Ahok.Org – 14 dari total 16 rumah sakit yang menyatakan mundur dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS) baru menyatakannya secara lisan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta keempatbelas rumah sakit untuk bertahan hingga akhir Mei ini.
“Ini butuh waktu dua bulan untuk membuktikan INA CBG’s sebenarnya tidak cukup untuk rumah sakit di Jakarta. Mereka bukannya tidak sabar, tetapi sudah tidak tahan dengan biaya yang membengkak, sehingga mereka menolak. Nah, yang lisan menyampaikan mundur baru 14 RS, bisa enggak kalian kuat dulu. Jadi harus tahan dulu sampai akhir Mei,” kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (22/5/2013).
Pemprov DKI, Kementerian Kesehatan (Kemkes) dan 14 rumah sakit itu, lanjut Ahok, harus bertemu dan duduk bersama untuk membahas apakah benar rumah sakit mengalami kerugian atau memang ada kesalahan dalam metode perhitungan.
“Mungkin ada biaya yang lebih besar lagi yang mereka hadapi. Tetapi kita belum putuskan bagaimana solusinya sebelum evaluasi dilakukan. Jadi kita bisa lihat per kasus,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi ketidaksanggupan rumah sakit, Ahok mengaku tengah menyiapkan hal itu. “Saya hanya minta dua bulan saja. Bandingkan saja yang satu bisa dan satu lagi tidak bisa. (Biaya) saya kecil, saya lebih besar. Saya mesti naikkan kas rumah sakit kamu. Nah saya bagi. Rumah sakit yang baru, dicoba di puskesmas dulu. Itu yang terjadi, sudah ada antisipasi sampai Mei,” tuturnya.
Ahok juga berharap agar DPRD DKI tidak menyalahkan sistem INA CBG’s yang baru berjalan sekira 1,5 bulan itu. Karena sistem tersebut sudah diatur dalam undang-undang.
“Kalau DPRD menyalahkan INA CBG’s, mereka melawan undang-undang. Tahun depan akan berlaku INA CBG’s secara nasional. Karen aitu Bank DKI menyediakan diri untuk membuktikan bahwa sistem ini banyak RS swasta yang menolak. Kalau nolak dengan mulut tidak bisa, harus ada buktinya. Ya bisa tahun 2014, orang menolak kalau pelaksanaan sistem ini berantakan,” tandasnya.[Okezone.com]
sistem terobosan yg bermanfaat untuk bangsa&negara tetapi sangat sulit melaksanakannya, jika ada keluhan dari RS yg melaksanakan itu wajar mungkin masih canggung, mungkin malas & tidak mau repot, mungkin bermuatan politis, mungkin sengaja supaya gagal. Who knows…tetapi dialog terus dilakukan sehingga ditemukan sistem yg baik&baku… Salut buat P. Gub & P. Wagub setidaknya anda berdua memulai & rakyat mendukung dan kita yakin cepat atau lambat sistem ini akan terwujud diseluruh Indonesia asal semua yg terkait secara konsisten terus mengusahakan sistem jaminan kesehatan ini.bravo
Bukan rugi,tapi tidak untung BESAR. Dalam dunia bisnis tidak ada yang menjalankan usaha rugi, diteruskan. Sebenarnya ini saatnya orang Kaya berbagi dengan yang kurang beruntung. Gitu pendapat saya Gan…
Agar program kartu jakarta sehat berjalan sukses perlu ada verifikasi sosial wajar tidak untuk mendapatkan pelayanan kartu jakarta sehat, jangan seperti sekarang ini siapapun(katogori mampu/kaya ) bisa yg penting warga jakarta (ktp & kk Dki) dampaknya rumah sakit umum daerahpun(Rs Tarakan Jakarta ) membludak yang ingin berobat sampai untuk berobat jalanpun harus mengantri dahulu dari jam 02.oo hanya untuk mendapakan nomor antrian untuk dipergunakan berobat jalan bisa memakan waktu sampai 14 jam (dari jam 02.00 sampai jam 16.oo ) baru selesai.bagi orang kaya/mampukan bisa turut asuransi dan anggaran untuk mengcover orang kaya/mampu bisa dipergunakan untuk yg terkait dalam hal ini.jangan ada/berita lagi rumah sakit mengundurkan diri