Ahok.Org – Meski Pemprov DKI Jakarta bersama Organda dan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) telah sepakat soal penyesuaian tarif angkutan umum di ibu kota, namun hingga kini usulan tersebut belum mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Padahal, penyesuaian tarif tersebut sangat ditunggu-tunggu masyarakat pengguna dan pelaku transportasi menyusul keputusan pemerintah pusat yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengaku, usulan penyesuaian tarif angkutan sudah disampaikan sejak jauh-jauh hari kepada DPRD DKI dan telah disepakati Organda serta DTKJ. “Saya tidak akan mendesak dewan. Biar masyarakat yang mendesak DPRD,” ujar Jokowi, Gubernur DKI Jakarta di Balaikota, Jumat (5/7).
Dikatakan Jokowi, permintaan DPRD agar Pemprov DKI memperbaiki pelayanan angkutan umum hingga saat ini masih terus diupayakan pihaknya. Namun, hal tersebut hendaknya tidak dijadikan alasan dewan untuk tidak segera memberikan rekomendasi.
Pihaknya, sambung Jokowi, ingin segera mempercepat mengeluarkan keputusan soal penyesuaian tarif angkutan umum di ibu kota. Sebab, dirinya tidak ingin pengusaha angkutan umum menaikkan tarif secara sepihak sehingga merugikan warga. “Yah kan sehari setelah kenaikan BBM suratnya sudah dikirim ke DPRD agar cepat keluar. Sehingga di lapangan tidak terjadi menaikkan tarif sepihak,” ungkapnya.
Ia pun meminta kepada para pengusaha angkutan umum untuk tidak menaikkan tarif terlebih dahulu, sebelum adanya keputusan yang pasti. “Tidak boleh dong naikkan tarif sepihak, karena memang harus ada aturannya. Tapi Jangan tanyakan ke saya, tanyakan ke dewan,” pintanya.
Usulan yang disampaikan ke dewan, dikatakan Jokowi, telah mempertimbangkan berbagai aspek, baik masyarakat maupun pengusaha. Sehingga kenaikan tarif yang diusulkan pun tidak terlalu besar yakni hanya antara Rp 500 hingga Rp 1.000.
Ketua DPRD DKI Jakarta, Ferrial Sofyan mengatakan, pihaknya tetap menunggu Dinas Perhubungan DKI untuk memperbaiki pelayanan angkutan umum kepada penumpang sebelum memberikan rekomendasi. “Kita tidak langsung menjadikan rekomendasi gubernur sebagai dasar dalam membuat keputusan dewan. Tentunya kita tidak mau membuat keputusan ini secara gegabah,” kata Ferrial.
Ia menilai, usulan yang disampaikan pihak eksekutif hanya mengakomodir kepentingan pengusaha saja, tetapi tidak memberikan keuntungan bagi penumpang. Pihaknya meminta adanya jaminan keamanan bagi para penumpang sebagai pengguna angkutan umum.
Sementara itu, pengamat politik yang juga peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai, harus terjalin komunikasi yang baik antara Pemprov DKI Jakarta dengan DPRD DKI terkait penetepan kenaikan tarif angkutan di ibu kota. Perbaikan pelayanan kepada penumpang yang diminta DPRD sebetulnya bisa dilakukan secara bertahap dan tidak harus menunggu adanya perbaikan, baru kenaikann tarif diputuskan.
Terlebih, sambungnya, kenaikan harga BBM dipastikan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan angkutan umum. Sehingga adanya kenaikan tarif angkutan tidak mungkin dihindari. “Perbaikan pelayanan bisa dilakukan sambil jalan. Karena kenaikan tarif ini tidak bisa terelakan. Pemprov DKI harus meyakinkan dengan membalas argumentasi DPRD DKI,” tandasnya.[Beritajakarta]
Biarin aja pak, biar Organda dll sendiri yg demo ke DPRD, soalnya dewan aneh2 permintaannya, harus janji dulu ada perbaikan pelayanan penumpang dsbnya, sedangkan mereka tahu, naik karena terpaksa, gara-gara BBM naik, lagi pula dewan juga tahu kedepannya angkot, kopaja, metromini yg bobrok akan diganti dengan yg baru dan ber-AC dan pakai e-ticketing.
Organda mah masa bodoh, ga ada tarip resmi , juga bisa tarik ongkos semau sopir angkot, yg rugi rakyat pengguna angkot!!!
Pak Jokowi ga usah ngemis-ngemis ke DPRD, biarin aja!! Fokus sama proyek yg harus dibenahi, jangan berikan seperakpun untuk anggota DPRD yg ngeyel….
makin diliat makin bodoh wakil rakyat DKI ya…kasian yg dulu milih mereka utk duduk diparlemen…apa dgn penambahan bus transjakarta, penggantian kopaja yg baru pembangunan MRT dan monorail gak cukup janji seorang pemimpin DKI…makin keliatan kalo Partainya SBY punya legislatif gak berbobot dan kalo boleh istilah kasarnya BODOHHHHH….saran saya kalo besok partai mau calonkan calegnya wong di fit & proper test lah…jgn kayak yg kayak alay dan sibotak dungu itulah…malu diliat internasional kok negara punya dewan bodoh2…
Pak, boleh saran?
Bbm tidak perlu ada subsidi
Seluruh angkutan kota kelas ekonomi di gratis kan, gunakan uang subsidi bbm utk gaji dan bbm bus angkot. Yg naik angkutan ekonomi pasti org miskin. Jadi subsidi tepat sasaran.
Masyarakat demo karena biaya transportasi yg tidak sesui dengan penghasilan yg di dapat.
Bensin sebagian besar cuma buat transportasi, ngak ada yg lain, jadi ngak masalah. Yang tidak sanggup beli bensin, jual aja mobil, naik motor, masih juga ngak sanggup, naik aja bus ekonomi gratis.
Wahai anggota dewan yang terhormat, janganlah menutup mata dan telinga karena supir angkot juga rakyat indonesia jangan memecah belah penumpang dan supir, bijaksanalah dalam bertindak. Semoga dosa-dosa anggota dewan akan mendapatkan balasan yang setimpal.