Terkait:
Video: BeritaJakarta.com