Basuki Minta Parkir Pinggir Jalan Segera Ditindak Tegas

11
201

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk menilang kendaraan yang berhenti di pinggir jalan. Parkir sembarangan itu biasa dilakukan oleh pengendara yang berbelanja pada pedagang kaki lima di badan jalan.

“Motor sama mobil yang berhenti untuk belanja di jalan akan kita tilang. Kita minta bantuan polisi,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Basuki yakin, cara itu dapat mendorong PKL agar mau masuk ke dalam gedung pasar yang sudah disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI. Menurutnya, cara itu akan mencegah pembeli datang ke PKL yang menggelar lapak di jalan sehingga mereka sulit mendapatkan untung.

“Saya juga kalau beli barang di Pasar Gembrong beli mainan untuk anak saya, lebih suka berhenti (di pinggir jalan), terus beli. Kalau saya dikejar polisi, saya pindah ke depan. Manusiawi itu,” kata Basuki.

Meski demikian, Basuki meminta agar petugas penertiban menindak tegas para pengengara yang parkir sembarangan itu. Jika tidak, kata Basuki, maka kemacetan akan terus menghantui Ibu Kota.

Basuki menyebutkan, tarif parkir on street harus dinaikkan untuk mencegah pengendara parkir di jalan raya. Ia berharap hal itu dapat mengubah kebiasaan pengendara untuk tidak memarkir kendaraannya di jalan.

“Operator swasta juga akan membangun parkir-parkir di dalam gedung. Nanti akan terintegrasi dengan mesin parking sistem yang mau kita pasang. Ini dalam rangka menuju ke sana,” kata Basuki.[Kompas.com]

Terkait: Bikin Macet, Puluhan Kantor Ekspedisi di Tanah Abang Disegel

11 COMMENTS

  1. parkir dipinggir jalan sebaiknya hanya untuk tempat2 tertentu saja misalnya jalanan yg masih banyak rukonya misalnya sepanjang gajahmada dan hayam wuruk ataupun daerah lainnya itupun hanya tempat2 tertentu saja dan untuk bila tempat yg dilarang parkir sebaiknya dipasangin rambu dilarang parkir dan bagi yg melanggar dikenakan sanksi tilang atau denda. kalo sekarang ini masih begitu banyaknya parkir liar sembarangan dipinggir jalan itupun karena ada yg mengorganisir. seharusnya dari pihak perhubungan dan polisi harus proaktif dan maaf saja apakah mereka ini sudah bertugas dengan baik dan benar atau pura2 tidak tahu? iuran parkirpun kalau dikelola dengan baik oleh pemda DKI ini akan baik sekali untuk meningkatkan pendapatan asli daerah tapi yang kita temuin banyak sekali pemungut parkir liar gak tahu siapa yg menggorganisir. kadang2 aneh disetiap minimarket ada saja yg pungut parkir padahal pemilik lahanya yang punya minimarket. coba tolong ditertibkan. terimakasih

  2. Harusnya Polisi punya ‘pasukan tilang’ yg super banyak, dan pekerjaannya memang keliling terus sepanjang hari menilang yg parkir sembarangan atau yg melanggar lalu lintas. Saya rasa pengasilan negara dari denda tilang akan menjadi luar bisa meningkat.. asal prosedur pembayaran tilang dipermudah tdk berbelit-belit.

  3. Jalan layang yang di depan mal taman anggrek, perlu di buat portal, soalnya hanya dengan rambu tanda truk dan kontainer dilarang masuk, itu percuma aja, karena tetap aja masuk ke jalan layang tersebut.

  4. Bila parkir on street dimahalin, pemerintah harus pula memperbanyak gedung parkir yang murah, agar semua kendaraan motor maupun mobil berminat masuk gedung parkir. Apalagi bila gedung parkir tsb. dekat Halte Busway.

  5. setuju ahok,Tarip parkir di badan jalan yg mahal tdk menyelesaikan sumber macet,tindakan tegas aparat dishub/polisi menilang kendaraan yg parkir dijalan yg diperlukan,sosialisasi pada pemilik rumah,toko,kantor agar tamu/pelanggannya tdk parkir di jalan dan aturan pendirian ruko/kantor harus punya areal parkir yg memadai.bravo JB

  6. Info untuk bapak Jokowi dan Ahok, untuk daerah pasar pagi lama banyak PKLnya bikin macet kalau lewat situ bisa-bisa macetnya 1-2 jam…PKL-PKLnya bayar upeti sama RW dan RT setempat tolong diganti RT dan RW pasar Pagi lama dekat asemka Jakarta Barat. sedang dalam gedungnya lantai 2 keatas banyak yang kosoooong…

  7. Lanjutkan Pak Jokowi atau Pak Ahok. Kalian hanya boleh takut jika semua kebijakan atau peraturan itu untuk kepentingan pribadi semata, tapi tidak untuk kebaikan Jakarta yang lebih besar. Perlu adanya pembatasan kendaraan selama Laju perkembangan jalan di Jakarta tidak merata. Dan sedikit masukan atau saran/ide dari saya;
    – Bagaimana kalau Pemda Membeli lahan disekitar lokasi yang sudah menjadi langganan Parkir sembarang, setidaknya dapat menampung ribuan motor, atau ratusan motor. Maksd saya membeli beberapa bangunan/ruko/ untuk dijadikan area parkir tok bertingkat seperti di Mall Pondok Indah/Lippo karawaci. buat senyaman mungkin dilengkapi CCTV. Untuk mengatasi Penolakan dari bangunan/ruko (pemilik) tawari mereka kerjasama (berupa gambar di plang) bahwa Tempat itu adalah Relokasi dari Bangunan/ruko atas nama2 yang direlokasi lengkap dengan photo bangunan mereka.(alasannya, mungkin yang membuat warga berat untuk direlokasi adalah Sejarah yang tersimpan didalamnya. Tentunya ide pemasangan Plang ini ditambah juga negosiasi harga yang disepakati kedua Pihak. Mudah2an ide ini bisa dikembangkan untuk bisa lebih mudah direalisasikan, atau jika mungkin sudah pernah ada muncul ide seperti ini namun belum pernah direalisasikan, bisa di uji coba. Namun yang penting digaris bawahi adalah, “Warga lebih berat meninggalkan Kenangan yang ada didalam tanah/bangunannya selama mereka ada, dibandingkan persoalan harga, atau kemana mereka harus pergi, tanpa ada kenangan yang dapat dikenang selamanya.” TKS, sukses untuk Jakarta Baru- Indonesia Jaya!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here