Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama, Kamis (2/5) melakukan Rapat koordinasi pembahasan Tingginya Bea Masuk atau Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah “PNBM” yang dikenakan bagi alat-alat kedokteran atau kesehata.
Bukan hal yang aneh jika importirnya hanya tertentu dan sedikit, pasti akan bikin kartel sehingga harganya melipat lipat, belum lagi biaya silumannya biar mulus.
Caranya ya seperti apa yang dikatakan pak Wagub, harus bisa import sendiri sebagai pembanding sehingga impportirnya tidak seenak jidat melipatkan harga.
biaya ke rumah sakit,wah luar biasa mahalnya. Saya juga merasakan itu. Kalo sakit, udah rasanya luar biasa, bukan dari kepala sampai ujung kaki saja rasanya, tapi sampai juga rasanya ke kantong. Kadang masih di infus saja yang dipikirin berapa duit yang harus dibayar, matilah…matilah saya. Keluar duit yang kadang mahalnya nggak masuk akal.
sebenarnya saya berharap, yah bolehlah rs untung, tapi untung yang pantas, jangan orang dicekek. Untunglah yang pantas, jangan mengemplang, jangan mempermainkan harga, kadang kalo kita pertanyakan kok mahal banget. malah dijawab, ini rumah sakit bukan toko kelontong yang boleh ditawar. Oh gitu yah…rumah sakit nggak boleh ditawar yang boleh ditawar hanya toko kelontong. Berarti toko kelontong lebih manusiawi dibanding rumah sakit. Saya nggak tau apakah nanti semua dokter dan juga rumah sakit itu masuk surga atau tidak, yang jelas kalau kita masuk rumah sakit sama saja dengan masuk neraka. Dokter gigi juga sama, mahalnya minta ampun. Mungkin kalo gigi dianggap barang mewah juga. Macam dental. Makanya banyak orang pasang kawat gigi sama tukang gigi bukan di dokter gigi yang punya dental. Pak ahok tolong berikan penyuluhan kalo bisa, kalo tidak bisa kasih ancaman…..ke para dokter termasuk ke dokter gigi, jadi dokter itu harus setengah sosial hidupnya. kalo mau untung besar atau mau komersil, jadi pengusaha saja jangan jadi dokter. Apakah karena dokter kelewat lama belajarnya otaknya jadi karam? tidak bisa bedakan mana orang butuh dan orang ingin. SAya sumpah nggak pengen ke rumah sakit, sakit gigi juga saya nggak pengen.
Beginilah jika negara diatur oleh para koruptor, warga miskin sakit biar mati, waga kelas menengah sakit biar bangkrut digorok rumah sakit dan dokternya.
Subsidi BBM hanya buat orang mampu dan kaya, bukan difokuskan ke kesehatan seluruh rakyat yang harusnya bisa terjamin kesehatannya.
Bukan hal yang aneh jika importirnya hanya tertentu dan sedikit, pasti akan bikin kartel sehingga harganya melipat lipat, belum lagi biaya silumannya biar mulus.
Caranya ya seperti apa yang dikatakan pak Wagub, harus bisa import sendiri sebagai pembanding sehingga impportirnya tidak seenak jidat melipatkan harga.
biaya ke rumah sakit,wah luar biasa mahalnya. Saya juga merasakan itu. Kalo sakit, udah rasanya luar biasa, bukan dari kepala sampai ujung kaki saja rasanya, tapi sampai juga rasanya ke kantong. Kadang masih di infus saja yang dipikirin berapa duit yang harus dibayar, matilah…matilah saya. Keluar duit yang kadang mahalnya nggak masuk akal.
sebenarnya saya berharap, yah bolehlah rs untung, tapi untung yang pantas, jangan orang dicekek. Untunglah yang pantas, jangan mengemplang, jangan mempermainkan harga, kadang kalo kita pertanyakan kok mahal banget. malah dijawab, ini rumah sakit bukan toko kelontong yang boleh ditawar. Oh gitu yah…rumah sakit nggak boleh ditawar yang boleh ditawar hanya toko kelontong. Berarti toko kelontong lebih manusiawi dibanding rumah sakit. Saya nggak tau apakah nanti semua dokter dan juga rumah sakit itu masuk surga atau tidak, yang jelas kalau kita masuk rumah sakit sama saja dengan masuk neraka. Dokter gigi juga sama, mahalnya minta ampun. Mungkin kalo gigi dianggap barang mewah juga. Macam dental. Makanya banyak orang pasang kawat gigi sama tukang gigi bukan di dokter gigi yang punya dental. Pak ahok tolong berikan penyuluhan kalo bisa, kalo tidak bisa kasih ancaman…..ke para dokter termasuk ke dokter gigi, jadi dokter itu harus setengah sosial hidupnya. kalo mau untung besar atau mau komersil, jadi pengusaha saja jangan jadi dokter. Apakah karena dokter kelewat lama belajarnya otaknya jadi karam? tidak bisa bedakan mana orang butuh dan orang ingin. SAya sumpah nggak pengen ke rumah sakit, sakit gigi juga saya nggak pengen.
Beginilah jika negara diatur oleh para koruptor, warga miskin sakit biar mati, waga kelas menengah sakit biar bangkrut digorok rumah sakit dan dokternya.
Subsidi BBM hanya buat orang mampu dan kaya, bukan difokuskan ke kesehatan seluruh rakyat yang harusnya bisa terjamin kesehatannya.