Ahok.Org – Duta Besar Inggris, Mark Canning bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama. Dalam pembicaraan tersebut, Mark Canning memberi masukan untuk sistem birokrasi Jakarta.
“Mereka mau bantu kita bagaimana birokrasi yang baik,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama di Balai Kota, Jakarta, Rabu (18/3/2013).
Pertemuan yang berlangsung selama 1 jam lebih ini membahas beberapa hal tentang Jakarta. Ahok mengakui sistem birokrasi dari Inggris sangat bagus.
“Inggris kan sangat bagus birokrasinya. Birokrasi yang ada di Singapura dan Malaysia juga kan warisan dari kerajaan Inggris,” ujarnya.
Selain bantuan untuk sistem birokrasi, pihak kedutaan Inggris juga berjanji membantu memberikan pelatihan guru bahasa Inggris agar kualitasnya meningkat. Ia menambahkan dalam hal ini tidak melibatkan unsur bisnis di dalamnya.
“Tidak kerjasama bisnis, karena bisnis Inggris sudah besar di Indonesia,” pungkasnya.
Ahok juga mengaku senang karena sejumlah duta besar sudah merespon dengan positif kinerja yang mereka lakukan.
“Mungkin buat masyarakat belum ada yang dikeluarkan, tapi buat para dubes, mereka merasa kita sudah melakukan hanya saja butuh waktu,” tutur Ahok.[Detikcom]
Usul saja agar seluruh PNS diatas eselon 3 selain mampu bekerja dengan baik tugas masing2, juga harus menguasai bhs Inggris dengan fasih, karena mau tidak mau bhs Inggris adalah bhs komunikasi internasional agar rakyat Indonesia semakin maju dan terpandang di dunia. Dan semua anggota DPR harus mampu berbahasa inggris dengan fasih juga.
Maju terus Bpk AHOK.
Satu bukti Asing saja mau membantu Jakarta Baru yang lebih baik birokrasinya.
JAKARTA adalah ibukota negara harus menjadi contoh birokrasi yang baik bagi daerah lain.
SALAM JAKARTA BARU
Sejak pemerintahan Jokowi-Basuki, sy jd tau nama-nama Dubes hehehe. Bravo JB !
Belajar Birokrasi gak perlu pergi ke Inggris utk sutdy banding (kayak DPR), cukup ketemu pak Dubes. Gak pake ongkos, tapi efektif
Perlahan namun pasti Duta Besar negara2 asing sdh melihat kinerja Bpk Jokowi dan Bpk Ahok, dgn senang hati mereka sharing unt membangun Indonesia , JAYALAH INDONESIAKU, Tuhan jaga Indonesia, sehingga diberinya 2 orang pemimpin yang masih punya hati nurani, unt memperhatikan rakyatnya…..
Cara paling efektif untuk menghemat anggaran n memperkecil peluang orang untuk korupsi adalah merampingkan birokasi, tidak perlu terlalu banyak SKPD n tidak perlu terlalu banyak divisi2 didalamnya yg menghabiskan banyak OVERHEAD. Kalau Bapak/Ibu punya perusahaa misalnya, kalau overhead tinggi tentu pendapatan akan menjadi kecil. Kita harus belajar seperti China & India yang begitu efektif. Apalagi sejak saya melihat langsung detil anggaran, bukannya ngerti malah PUSING karena terlihat terlalu rumit dan banyak sekali item yang sepertinya pemborosan. So selain memotong 25% anggaran saya harap Bapak Ahok & Jokowi juga bisa berani merampingkan birokrasi SKPD di DKI JKT untuk Jakarta yang benar2 BARU.. GBU..
video? ama dalton aja keren
Jakarta adalah satu bagian kecil tapi sangat penting dari Rekiblik kita ini, yang dengan demikian tipe birokrasinyapun sama yaitu Birokrasi yang Gemuk tidak efisien. Reformasi birokrasi perlu waktu yang lama kalau tidak ingin adanya gejolak yg ekstrim disertai sabotase disana sini. Reformasi birokrasi di Kementrian Keuangan yg dimulai oleh Menkeu Sri Mulyani dan disebut sebagai salah satu reformasi birokrasi yang berhasil, ternyata di Ditjen Pajak korupsi/penyalah gunaan wewenang yg memalukan masih saja sering terjadi. Memang sudah waktunya Birokrasi di Pemda DKI dirampingkan. Demikian juga etika kerja/moral sisa2 rezim yang lalu pelan2 diubah. Tanpa perubahan etika kerja dan adanya contoh-2 nyata dari DKI-1/DKI-2 mustahil reformasi birokrasi akan terjadi.
Dengan begini jadi pelajaran buat DPRD/DPR supaya stop acara2 studi banding ke LN. Dulu waktu di Jerman kami sbg student2 sering dampingin para anggota Dewan, ternyata mereka tertarik pd acara malam hari, jalan2 ke nite-club lihat “paha-kuda-putih” besok paginya pas kunker pada ngantuk loyo2. Kl sdh mau hbs acara, baru pd sok bertanya. Jadi mrk hny maunya ke LN jalan2 n cari ide buat proyek kerjasama dgn LN, kedoknya studi-banding. Pulang ke Indo jg hasil laporannya dimasukkan dilaci, nga ada realisasi.
Benar sekali