Ahok.Org – Meskipun berkeringat, wajah Heryanto tampak lebih cerah. Pekerjaannya sebagai Koordinator Program Normalisasi Kawasan Waduk Pluit selama dua bulan terakhir belum mencapai separuh dari hasil akhir yang diharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, salah satu titik terang mulai terlihat.
“Sekarang waduknya mulai terlihat lebih jelas,” ujar Heryanto saat ditemui di Taman Burung, Pluit Timur, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/4/2013).
Wajar jika Heryanto terlihat cukup puas dengan perkembangan normalisasi waduk sejauh ini. Keberadaan Waduk Pluit selama lebih dari dua tahun tak terlihat secara jelas. Padahal, letak waduk tak jauh dari tiga jalan raya utama yang mengitari kawasan Pluit-Muara Baru, yakni Jalan Pluit Timur, Jalan Pluit Selatan, dan Jalan Muara Baru. Penyebabnya tak lain dari keberadaan bangunan-bangunan liar milik warga dan perusahaan di sepanjang waduk.
Kondisi tersebut tidak hanya menyebabkan waduk tak terlihat secara jelas oleh warga yang melintas. Waduk juga dipenuhi sampah dan limbah buangan rumah tangga. Dampak berikutnya, terjadilah pendangkalan akibat sedimentasi. Dari kedalaman awal sekitar 20 meter, kedalaman rata-rata waduk seluas 80 hektar itu hanya berkisar 1-5 meter.
Di atas lumpur yang mengendap, tumbuh berbagai jenis ganggang dan enceng gondok yang selanjutnya mempercepat proses pengendapan material lain sekaligus menyebabkan tersendatnya aliran air ke laut. Tumbuhnya ganggang menutup permukaan air.
Proses sedimentasi itu justru dimanfaatkan warga untuk membangun rumah yang kian hari kian menjorok ke badan waduk. Alhasil, dari luas awal 80 hektar, luas Waduk Pluit dalam dua tahun terakhir tinggal 60 hektar.
Dampak terparah dari kondisi tersebut adalah terjadinya banjir pada akhir Januari 2013. Volume air yang meningkat dari Kali Opak dan Kali Pakin tak tertampung oleh waduk.
“Saya pikir, semua warga tak ingin banjir besar itu tak terulang. Karena itu, kami sangat berharap program ini dapat didukung,” kata Heryanto.
Program normalisasi Waduk Pluit dimulai dari penataan kawasan bantaran Kali Pakin dan Kali Opak. Bangunan-bangunan yang berada di sepanjang bantaran kali mulai ditertibkan sejak Februari lalu.
Untuk menghindari kemunculan kembali rumah di sepanjang lokasi yang telah ditertibkan, jalan inspeksi dibangun pada kedua sisi sungai. Penertiban berlanjut ke kawasan permukiman di sepanjang bagian barat daya hingga ke barat waduk.
Saat ini, kawasan Taman Burung dan wilayah waduk yang berdekatan dengan Pluit Village Mall telah mulai dibersihkan dari permukiman. Ratusan rumah dan 32 lapak pemulung yang berjarak antara 20-50 meter dari bibir waduk telah diratakan dengan tanah.
“Kami berharap warga dapat memahami tujuan program ini. Moga-moga ke depan waduk ini dapak dikembalikan fungsinya, bahkan dikembangkan, misalnya sebagai tempat rekreasi,” kata Heryanto.[Kompas.com]
woowww…..
nice job pak heryanto,,,,
nice job DKI 1 dan DKI 2 …
semangaatttt…!!!
Terus terang, selama ini saya nggak “ngeh” kalau di situ ada waduk….
Kebangetan banget saya ini…
maju terus DWITUNGGAL JOKOWI-BASUKI…atas nama rakyat indonesia pimpinlah NKRI
setuju untuk menghindari kemunculan kembali rumah di sepanjang lokasi yang telah ditertibkan, jalan inspeksi dibangun pada kedua sisi pada semua sungai yg mengalir ke DKI Jakarta…..
jangan tunggu lagi, tahun 2014 kita goalkan menjadi RI1 dan RI2
Luar biasa.. sunguh hebat program jokowi ahok, ga cm bs membuat program baru hebatnya lagi membenahi smua kebobrokan yg dibuat dan ditinggali oleh gubernur2 dan pejabat2 sebelummnya menjdi jauh lbh manusiawi dan berwibawa…. 2 thumbs up buat jokowi-ahok
Good Job Pak….Usul saja, tolong satpol PP yang bermarkas di setiap kelurahan diberdayakan maksimal untuk mengawasi sekitar bantaran waduk agar jangan dimanfaatkan oleh warga atau pendatang dengan : membuat lapak-lapak baru, jadi tempat parkir mobil / truk, dsb…sehingga nantinya akan beralih fungsi tuh jalan sepanjang waduk tsb…Salam..Go…JB